Luckas P.O.V
Ini hari ke dua setelah kejadian kemarin saat supirku menabrak seorang wanita di parkiran, setelah kejadian itu entah kenapa aku tidak bisa fokus bekerja hingga akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke apartment. Kalian pasti bingung kenapa aku lebih memilih apartment dari pada mansion? Jawabannya karena apartment lebih nyaman karena disana hanya ada aku seorang tidak seperti di mansion. Kalau aku pulang ke mansion kepalaku akan pusing dan sepertinya akan meledak karena bundaku pasti akan memberondongiku dengan pertanyaan yang sama, ya ia sangat ingin sekali punya cucu sedangkan aku belum ingin menikah, jangankan menikah kekasihpun aku tak punya sebab aku masih ingin bebas dengan wanita-wanita liar di club sana. Bayangkan saja lelaki mana yg tidak bosan jika terus-terusan di ceramahi seperti itu.
Jam wekerku berbunyi keras di telinga kananku yg membuat aku geram hingga aku meraih dan membanting nya sampai jam itu tak berbunyi, waktu menunjukan pukul 07:15 pagi dan itu sukses membuat mataku terbuka kaget karena pagi ini aku akan ada meeting penting dengan klien. Akupun bangun lalu mandi dengan tergesa-gesa dan berangkat tanpa sarapan sedikitpun.
"kenapa kau tidak membangunkanku hah? " - tanyaku dengan sedikit emosi pada Pedro tangan kananku
"maaf tuan, saya tidak berani saya kira tuan kelelahan " - jawab nya dengan muka datar
"apapun yg terjadi harusnya kau tetap membangunkanku karena hari ini hari penting, sudahlah " - kataku padanya dan ia menunduk tak menjawab
"katakan apa tugasku hari ini? " - tanyaku
"hari ini anda ada meeting dengan Wijaya Group dan ada beberapa berkas yg harus anda tanda tangani, semuanya sudah saya siapkah di meja kerja anda tuan" - jawab pedro
"baiklah" - kataku menutup pembicaraan
20 menit kemudian aku sampai di gedung yang menjulang tinggi tentu saja itu perusahanku, perusahaan yang susah payah aku bangun dari nol hingga berkembang sampai sekarang ini dan aku juga sukses mendirikan cabang-cabang lainnya.
Aku memasuki gedungku dengan di ikuti para pengawalku di belakang menuju lift dan tanpa sengaja mataku menyipit..
"aku seperti pernah melihat wanita itu" - gumam ku yang masih bisa terdengar oleh pedro.
"tentu saja tuan, anda pernah melihat wanita itu 2 hari yang lalu dia wanita yang tertabrak saat di parkiran itu tuan" - kata pedro
Seketika akupun ingat dan pintu lift terbuka sehingga aku mau tak mau masuk, sebenarnya aku ingin menanyakan sesuatu padanya namun aku urungkan. Mungkin nanti setelah beres meeting akan ku tanyaakan padanya.
******
Lia P.O.V
Aku membuka mataku dengan perlahan karena tubuhku sakit serasa tulang-tulangku remuk dan hancur. Aku mengedarkan pandangan ku seluruh penjuru ruangan dan hasilnya aku melihat semuanya serba putih, aku bisa menebak bahwa sekarang aku sedang di rumah sakit, Seketika aku ingat kejadian tadi siang saat aku terserempet mobil mewah, aku tau itu semua salahku karena aku tidak melirik kanan kiri padahal saat itu aku sedang di parkiran dan memungkinkan dari arah mana saja kendaraan bisa saja datang tiba-tiba. Tapi ya sudahlah toh semuanya sudah terjadi yang aku pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya agar aku bisa membayar administrasi rumah sakit ini karena apa? Ruangan yang aku tinggali saat ini sangat luas dan fasilitas lengkap bisa di simpulkan aku berada di ruang VIP. Ya tuhan bagaimana ini? Gaji ku bulan ini saja tidak akan cukup, aku menunduk karena menahan sakit yg di tambah pusing karena memikirkan biaya rumah sakit.
"dasar orang kaya sialan, udah nabrak dan ngebuat kaki gue sakit gini dia nambahin lagi beban gue dengan gue yg harus membayar biaya administrasi ini, dikira gue mampu apa? Kenapa gak di rawat di ruang biasa gue juga gak parah² amat cuma keserempet mobil doang. Dasar brengsek! " - maki ku karena kesal, seketika itu pintu terbuka dan menampilkan seorang pria dengan memakai jas menghampiri ku lalu berkata..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kubuat Kau Menyesal
RomancePenyesalan yg mendalam.. Hingga aku kehilangan semuanya.. Semuanya yg berharga dalam hidupku "Kau membuatku jatuh cinta secara perlahan lalu menghancurkannya dengan sekejap" - Liya "maafkan aku yang terlambat menyadarinya, kau terluka karenaku maka...