16

5K 434 54
                                    


Kelas terakhir akhirnya berakhir. Fakultas Kedokteran menjadi sepi seketika. Satu-satunya orang yang tersisa adalah Phana, Beam dan Kit yang duduk di meja dimana mereka biasanya nongkrong.

Ketiga anak laki-laki itu sedih dan murung. Mereka tidak banyak bicara seperti biasanya. Tak satu pun dari mereka berusaha untuk berbicara.

"Apa yang terjadi pada kita?" Beam adalah orang pertama yang membuka mulutnya. "Apa yang terjadi padamu, Pha?"

"Aku sedih karena Wayo mengabaikanku. Dia bahkan tidak datang untuk menghiburku. " Phana merengek dan melenguh sedih.

"Bagaimana denganmu, Kit?" Tanya Beam.

"Aku sedang sedih karena Ming terlalu sibuk menghibur Wayo. Ini semua salahmu, Pha. Dia menghabiskan begitu banyak waktu dengan Wayo daripada denganku!" Kit memarahi orang yang lebih tinggi darinya itu.

"Ya..ya.. Aku tahu ... Dan bagaimana denganmu, Beam? Kenapa kau begitu sedih?"

"Forth tidak menghubungiku selama dua hari."

Tiga sahabat itu mendesah dan menyandarkan kepala mereka di atas meja, menggunakan tangan mereka sebagai bantal.

"Kita sangat menyedihkan, bukan? " Gumam Beam.

"Benar sekali." Phana setuju dengan Beam. Bahkan Kit pun mengangguk setuju dengan pernyataan Beam.

Diam telah menelan ketiga sahabat itu sekali lagi. Tapi tidak lama kemudian mereka melihat sebuah mobil merah misterius terparkir di dekat tempat mereka dan bagasi mobil terbuka secara otomatis menunjukkan sebuah speaker mobil stereo yang sangat bagus.

 Tapi tidak lama kemudian mereka melihat sebuah mobil merah misterius terparkir di dekat tempat mereka dan bagasi mobil terbuka secara otomatis menunjukkan sebuah speaker mobil stereo yang sangat bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woah! Apa itu?" Kit bertanya karena dia belum pernah melihat yang seperti itu sebelumnya.

"Itu benar-benar hebat! Aku berharap mobilku memiliki sesuatu seperti itu!" Beam berkomentar sambil melompat dari bangku dan mendekat untuk melihat lebih dekat.

"Kenapa mobil itu berhenti di sini?" Phana penasaran juga dan mengikuti Beam ke mobil.

Kit tak ingin dibiarkan sendiri. Dengan cepat dia mengikuti mereka ke mobil.

Ketiga sahabat itu sedang mengagumi speaker ketika tiba-tiba musik keras terdengar dari speaker, membuat mereka kaget dan hampir mengalami serangan jantung. Mereka terkejut tapi tidak bisa dibandingkan dengan kejutan yang mereka terima setelah itu.

Mereka dikejutkan oleh suara-suara familiar yang keluar dari speaker dan mereka terkejut ketika Wayo, Ming dan Forth muncul dari mobil dengan mic, menyanyikan sebuah lagu untuk mereka, diiringi oleh musik yang terdengar dari speaker.

Tak satu pun dari tiga sahabat itu yang bersuara. Tapi kemudian, tawa mereka meledak saat mereka melihat kekasih-kekasih mereka memberi gerakan lucu kepada mereka saat menyanyikan lagunya.

Setelah lagu berakhir, Wayo, Ming dan Forth cepat meraih buket mawar masing-masing dari mobil untuk diberikan kepada kekasih-kekasih mereka.

Phana adalah orang pertama yang menerima buket dari Wayo yang datang dengan kartu. Dia membuka kartu itu dan senyumnya mulai terbentuk di wajahnya saat dia membaca kata-kata yang tertulis di kartu itu.

'Maukah kau datang ke kamarku malam ini dan membawaku ke surga?'

"Kau tahu aku akan datang .." Phana memeluk Wayo-nya yang langsung memerah.

Ming tertawa setelah melihat bagaimana reaksi Wayo, lalu bergegas berlutut untuk memberikan bunga pada Kit. "Maafkan aku telah mengabaikanmu selama dua hari ini, dan karena itu, aku akan menjadi budakmu akhir pekan ini untuk menebusnya."

"Budak? Aku sangat suka itu ..." Kit tertawa dan memeluk Ming erat-erat.

Sekarang, giliran Forth untuk memberikan buket ke Beam. Dia membungkuk dan mencium ringan bibir Beam sebelum dia memberikan buket itu kepadanya.

"Apa aku sudah menyelesaikan tugasnya?"

"Kau telah membunuh dua burung dengan satu batu. Kau membuatku terkejut dan tertawa pada saat yang bersamaan. Tidak buruk." Beam tertawa dan meninju ringan lengan Forth. "Tapi aku ingin tahu, ide siapa ini?"

Ming dan Wayo menunjukkan jari mereka ke Forth.

"Syukurlah itu idemu. Jika tidak, aku tidak bisa mengatakan bahwa kau telah menyelesaikan tantangan. Tapi, mobil siapa itu?"

"Mobil temanku." Jawab Forth sambil menarik Beam ke pelukannya.

"Mobil yang bagus .."

"Baiklah, guys. Sebenarnya aku masih ingin di sini, tapi aku dan Wayo harus pergi ke suatu tempat. Jadi, sampai jumpa besok. Ayo kita pergi, Wayo." Phana meraih tangan Wayo dan menyeretnya untuk meninggalkan gedung.

"Ayo kita pergi juga, P'Kit."

"Oke, budak. Sampai jumpa Beam, Forth. Kita juga pergi." Kit berseru sebelum dia dan Ming melangkah kembali ke meja untuk mengambil tas Kit.

"Bagaimana dengan kita?" Beam bertanya kepada Forth dengan malu.

"Aku tidak bisa malam ini. Aku harus pergi ke suatu tempat. Tapi begitu aku kembali. Aku berjanji akan membawamu ke mana pun kau ingin pergi. Bahkan ke surga sekalipun." Forth berkata sambil tersenyum lebar.

"Tapi kemana kau akan pergi?"

"Aku akan memberitahumu ketika aku kembali. Tunggu aku, oke." Forth mencondongkan tubuh dan mencium Beam sekali lagi sebelum memeluknya erat-erat untuk mengumpulkan semua kekuatan yang bisa dia dapatkan untuk misi malam ini.


*eaaaa..ga sabar nungguin dedek kornknock malam ini *ehh  :v

I THINK I'M ADDICTED TO YOU (ForthBeam Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang