Chapter 7

6 0 0
                                    

"Aku pelangimu" itu yang tertulis dibalik coklat tersebut.
Thalia mulai resah dengan mimpi  dan coklat serta kejadian yang ia alami.

****

Iria mengajak Thalia ke kantin, di kantin mereka duduk berdua. Seluruh mata menatap Thalia dengan aneh, tak seorang pun mengetahui Thalia.
"Eh cewe kuno, akhirnya punya temen juga lo" ucap seorang gadis bergaya ala anak populer di sekolah.
Iria tak menanggapi celotehan tersebut. Thalia berusaha menarik Iria ke kelas namun, Iria bersiteguh tetap ingin berada di kantin. Thalia berpikir bahwa ia ingin terbuka pada Iria.

****

"Iria" ucap Thalia dengan suara kecil
Iria terkejut karena, ia diajak berbicara oleh Thalia yang dikenal dengan gadis diam seribu bahasa.
"Apakah kamu yang selalu mengirim coklat ke kamarku?" lanjut Thalia sambil menundukkan kepala.
Iria bingung dengan maksud Thalia, Ia menanyakan maksud Thalia dengan jelas. Thalia pun menggelengkan kepalanya. Ia kacewa mengetahui bahwa pertanyaan misterius di kepalanya bertambah.

****

Hari demi hari coklat terus berdatangan. Tulisan yang tertulis pun sama saja. Thalia sama sekali tidak mendapat clue. Ia memutuskan untuk berhenti mencari tahu dan membiarkan coklat coklat tersebut berdatangan.

*****

Thalia dan Iria perlahan menjadi sahabat. Hingga mereka lulus pun tetap satu kampus hingga fakultasnya  sama.
Thalia telah mengetahui banyak hal temtang Iria walau, Iria tak terlalu tau banyak hal tentang Thalia yang diakibatkan kediaman Thalia. Ribuan detik berlalu namun, hingga kini Thalia masih menyimpan pertanyaan. Siapakah Iris yang selalu mengantar jemput Iria, padahal mereka satu sekolah.

****

Di lorong kampus yang gaduh Thalia berjalan seorang diri.
"GUBRAK" Thalia terjatuh.
"Maaf maaf gue buru buru" ucap lelaki yang suaranya tak asing didengar Thalia.

Thalia perlahan menongakkan kepalanya dan ........

A Rainbow for The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang