BAGIAN KE SEPULUH "B"

20 4 5
                                    

~Happy Reading~

Aku pun langsung melanjutkan jalan ku, dan tidak menghiraukan ocehan mamah ku yang gila itu.

Aku berjalan menuju makam ayah ku, jarak nya agak jauh, bisa di tempuh dengan sepeda motor atau kendaraan umum seperti angkot, tapi aku tidak mau naik angkot, bukan nya aku gengsi atau pelit, tapi kalau naik angkot ongkos nya sekali naik biasa nya tiga ribu rupiah, bagiku, uang tiga ribu rupiah itu sangat berharga, jadi aku tidak naik angkot, karna aku masih punya kaki, lagi pula kalau jalan kaki mungkin aja badan aku bisa kecilan dikit, hehehe.. itu menurut ku.

Aku terus berjalan, sesekali aku berhenti untuk duduk sebentar, dan melanjutkan nya lagi, hari mulai sore, suara azan ashar pun terdengar oleh ku, dan tak lama aku pun sampai ke makam ayah ku, dengan keringat yang bercucuran.

TPU ini sangat sepi, tapi aku adalah cewe yang pemberani, aku tidak takut kepada siapa pun kecuali pada tuhan ku.

sebelum ke tempat makam ayah, aku membeli bunga dulu untuk makam ayah ku. setelah selesai membeli bunga aku langsung menuju makam ayah ku.

Setiba nya di makam ayah ku, aku mulai berbicara sendiri seperti orang gila.

"Assalamu'alaikum ayah"
ucap ku.

Aku jongkok, dan mulai mencabuti rumput liar dan membuang daun² kering yang berada di atas makam ayah ku.

"Uhh.. anggita kangen bangett nih sama ayah" ucap ku.

Aku Cinta Kepadamu Apa Adanya [DI TUNDA SEMENTARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang