"Apakah kamu orang yang selalu memberiku coklat?" tanya Thalia sambil mendekat.
Pria itu pun menghampiri Thalia. Pria itu menunduk kebingungan. Dalam hati Thalia bertanya-tanya mengapa ia bisa berbisa dengan jelas dan keras. Thalia mendorong pria itu sebagai isyarat untuk menjawabnya.
"B-bukan kok" jawab pria itu dengan takut.
Pria itu kemudian melarikan diri dengan sepedanya.
Thalia berusaha mengejar tiba-tiba
"Bruk" suara tabrakan kencang.
Pria itu berhenti dan menoleh kebelakang. Ia dapati Thalia tertabrak mobil. Pria tersebut lari menghampiri Thalia yang berlumuran darah dan tergeletak di aspal
"THALIAAAA" teriak pria tersebut.
"Aku Iris Thalia, aku adalah anak kecil yang dulu pernah menawarkanmu coklat, aku juga yang selalu memberikanmu coklat setiap hari"
Iris menelpon ambulance, tak lama setelah menelpon bantuan datang.****
Di ruang tunggu rumah sakit Iris tak henti membenturkan kepalanya, ia sangat menyesal telah melarikan diri. Dengan terburu buru Iria datang setelah dihubungi Iris saat perjalanan ke rumah sakit
"Iris, apa yang terjadi?"
"Aku membunuh Thalia Ria"
"Thalia siapa?? Jangan jangan Thalia sahabatku" ucap Iria dengan kagetnya.
Orang tua Thalia berlari menghampiri Iris dan Iria. Mereka tak menyangka kalau anak semata wayangnya masuk rumah sakit.
Dokter pun keluar dan memberitahu bahwa Thalia tidak apa apa.
Thalia sudah boleh di jenguk.****
Setelah 5 hari perawatan Thalia baru sadarkan diri. Dengan perlahan Thalia membuka matanya, menggerakkan jari jarinya. Saat Thalia terbangun ia melihat sesosok pria. Saat lebih diperjelas ternyata itu adalah ayahnya. Thalia mencari cari sosok pria yang ia tak ketahui namanya.
"Mencari apa nona manis?" tanya ibunya dengan penuh haru melihat anaknya sudah siuman.
"Tok tok tok" suara ketukan pintu.
Pintu perlahan terbuka, Iris dan Iria datang menjenguk Thalia. Iria langsung menghampiri dengan senangnya melihat sahabatnga telah siuman. Iris hanya bisa tertunduk dan merasa bersalah.
"Thalia, Iris pengen ngomong tuh" ucap Iria memancing Iris berbicara.
"Halo Thalia, Aku Iris, kembaran dari Iria. Aku sudah mengenalmu sejak kita masih kecil, mungkin kamu tidak. Dulu aku pernah menawarkanmu coklat di ruang tunggu rumah sakit karena, aku ingin berteman denganmu. Aku juga yang setiap hari memberimu coklat."
Belum selesai Iris berbicara, ayah Thalia memeluk Iris.
"Terima kasih nak, karenamu, Thalia bisa tersenyum untuk pertama kalinya. Walau bukan saya yang melihat" ucap ayah Thalia penuh haru.****
Thalia sudah boleh pulang dari rumah sakit. Semenjak saat itu juga Thalia beberapa kali tersenyum. Dunia Thalia mulai berubah secara perlahan. Thalia dekat dengan Iris dan tak jarang mereka jalan. Hingga suatu hari Thalia mengajak Iris ke taman dimana mereka bertemu dengan jelas.
"Iris"
"Ada apa Thalia?"
"Terima kasih, kamu telah menjadi pelangiku hingga kini"
"Sam"
Belum sempat Iris menyelesaikan ucapannya, ia terjatuh ke tanah. Thalia membawa Iris ke rumah sakit. Ternyata Iris mengidap penyakit jantung sejak kecil.
Taman itu menjadi tempat pertama Thalia bertemu Iris, dan di sana pula mereka dipisahkan.Seperti namanya Iris yang berartikan pelangi, tak ada pelangi yang bertahan lama namun, semua pelangi selalu ada setelah hujan.
The End
KAMU SEDANG MEMBACA
A Rainbow for The Rain
Dla nastolatkówTidak semua orang selalu merasakan kesenangan dalam hidupnya. Badai pun ingin merasakan musim semi indah. Terkadang badai membutuhkan pelangi untuk meneranginya. Itulah yang dirasakan gadis bernama Thalia.