David berlari mengahmpiriku. nafasnya terengah-engah. "Minta uang, dong! uangku habis, nih!" "Dav? kamu beli apa saja?! kok uangnya sudah habis saja?!" "Eh... aku traktir teman-teman sekelas, dalam rangka menang taruhan... dan... banyak yang belum kebagian!" "Konyol banget Dav!" aku melemparkan uang lima dolar ke arah David. "Lima dolar?! Cath, ayolah..." "Maaf, hanya itu yang kupunya!" kataku sambil berjalan menjauh.
"Hey! David Henley! You want 50 dollar?! come here first!" seru sebuah suara yang nggak lain adalah Niall. anak itu bersandar di loker anak kelas 9. dasar kakak kelas. dia kan sudah kelas sebelas! sama sepertiku! -___-v
-02.00 PM-
"Caaath!" seru David lagi. "Apa lagi, dav, sudah cukup untuk hari ini!" "Maafkan aku, Mr. Jefrey tidak bisa menjemput kita, dan gue ada acara. pulang sendiri, ya, Cath! lu kan udah kelas 11!" kata David. tuhkan dia ngomongnya gue-elu!
sebelum aku sempat menjawab, david berlari pergi meninggalkanku. ugh! dasar adik menyebalkan! aku harus gimana ini? aku nggak terbiasa pulang sendiri. memang aku terbiasa hidup elite, jadilah begini. aku memberanikan jalan sendiri ke halte bis, dan cuaca udah mulai nggak beres aja. mendung maksudnya. and, I have no umbrella! dan halte ini jaraknya sudah terlalu jauh dari sekolah. lagipula sekarang sudah sore, dan aku yakin tidak ada orang lagi disitu. jujur deh, aku ingin menangis rasanya! mana bisnya nggak dateng-dateng, lagi! Ugh!
"Cath? belum pulang?"
"N... Niall?! ehm.. jelas-jelas aku belum pulang! nggak bisa lihat apa?" hihi aku kasar banget yaa-__-
"Kamu mau pulang naik bis?" tanyanya dengan muka ragu. "Hem," gumamku singkat. "Cuacanya tidak baik, Cath! Aku tahu kamu tuh nggak biasa naik bis, apalagi sendiri. Mau bareng aku?" tanyanya dengan muka menunduk. aku pengen saja bilang iya, karena aku nggak pernah naik bis sendiri, dan bukan karena aku salah satu dari fans-fans Niall.
"Terserahlah, tumben baik, Niall? nggak biasanya lu begini sama fans-fans lu yang segedubrak itu?!"
"Heh, jangan sombong dulu! Aku mau nganterin hanya karena mama kita sahabat, ya!" kata Niall dengan muka awkward. aku tahu itu dia berbohong. alasannya kurang nyambung, sih! tapi aku gak mau memperpanjang urusan.
"Yasudah kalau begitu ayo," kataku. Niall mengajakku ke mobilnya. Aku mengikutinya. wow. Niall nyetir mobil sendiri! padahal dia baru kelas 11!
"Niall, are you sure this is safe? I mean.."
"Aku tahu, belum cukup umur, kan? tenang saja, Cath, aku sudah belajar, dan aku nggak akan sering-sering. aku tahu ini nggak baik," Niall tersenyum dan memakai kacamata hitam. ia membuka kancing kemejanya. untung dia masih pake kaos hehe -..- dan sekarang gue tau apa yang diliat fans-fans Niall. dia cool banget! apalagi kalo senyum! bikin melting hehe! tapi.. nggak! gue nggak boleh suka sama Niall. kasian fans-fansnya yang lain. #eh.
Lagi, Niall menepati janjinya. dia nyetir dengan benar dan enak banget. nggak asal-asalan seperti kebanyakan remaja lainnya. dan aku nggak sadar dari tadi aku ngeliatin Niall terus...
"Cath? you OK? why do you stare at me like that?!" kata Niall sambil tersenyum memperlihatkan sederetan gigi putih bersih.
"Why I stare at you? I stare at.. mm.. your watch! it's so cool!" kataku setengah berbohong. jamnya Niall emang keren banget, kok!
"This? you want this? I can buy some for you, if you really want," kata Niall. hah! apa-apaan sih ini anak?!
"Baiklah, kita bisa omongin nanti! sekarang, serius nyetir aja dulu!"
Niall mengangguk sambil tersenyum. Asdfghjkllll
<<15 MINUTES LATER>>
"Arrived. Thanks, Niall!" Aku mengambil tasku dan keluar dari mobil. "Okay, see ya tomorrow!" Niall melambaikan tangannya. aku mengangguk dan segera masuk ke rumah.
"Hai, Cath! pulang sama siapa tadi?" sapa David.
"David?! ngapain lu disini?! bukannya ada acara ya?"
"Hehe, acaraku cuma ke toko buku sama Zack!" David menjulurkan lidahnya.
"Ugh! hanya Zack?"
"Iya. kenapa?"
"Kalau hanya Zack, aku ikut saja sebentar! Aku kan sudah kenal baik dengan Zack kayak kamu kenal Bella gitulah! tau gitu aku nggak harus pulang sama Niall!"
"Oh, ternyata pulang sama Niall..." David mengangguk dan tersenyum jail. aku diam saja dan langsung ke kamar.
aku segera menelepon Bella dan menceritakan tentang Niall, dan itu langsung buat Bella histeris. setelah selesai menelepon bella, aku melihat LED blackberryku. ada bbm masuk dari....
to be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
First, Last, Everything.
FanfictionCatherine Jennifer Henley idak menyangka kalau apa yang selama ini ia anggap mustahil, bisa menjadi kenyataan. Kenyataan yang awalnya pahit lama-kelamaan menjadi momen-momen indah dan sulit dilupakan.