*****
"Tapi enggak untuk gue. Mendingan gue milih mati bunuh diri daripada pacaran sama lo. "ketus Ify."Hati hati sama perkataan loh, Fy. Bisa aja sekarang lo ngomong gitu, tapi nanti siapa yang tau? "goda Rio membuat Ify mendelik kesal.
"Serah lo deh ya, gue benci banget sama lo." ketus Ify kemudian meninggalkan kantin.
******
Ify kembali ke kelas dengan mood yang hancur. Dia mendumel tidak jelas, sampai akhirnya Sivia datang menghampiri Ify."Fy, gue tadi gak lihat lo di kantin. Tapi kak Rio nya masih ada. Lo diapain sama dia?" tanya Sivia.
Ify menghembuskan nafas kasar, "Vi, bisa gak sekarang jangan bahas tentang dia? Gue lagi males."
Sivia mengangguk mengerti. Ia tidak perlu memaksa Ify untuk bercerita, karena nanti gadis berdagu tirus itu akan menceritakan masalahnya sendiri.
*****
Pulang sekolah telah tiba. Kelas sudah kosong, menyisakan 2 gadis yang masih membereskan perlengkapan sembari mengobrol."Fy, tadi lo bilang lo pulang bareng gue. Jadi, gak? "tanya Sivia mengingatkan.
"Dia pulang bareng gue." suara seseorang dari ambang pintu membuat Ify dan Sivia menoleh.
Ify menatap Rio dengan tatapan tidak suka, kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Gue bareng lo, Vi. Lo dijemput sopir, kan?" ucap Ify tanpa mengabaikan Rio, sedangkan Sivia mengangguk.
Rio masuk ke dalam kelas kemudian menarik tangan Ify, namun segera di tepis oleh Ify.
"Gue gak suka ya, cowok yang suka seenaknya sama semua orang. Kalau gue gak mau jangan dipaksa, lah." ucap Ify dengan nada kesal.
"Ify biar gue yang anter pulang. Lo tenang aja, sahabat lo bakal aman sama gue." ucap Rio pada Sivia.
Sivia hanya mengangguk saja, kemudian segera meninggalkan Ify dan Rio.
"Ayo pulang bareng gue. "ajak Rio, lagi lagi Ify menolak.
"Gue bisa pulang sendiri. Gak usah sok baik dan sok peduli sama gue, gue gak suka." kata Ify kemudian segera berlalu.
******
Sudah 1 jam lamanya Ify menunggu bus di halte dekat sekolah. Dan selama itu juga lah Rio menemani Ify menunggu bus, agar gadis itu tidak kesepian."Fy, ini udah jam 5 sore. Mau sampe kapan lo nunggu disini? Ini juga udah mendung, bentar lagi hujan. Lo gak mau gue anterin?" tawar Rio lagi.
Ify tidak menjawab, ia masih sibuk menatap jalanan dan sesekali melirik jam tangannya.
"Gue udah nawarin, kalau lo gak mau juga gapapa. Gue cuman gak mau kalau lo nunggu sendirian disini, udah mau hujan pula. Yaudah, kalau gitu gue duluan ya." Rio memakai helm nya, kemudian segera melaju pergi.
Ify hanya menatap motor Rio yang sudah mulai menjauh. Kemudian, gadis itu kembali menunggu. 30 menit kemudian, hujan turun dengan lebatnya. Ify yang tidak memakai jaket segera mencari tempat untuk berlindung.
"Yahh, basah kehujanan deh. Mana gue gak bawa jaket lagi." keluh Ify sambil menahan kedinginan.
Tak beberapa lama, sebuah jaket tersampir di tubuh Ify. Gadis itu menoleh, dan ia melihat sosok Rio berdiri disebelahnya dan menatapnya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
"Kan gue udah bilang, cuaca lagi mendung dan mau hujan. Lo sih, ngeyel banget." ujar Rio.
"Ngapain lo disini? Gue gak butuh lo." lagi lagi Ify bersikap jutek pada Rio.

KAMU SEDANG MEMBACA
He Is The Troublemaker ✔ [END]
Novela JuvenilIfyna Keshya, nama cantik yang merupakan wanita beruntung di SMA Garuda. Wanita yang mampu meluluhkan seorang Ferio Alvaro, si pembuat onar di sekolah yang sangat terkenal akan kenakalannya. Namun siapa sangka jika pembuat onar itu memiliki wajah y...