1st October

12 2 3
                                    

Man spoke better with action, not words

●●●

"Arisu-nee!!" Seorang gadis berlari menuju Arisu dan memeluknya erat.

"Heh? Claris-chan?"

"Arisu-nee! Maafkan sikapku yang dingin waktu itu!" serunya meminta maaf. Claris mendongakkan kepalanya dan terlihat matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Etto, sikap apa?" tanya Arisu dengan wajah polos. Ia tidak menyadari sikap Claris pada saat berkunjung ke rumahnya.

"Ehm, ti-tidak jadi kalau begitu. Nah, Arisu-nee, ini!" Claris memberikan sebuah kertas kecil yang dilipat.

Arisu menerima kertasnya dengan ragu-ragu, lalu belum sempat ia bertanya, Claris sudah hilang dari hadapannya. Arisu mengerjap-kerjapkan matanya dan kebingungan.

"Are?"

Tidak tahu harus mengejarnya atau tidak, Arisu memutuskan untuk membaca tulisan yang tertulis rapi di kertas itu.

"Back to the yours. Find it."

"Apa maksudnya?" tanya Arisu pada dirinya sendiri. Ia berpikir keras, tetapi otaknya tidak dapat bekerja dengan baik dan menemukan jawabannya.

Arisu melihat ke sekelilingnya dan tidak menemukan seorangpun di koridor.

"Maklum saja, hari sudah sore. Tidak ada yang berada di sekolah lagi," gumam Arisu dengan wajah lesu.

Arisu menghela napas.

"Arisu tidak bisa menghubungi Lily-chan. Sei-chan juga sedang sibuk dengan penemuannya. Tidak ada yang bisa Arisu minta tolong." Arisu cemberut dalam posisi berjongkok. Ia menuliskan sesuatu di atas lantai menggunakan jari telunjuknya.

"Hiks, Arisu sendirian. Apa Arisu pulang saja? Tapi Claris memberiku teka-teki yang harus kuselesaikan." Arisu bimbang, tetapi akhirnya ia memutuskan untuk menyelesaikannya dahulu.

"Yosh! Arisu tidak akan pulang sebelum menyelesaikannya!" Dengan tekad yang kuat, Arisu berlari kecil menuju kelasnya untuk mengambil tasnya.

---

"Tas, tas, tas, tas, tas!" Arisu mencari tasnya sesampainya di ruang kelasnya.

"Ketemu!" Arisu menyambar tasnya dan selembar kertas jatuh dari dalam tasnya.

"Apa lagi ini?" Ia memungut kertasnya dan mulai membaca isinya.

"Fulfilled. Goes to another. You know? Medical."

"Aha! Kalau ini, Arisu tahu!"

Gadis itu segera berlari secepatnya menuju suatu ruangan di lantai dua. Rambutnya terurai dan angin iseng meniupnya kesana kemari. Tas yang ia bawa hampir saja dijatuhkan.

Langkah kakinya terhenti tepat di depan sebuah ruangan. Napasnya terengah, tetapi ia tidak peduli dan segera membuka pintunya, lalu memasuki ruangan.

"Ugh, bau obat-obatan!" gerutu Arisu saat memasuki klinik kecil di sekolahnya.

Bau obat menyengat langsung tercium saat seseorang memasukinya. Walaupun begitu, klinik adalah salah satu tempat favorit para murid untuk membolos.

Sebuah kertas terlipat diletakkan di atas salah satu kasur, terlihat jelas oleh Arisu. Ia berjalan menuju kasur di yang berlawanan dari tempat berdirinya, lalu meraih kertas dan mulai membacanya untuk kesekian kalinya.

"Longest not shortest. Largest not smallest. Favourite spot not boring. What is it?"

"Kali ini lebih panjang. Sejak kapan Claris-chan menjadi pintar membuat teka-teki seperti ini?"

It's All UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang