Angin bertiup kencang, matahari pun kembali ke rumah. Hal tersebut tak menciutkan niat Thalia untuk menikmati secangkir kopi susu, bersama dengan musik klasik yang merubah suasana ribut menjadi tenang. Ia sangat pandai mengheningkan suasana gaduh. Tetes demi tetes air langit pun mulai membasahi bumi. Hujan itu mulai mengajaknya bermain, tanpa banyak berpikir Thalia melangkah keluar teras rumahnya.
"Hei!!" tegur anak laki laki basah kuyup di tengah hujan.
Thalia terkejut dan menghentikan langkahnya.
"Kamu akan lebih cantik bila tersenyum" teriak laki laki itu sambil lari menjauh.
Thalia seperti mengenali wajah laki laki itu.******
Di dalam bak mandi penuh air hangat Thalia mengingat tentang coklat masa lalunya. Selama ini Thalia tidak mengenali dunia luar. Thalia tidak sekolah di sekolah pada umumnya. Ia ingin merasakan sekolah sesungguhnya.
****
Orang tua Thalia terkejut mendengar penyataan anak mereka yang ingin sekolah beneran. Mereka memutuskan untuk menyekolahkan Thalia di sekolah unggul pada saat itu.
****
Thalia duduk sendiri di sebuah ruang kosong.....
KAMU SEDANG MEMBACA
A Rainbow for The Rain
Teen FictionTidak semua orang selalu merasakan kesenangan dalam hidupnya. Badai pun ingin merasakan musim semi indah. Terkadang badai membutuhkan pelangi untuk meneranginya. Itulah yang dirasakan gadis bernama Thalia.