Kenapa harus dia?

72 13 1
                                    

Allena memasang Earphone dikedua telinganya. lagu Too Good At Goodbyes; Sam Smith menemani siangnya.

Allena duduk disamping tempat tidurnya.

Tak lama handphone Allena bergetar menandakan adanya telephone yang masuk.

Arkan Ardinata Putra

"Hallo" Suara serak khas ala Arkan mulai terdengar.

'Kenapa?'

"Lo dimana al? Bisa gak ketemuan lagi di cafe sebrang sekolah?"

'Gatau'

"Kalo enggak, gue kerumah lo aja deh. Abis itu ke cafe bareng"

"20 menit lagi gue kesana"

'I-iya'

Arkan mematikan sambungan telephonenya.

Allena makin tidak mengerti dengan semua yang terjadi pada Arkan.

Baru kemarin Arkan bersikap seolah-olah dirinya seorang yang berbeda dan berbicara seperlunya.

Tetapi kali ini, Arkan seperti biasanya.

Dia tuh kesurupan apa gimana si? Aneh banget. Batin Allena semakin penasaran.

Allena bersiap-siap dan langsung turun untuk menunggu Arkan diruang tamu.

Sekitar 5 menit allena menunggu diruang tamu dan Arkan tak kunjung datang.

10 menit

15 menit

30 menit dan Arkan belum datang juga.

Allena duduk dan menyalakan televisi. Tak sadar Allena pun tertidur dengan pulasnya.

Alasannya, karena menunggu Arkan yang tak kunjung datang menjemputnya.

Ponsel Allena pun berdering dan membangunkannya yang sudah terlelap kurang lebih 1 jam itu.

Allena mengangkat telephone dengan setengah sadar.

'ha-halo ini siapa ya?' Suara Allena masih terdengar sangat serak. faktor utamanya, karena ia baru saja bangun tidur.

Allena langsung sadar mendengar perkataan seseorang yang baru saja menelephonenya.

'Sa-saya kesana sekarang' Allena langsung pergi dari rumah tanpa berpamitan kepada siapapun.

Ia menyusuri lorong-lorong rumah sakit untuk mencari keberadaan seseorang.

Kamar 301. Allena memasuki ruangan itu.

Disana sudah ada seorang lelaki yang terbaring lemah dengan alat medis di sekujur tubuhnya.

Air mata allena tak terbendung lagi, ia tak tahan melihat ini semua.

Allena merasa sangat kacau dengan pikirannya sendiri.

Ia menghapiri lelaki yang terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit itu.

'Lo kenapa bisa kaya gini?' Allena merasa sangat sesak dengan pemandangan yang ada di hadapannya ini.

'Bangun dong'

'Lo gaboleh kaya gini..' Suara allena melemah.

Allena menggenggam tangan lelaki itu. Mencoba memberitahu bahwa ia ada disamping lelaki itu.

DiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang