2: Sial&tetangga

364 37 34
                                    

Bulan turun dari tangga, sambil menggendong tasnya dipunggung. Ia berjalan gontai menuju ruang makan dimana keluarganya berada.

Mamanya terlihat sedang duduk disamping papanya, yg sedang makan, sambil membaca koran. Ia melangkah dan memilih duduk disamping kakak ke-4nya Fadhil.

"Ah, Bulan kamu nanti dianter anak tetangga sebelah ya!"ujar mamanya, saat bulan sedang menyendokkan nasi ke piringnya.

"K..kok.. gitu?"tanya Bulan ,kaget mulutnya membuat huruf O kecil, sambil menengok ke mamanya, "Tunggu, kita punya tetangga?"

"Udah lama kali lan.. " Netta memandang malas, kepada adiknya yang selalu memdekam di kamar setelah putus dari Dimas, "Lo nya aja yang mendekam dikamar, kek lagi bersemedi aja sih. Dasar manusia Galon"

Cibiran Netta membuat, Bulan mengerucutkan bibirnya dan mengembungkan pipinya.

'Sialan' batin Bulan kesal.

Bulan tadinya berniat membalas perkataan menyakitkan dari kakaknya itu, namun ia mengurungkan niatnya.

'Tunggu... pantes, lampu kamar sebelah gue. Nyala kemaren' batin Bulan.

Bulan menyendokkan nasi yang ada dipiringnya kedalam mulutnya.

"Ma.. pa.. aku berangkat dulu ya.."ujar Reza kakak pertamanya, Reza beranjak dan salim kepada kedua orang tuanya.

" Ah, Bulan sorry hari ini gue gak bisa nganterin lo dulu. Ada lomba basket, antar kampus"ujar kakaknya minta maaf kepada Bulan, karena biasanya memang Reza yang mengantar bulan kesekolahnya.

Bulan ternganga mendengar perkataan dari Reza, yang benar saja? Harapannya kini beralih kepada Erza kembaran dari Reza, kakak ke-2 Bulan. Erza melihat ke arah jam, yang ada dipergelangan tangan kanannya.

"Ah!! Telat, Ma, Pa berangkat ya! Assalamualaikum" ujar Erza sambil, mengambil kunci mobilnya.

'Sial'

"Oh, anak tetangga kita cowo loh Lan!! Namanya... namanya..." ujar mamanya sambil mengingat-ingat, nama anak tetangganya.

"Arka, mah namanya, teman lamanya Bulan juga kalo gak salah,"ujar Fadhil," Kalo gak salah.. satu SMP sama lo, pas masih diBandung."

Bulan tersedak mendengar hal itu, Watdafak? Cinta pertamanya, jadi tetangga? Really? Ah... rasanya malu sekali ketika Bulan mengingat kejadian itu, kejadian dimana ia menyatakan perasaanya ke Arka, dan Arka menolaknya.

Setelah itu, ia disindir habis-habisan oleh orangnya. Arghh!! Malu banget.

Fadhil melihat jam dipergelangan tangannya, "Ah jam segini, rapat OSIS." Fadhil salim, ke kedua orang tunya dan pergi menaiki motor.

Saat ini juga ia berharap bahwa ia belum putus dengan Dimas, karna biasanya Dimas akan mengantarnya. Tapi yang namanya masa lalu mana bisa diulang lagi kan?

"Kak Netta, dianter siapa?"tanya Bulan kepada, Netta yang sedang bermain Smartphone nya itu. Netta mengalihkan pandangannya dari Handphonenya.

"Sama Fino, ntar dia mau jemput," ujar Netta lalu kembali memainkan Handphonenya. Bulan menghela nafas panjang..

Terpaksa deh.

"Bulan, kamu dianter Arka ya.. dia kan belum tau arah sekolah.. lagian kamu satu sekolah kok, sama dia.."

Wat? Bulan gak salah dengar kan? Satu sekolah? Udah tetangga, satu sekolah lagi? Mimpi buruk macam apa ini? Ya Tuhan!! Bulan merasa ingin mati saat ini juga, mungkin ajal sudah menantinya.

Matahari & Bulan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang