Part 05

2.9K 160 4
                                    

******
Ify sedang berbaring di kamarnya sambil menatap langit-langit kamar.

Tok.. Tok..

"Ify, itu Rio udah nunggu kamu di depan. Katanya mau ngajakin kamu jalan, siap-siap gih." ujar sang mama.

Ify mengerutkan kening, namun tetap melaksanakan perintah. Ia segera berganti pakaian kemudian turun untuk menemui Rio.

"Hai, Yo." sapaan terlontar dari bibir Ify saat melihat Rio.

Rio membalas sapaan Ify, kemudian mereka segera pamit pada kedua orangtua Ify.

"Lo mau ngajakin gue kemana sih, Yo? "tanya Ify.

"Lo belum makan, kan? Pasti laper, ya? Kita makan dulu ya." ajak Rio.

Ify mendengus kesal karena Rio tidak menjawab pertanyaannya. Sedangkan Rio hanya tersenyum tipis melihat raut wajah Ify.

"Gak usah ngambek gitu, dong. Nanti lo juga tau mau kemana." kata Rio agar tidak memperpanjang masalah.

"Iya, iya." kata Ify pada akhirnya.

Mereka segera sampai di rumah makan sederhana, namun keduanya tidak mempermasalahkan hal itu. Segera saja mereka memesan makanan kemudian menikmatinya.

*****
"Fy, kita udah sampe." ucapan Rio membuat Ify terbangun, kemudian mengucek-ucek matanya.

Gadis itu melihat pemandangan sekitar, kemudian terkejut. Sebuah danau yang bersih dengan pemandangan yang menakjubkan.

Kupu-kupu beterbangan mengitari mereka. Ify terkagum-kagum dengan pemandangan yang disuguhkan.

"Fy, duduk dulu. Jangan berdiri terus." ujar Rio sambil menepuk nepuk tempat duduk disebelahnya agar gadis itu bisa duduk.

Ify mengiyakan perkataan Rio, kemudian melangkah mendekati pria itu. Sesaat kemudian mereka hening, tidak ada yang memulai pembicaraan.

Tes.. Tes.. Tes..

Rintik-rintik hujan mulai membasahi permukaan bumi.

"Yah, malah hujan. Fy, ayo kita pulang. Nanti lo bisa sakit." ajak Rio.

"Bentar lagi aja, Yo. Gue masih mau disini, suasananya tenang banget." tolak Ify.

Rio tidak bisa memaksa Ify untuk kembali, jadi dia tetap duduk disebelah Ify. Hujan semakin lebat, membuat tubuh kedua insan ini basah kuyup.

"Ini udah seminggu, Fy." kata-kata Rio membuat Ify menoleh kesamping.

"Dan waktunya lo nentuin pilihan lo."

"Apa selama seminggu ini lo nyaman sama gue? Kalau iya, lo bisa terima gue. "

"Tapi kalau enggak, gue siap pergi dari kehidupan lo dengan berat hati."

Ify hanya diam, tidak berniat menjawab. Hatinya perih dan tidak terima Rio akan meninggalkannya.

Jadi, bagaimana dengan perasaan Ify yang sebenarnya? Gadis itu merasa nyaman dan terlindungi saat berada di dekat Rio. Dan sejak itu, ia sering tersenyum sendiri mengingat kejadian yang pernah mereka lalui bersama.

"Gue tau jawaban lo, Fy. Lo pengin gue pergi, kan? Oke, mulai sekarang gue gak akan ganggu lo lagi." dengan pasrah, Rio berdiri kemudian berbalik.

"Gue gak bilang kayak gitu." ujar Ify singkat dan cepat.

Rio menoleh dan berbalik, tidak mengerti dengan ucapan Ify.

"Kenapa, Fy? Bukannya lo gak jawab pertanyaan gue? Itu tandanya lo nolak gue, kan? Lo gak suka kalau gue ikut campur masalah lo. Karena itu kemauan lo sendiri, gue memang harus pergi dari jalur kehidupan lo."

He Is The Troublemaker ✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang