Setelah vino mengantar allena pulang, allena hanya sibuk mencari kegiatan untuk tidak memikirkan tentang kejadian tadi siang.
Tiba-tiba saja ponsel allena berdering
arkan ardinata putra
'Hallo'
"Lo kemana aja si?! Lo tau gasi kalo gue panik setengah mampus nyariin lo tapi gaketemu-ketemu" Oceh arkan dari sebrang sana.
'Bawel deh'
"Tuhkan. Emang lu doang al yang gamau diperhatiin sama cowok"
'Yaudah iya'
"Lo dimana sekarang"
'Dirumah lah. Mau kemana lagi'
"Gue kesana"
'Ja-'
Tut...tut...tut Allena belum memberikan arkan izin tetapi arkan sudah memutuskan panggilannya.
'Emang dasar gapunya sopan santun' allena mendengus sebal.
Tak selang beberapa menit arkan kembali menelphone allena.
'Apaansi elah'
"Turun bego gue diluar"
'Siapa yang ngebolehin lo kesini emang?' Ujar allena ketus
"Et al gue khawatir banget sama lo, turun sebentar aja. Gue cuma mau liat muka lo doang. Kalo gue udah liat lo baik-baik aja gue langsung pulang ko janji" Ujar arkan dengan suara melasnya.
'Yaudah bentar'
Allena keluar dari kamarnya dan segera menyusul arkan yang sudah berada di depan rumahnya.
Allena membuka pintu rumahnya dan melihat arkan yang berkutik dengan ponselnya.
'Ehm'
"Lama banget si! Gatau disini banyak nyamuk apa?!"
'Yaudah gue naik lagi aja' Seketika arkan langsung menarik allena dan mencegahnya kembali masuk kedalam rumah
'Modus aja si pegang-pegang' allena menepis tangan arkan.
"Jadi cewek gabisa halus dikit ya?"
'Kalo gabisa kenapa? Masalah buat lo?!' Allena kembali menatap arkan tajam
"Kan niatnya gue cuma mau liat kondisi lo al kenapa jadi lo marah-marah sama gue si"
'Okok im sowy' ujar allena mengangkat jarinya membentuk 'peace'
"Sok manis" Kini arkan membalas allena dengan ketus
'Ribut yu kan'
"Ayo al" Tanpa aba-aba arkan menarik hidung allena dengan sangat kencang dan ia berlari menghindar dari allena.
Allena terus mengejar arkan untuk membalas dendam tapi kenyataannya arkan lebih lincah darinya.
Arkan terus saja menjulurkan lidahnya untuk menggoda allena