09

405 4 0
                                    

Luckas P.O.V

Setelah aku meyakinkan bundaku dengan sesusah payah ahirnya mereka berdua percaya bahwa wanita itu kekasih ku walau kenyataanya dia memang kekasih bohongan ku. Namun di sisi lain aku bingung, aku takut suatu hari nanti bunda tau yang sebenarnya dan dia kecewa. Tapi apa lah daya, semua yg aku lakukan sudah ku pikirkan baik-baik dan aku menerima resiko nya.

"ya sudah sayang, bunda masuk dulu, bunda ingin melihat calon menantu bunda"- kata bundaku Lionna

"iya bun aku juga penasaran sama cewek itu, apa dia lebih cantik dariku? Jika iya aku ingin bertanya sesuatu padanya" - timpal adikku dengan girang, mereka sangat antusias sekali

"tentu saja dia lebih cantik" - kataku acuh

"APAA?  JADI ABANG LEBIH MILIH DIA DARI PADA AKU" - teriak adikku tak terima

"memang faktanya, kalau tidak percaya lihat saja" - kataku sambil melewatinya untuk masuk melihat keadaan wanitaku

"abang jaha....

"sudah-sudah, kalian ini selalu saja ga ku akur, kalo mau debat jangan di sini nanti di rumah saja" - kata bundaku sambil meninggalkan adiku, haha dia pasti sangat kesal sekali,

Adikku ini sangat cerewet beda dengan ku yg irit bicara, tapi jika kami sedang berdebat tentu saja aku tidak ingin mengalah dan terus meladeninya sampai dia bosan dan diam, hhaha adikku itu sangat menyebalkan tapi aku menyayangi mereka.

********

lia P.O.V

Aku terbangun namun aku heran melihat ke sekeliling ku lagi-lagi aku terbaring di rumah sakit aku tentu ingat mengapa aku bisa ada di sini, pasti pria itu yg membawaku ke sini. Dasar pria sialan, lagi-lagi aku masuk rumah sakit karena ulahnya.  Ku rasa dia itu makhluk pembawa sial, namun bagaimana pun sekarang dia kekasihku. Tanpa sadar aku mulai menyukainya, tapi ingat aku menyukai sikap baiknya tetapi tidak menyukai penyakit mesumnya. Di saat aku brigidik ngeri membayangkan kemesumannya beberapa waktu yg lalu tiba-tiba pintu terbuka menampilkan sosok laki-laki itu ehh maksudku kekasihku, namun tidak lama kemudian seorang ibu dan gadis cantik di belakannya masuk mengikuti pak luckas. Tapi tiba-tiba gadis cantik itu berteriak histeris..

"ASTAGA KAKAKKK.......... apa yg kau lakukan padanya" - teriak gadis cantik itu sambil menunjuk ke arah ku

"maksudmu apa dinda? Aku tidak melakukan apapun padanya, iya kan sayang? " - jawab Luckas sambil meminta persetujuan ku, dan aku refleks mengangguk, apa tadi dia memanggilku 'sayang ' Seketika pipiku merona

"lihat bun, betapa brengsek nya anak bunda itu. Di saat sudah ada buktinya saja dia masih mengelak. Abang tuh ganas banget sih sama cewek, liat tuh bun ampe seluruh bagian lehernya di penuhin sama bekas kiss mark, jangan-jangan..... Bagian dadanha juga sama bun" - kata wanita yg bernama dinda itu menunjuk aku, dan aku langsung melihat raut wajah yg di panggil pak luckas bunda itu yg langsung menatap bos ku dengan serius.

"apa yg kau lakukan padanya luckas? " - tanya bundanya itu dengan penuh penekanan. Baru kali ini aku menyaksikan drama secara langsung.

"aa.. aku,  hanya bermain biasa dengannya bunda" - jawab luckas, aku bisa melihat dia ketakutan,, hihii baru kali ini aku melihat bos ku berkata dengan terbata-bata.

"bermain apa maksudmu?  " - tanya bundanya dan aku lihat dia mulai salah tingkah,  ya ampun aku kira bos arrogant ku ini tidak bisa salah tingkah. Hahaha

"ya bermain itu, masa begitu saja bunda tidak mengerti. Aku kan lelaki normal wajar saja aku menginginkannya, namun aku sial bun, di saat aku ingin melakukannya aku malah tidak sengaja menekan kaki nya yg sedang sakit sampai dia menangis terus-terusan di kamar pribadiku. Jadi aku tidak sempat melakukannya, percayalah bun aku tidak bohong aku tidak melakukan itu padanya, kalau masih tidak percaya tanya kan saja" - jawab luckas panjang lebar,  ku rasa dia sangat takut pada bundanya. Akhirnya aku menemukan satu fakta, yaitu di balik sikap dingin dan arrogant nya itu ternyata dia sangat menyayangi keluarganya .

"benar begitu nak? " - tanya bundanya luckas padaku dan aku

" iya tan..te " - jawabku ragu, akhirnya aku melihat raut kelegaan di wajah bunda nya luckas itu.

"syukurlah kalau begitu, bunda sangat lega mendengrnya" - katanya

"kok aku di kacangin sih, sana minggir" - kata gadis yg bernama dinda itu menggeser paksa luckas dan dia mendekatiku sambil duduk di kursi yg di sediakan

"haii kak,, ternyata benar kakak cantik sekali, kalo boleh tau nama kakak siapa? Kata bang luckas kakak pacarnya ya? Ko mau-mau nya sih pacaran sama dia?  " - tanya gadis dinda itu padaku dan aku sukses tertawa mendengar pertanyaan nya yg lucu itu.

"mmm.... Kenalin nama kakak Lia Ferrariane panggil lia saja,  dan pertanyaan kedua sebenarnya kakak itu terp...

"ekhemmmzz" - deheman dan tatapan tajam luckas seakan menyadarkanku untuk berkata baik mengingat perjanjian tadi, dan aku pun terpaka harus bersikap dan berkata manis di depan keluarganya.

"sebenarnya kakak ter.. Apa sih kok berenti" - tanya dinda

"mmm.. Sebenarnya kakak itu terpaksa....terpaksa ngejar-ngejar pak luckas yg faktanya dia CEO di tempat kakak bekerja,  jadi kakak malu harus jawab apa karena karyawan rendahan seperti kakak ini tidak pantas bersanding den... " - kataku terhenti

"STOP, aku udah tau lanjutan cetita kakak tadi, harusnya kakak gak boleh mikir begitu, iya kan bun?  " - potong dinda

"sayang,, kamu ini ngomong apa sih. Aku tuh cinta sama kamu tulus tanpa membeda-bedakan status sosial. Jadi kamu berhenti berpikir an seperti itu, kamu ini sekarang kekasihku" - timpal luckas sambil memeluku dari pinggir dan aku bisa melihat bunda dan adiknya tersenyum senang.

"iya sayang yg di katakan dinda dan luckas itu benar, keluarga kami tidak membeda-bedakan status sosial dlm hubungan, asal kan kalian saling mencintai kami akan merestui kalian" - timpal bundanya luckas

" iya tante" - jawabku tersenyum

"ehh.. Apa tadi 'tante?' ,,mulai sekarang jangan panggil tante tapi panggil bunda, kalian kan pasangan kekasih jadi sekarang kita ini keluarga, oh iya bunda lupa belum ngenalin nama bunda, nama bunda itu Lionna sayang " - jawab bunda lionna, kok rasnya bahagia ya, aku kira menjalin hubungan dengan bos ku itu buruk tapi nyatanya tidak. Terimakasih tuhan

"iya bunda" - jwb ku singkat

Kubuat Kau Menyesal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang