Beam meringkuk nyaman di dada Forth dengan senyum kecil menghiasi wajah nya. Punggungnya sedikit sakit setelah melakukan hubungan seksual pertama mereka karena mereka melakukannya tanpa persiapan apapun, namun ia masih bisa menahan rasa sakit tanpa masalah. Itu tidak menyakitkan seperti yang dia kira. Namun, Beam masih belum bisa percaya bahwa akhirnya dia menyerahkan diri sepenuhnya ke Forth.
Beam tertawa lembut di lengan Forth saat ia memikirkan apa yang telah mereka lakukan di dalam rumah orang tuanya.
"Apa yang lucu?" Forth menatap Beam sambil mengusap punggung Beam berulang kali.
"Tidak ada, hanya merasa kagum dengan keberanianmu 'mengambilku' di rumah orangtuaku. Kau beruntung kamarku berada di lantai atas. Bayangkan saja jika orang tuaku mendengar apa yang kita lakukan." Balas Beam sambil ia memukul ringan dada bidang Forth sebelum menggambar lingkaran di atasnya dengan jari telunjuknya.
Forth terkekeh dan mengencangkan lengannya di tubuh Beam sambil mendaratkan ciuman di atas kepala Beam.
"Hmmpph ... Aku masih di atas bulan. Aku masih tidak bisa percaya bahwa kau milikku." Forth tersenyum puas sambil memeluk pria kecil yang merasa nyaman di dalam pelukannya. Dia akhirnya mengklaim Beam sebagai miliknya dan hanya miliknya.
"Diamlah.. Sekarang kau harus bertanggung jawab padaku." Beam merengek dan cemberut. Dia benar-benar malu karena Forth telah melihat tubuhnya yang telanjang secara keseluruhan.
"Tentu saja, Beam. Aku akan bertanggung jawab karena kau milikku. Aku mencintaimu. Aku tidak akan membiarkan usahaku menjadi sia-sia. Kau prioritas utamaku sekarang." Forth menyatakan dengan percaya diri.
"Tapi Forth, berjanjilah kau tidak akan pernah melakukan hal seperti itu lagi. Jangan membuat dirimu sakit karena aku. Aku akan marah jika itu terjadi lagi." Beam berkata pada Forth sambil mengecup dagu pria itu.
"Aku berjanji, sayangku Beam." Jawab Forth sambil menatap sayang pada Beam-nya.
"Ayahku benar. Kau memang orang yang baik. Aku sangat senang bahwa kau milikku." Beam menyatakan dengan bangga.
"Dan aku senang bahwa kau milikku juga." Forth mencondongkan tubuh dan mencium bibir Beam yang bengkak, memijat bibirnya yang licin saat bibir mereka terpaut menjadi satu.
"Forth.. Aku akui .. Aku juga tergila-gila padamu." Beam bergumam di antara ciuman mereka.
"Benarkah?"
"Uh huh..."
"Bagaimana itu terjadi?" Forth melepaskan ciuman mereka untuk membiarkan Beam berbicara dengan mudah.
"Semuanya dimulai dengan ciumanmu, Kau telah menyihirku dengan ciumanmu." Jawab Beam malu-malu.
"Aku tidak pernah tahu bahwa ciumanku telah menyihirmu. Jadi, itu sebabnya kau tidak pernah menolak ciumanku." Forth akhirnya mengerti. "Hmm ... kalau begitu, mungkin aku harus menciummu lebih sering untuk membuatmu menyerah padaku sekali lagi."
"A..apa maksudmu?"
"Aku ingin melakukannya lagi." Forth berbisik di telinga Beam. "Bisakah?"
"Err ... Aku tidak tahu. Kenapa kau tidak menciumku dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya .." Beam gumam malu-malu.
Forth terkekeh dan mulai mencumbu kekasihnya.
*Apa!! Mau protes?? Iya..iyaaa?!
Sini cipokin satu-satu :-*
KAMU SEDANG MEMBACA
I THINK I'M ADDICTED TO YOU (ForthBeam Fanfict)
Fanfic"Woah! Forth bisa menyanyi ... aku terkesan." Beam berkomentar sementara matanya terpaku pada Forth dan penampilan panggungnya yang membuat Beam terpana. "Pha..aku rasa seseorang telah tersihir oleh Forth." Kit menyenggol lengan Phana dan menunjuk B...