2. Malam Jumat Bersama Daniel

467 23 0
                                    

"Hoaaammm. Sudah pagi ya." Kata ku sambil mengucek sebelah mataku.

"Christina, bangunn, sudah jam berapa ini. Mau sekolah atau tidak??" Teriak seseorang yang taklain adalah Mama ku.

"Iya ma, ini udah bangun kok." Jawab ku.

"Udah cepet siap-siap sana, lalu makan sarapan mu yaa" Suruh Mama ku dengan sangat lembut.

"Astaga, gua lupa, ternyata ini Hari Kamis. Benci banget gua sama hari Kamis.'' Celetuk ku dengan nada kecewa.

Ya, hari ini adalah Hari Kamis. Entah kenapa aku sangat benci Hari Kamis. Selain harus memakai seragam almamater yang panas itu, hari ini juga ada pelajaran olah raga yang paling aku benci. Tak hanya itu hari kamis juga menandakan bahwa nanti malam adalah 'malam jumat'. Dimana banyak sekali roh-roh yang berkeliaran pada malam itu.

*disekolah*

"Christina" Panggil Betta yang sedang sibuk mengeluarkan buku latihan matematika.

"Ada apa???" Tanya ku.

"Loe udah ngerjain PR matematika belum??" Tanya Betta

"Anjay, masih pagi woi, masih pagi!!!" Teriak ku pada Betta, sehingga semua menatap ku heran.

"Woi, biasa aja kali. Toh, emang ini rutinitas kita." Kata Betta dengan santainya.

"Rutinitas loe itu mah bukan kita." Jawab ku sambil memberikan buku latihan matematik ku.

"Jih, ya udah sih. Biasa aja dong, pagi-pagi udah ngegas aja loe." Kata Putra yang juga sedang sibuk mengerjakan PR.

*kringgg... kringg... kringg...*

Bel tanda masuk pun berbunyi. Tiba-tiba saja aku melihat seseorang mendekati meja ku. Bukan manusia ataupun hewan, tetapi sesosok anak lelaki remaja yang menghampiriku. Sempat aku mencium bau amis saat dia datang, tetapi itu tidak berlangsung lama. Sosok itu melirik ku dengan sinis. Dan setelah itu dia hilang entah kemana

"Sial, pagi-pagi udah bikin hilang mood aja." Kata ku bergumam.

"Hah, ngomong apa sih loe tin." Tanya Betta kepada ku.

"Anjir loe ngerdenger aja, padahal gua ngomong pake suara kecil lho." Jawab ku.

"Kuping gua kan peka tin. Gak kayak loe yang budeknya minta ampun apa lagi pas ujian." Celetuk Kely, yang membuat aku tersindir.

"Sialan loe" Balas ku.

"Emang ada apa sih tin??" Tanya Septiani kepada ku.

"Itu lho, ada sosok cowok seumuran kita. Wajahnya mirip teman SD kita. Dan anehnya, saat dia menghampiriku, aku mencium bau yang sangat busuk." Jawab ku atas pertanyaan Septiani.

"Eh curut, tiba-tiba gua merinding nih." Kata Septiani kembali.

"Loe sempet nanya sesuatu gak??" Tanya Kely sekarang.

"Boro-boro, gua aja gak kuat nyium baunya dia. Amis banget." Jawab ku.

"Udah deh, mending kita lanjut ngerjain tugasnya aja." Sambung Kely dengan wajah sedikit takut.

Malam harinya, aku berniat untuk megerjakan PR-ku. Dan aku ingat, hari ini adalah malam JUMAT. Akhirnya aku menyiapkan PR dengan sedikit perasaan takut. Tapi, saat aku ingin memulainya, aku merasakan bulu kudukku merinding seketika. Ternyata, aku mendapat gangguan dari makhluk halus yang tidak aku ketahui. Ia menggoyakan baju yang aku gantung di belakang pintu. Serta dia juga membuka sedikit pintu kamarku. Setelah aku cermati, ternyata itu adalah anak laki-laki yang tadi aku lihat,

"Hei, loe siapa sih. Jangan gangguin dong. Gua kan mau ngerjain PR !!!" Teriak ku dengan sedikit kencang.

Setelah beberapa saat, akhirnya gangguan itu mulai menghilang. Aku pun akhirnya bisa mengerjakan PR-ku. Setelah mengerjakan PR, aku melihat-lihat HP ku sambil mendengarkan musik. Akan tetapi.....

GEDUBRAKKKKKK!!!!!!

Tiba-tiba saja sepatu yang ada diatas lemariku, jatuh kelantai. Tubuhku melemas, jantungku berdetak dengan tidak beratutan. Wajahku pucat pasi, seperti orang sakit. Berusaha untuk menenagkan diriku. Dan aku mulai mencari tahu siapakah yang menggangu aku sedari tadi.

Akhirnya aku melihat sosok anak laki-laki yang aku lihat tadi. Posisi dia berada di pojok lemari dekat belakang pintu. Aku beranikan diri untuk mendekatinya.

"Hai, kamu siapa??" Tanya ku dengan sedikit ragu.

"Masa loe gak inget gue" Kata remaja itu.

Aku bingung dengan apa yang diucapkannya.

"Emangnya kamu siapa sih??" Tanya ku makin penasaran.

"Ini gue Daniel." Jawabnya

"Hehehe, Daniel mana ya. Gua gak inget." Tanya ku kembali

"Daniel temen SD loe, yang meninggal gara-gara kesetrum listrik." Jawabnya lagi.

"Whattt??? Ini loe Daniel temen SD gua. Lho, loe ngapain disini gangguin gua pula??"

"Gua sih sebenernya gak niat buat jailin loe, tapi gua tuh butuh bantuan loe." Katanya padaku, dengan wajah yang memelas.

"Bantuin apa emangnya, selagi gua bisa pasti bakal gua bantun kok." Sambung ku.

"Gua minta tolong loe buat doain gua sesuai agama gua." Pintanya pada ku.

Aku berfikir keras. Karena, aku dan Daniel berbeda keyakinan. Tapi disatu sisi, aku tidak mau menyakiti perasaannya.

"Daniel, sebelumnya gue minta maaf. Sekarang ini gue dan loe itu udah beda keyakinan." Kata ku padanya.

"Wah jahat loe gak mau bantuin gua." Sambungnya dengan wajah yang sedih.

"Bukan gitu maksud gua. Nanti gua bakal usahain yang terbaik deh buat loe". Kata ku lagi.

" Yaudah deh.." Jawabnya

"Oke deh, sekarang gw mau tidur dulu. Dan gua harap loe gak gangguin tidur gua ya." Sambung ku.

"Ya." Katanya sambil mengangguk tanda setuju.

Malam JUMAT ini takan pernah aku lupakan. Karena, untuk pertama kalinya dalam hidupku. Aku melihat sosok orang yang dulu pernah ada dalam kehidupan ku...

*keesokan harinya*

Hari ini aku menceritakan kejadian semalam, kepada teman-teman ku. Dan aku juga meminta mereka untuk mendoakan Daniel. Tiba-tiba aku melihat Daniel yang sedikit tersenyum.

"Hoi, Terima Kasih ya.." Kata DanIel.

"Eh kodok. Kaget gua" Jawabku sambil terkaget kaget

"Iya deh, gua juga seneng kalo lu bahagia. Tapi ini belum seberapa, gue akan melakukan kebaikan atas nama loe." Sambung ku.

"Makasih banget ya, loe udah baik banget sama gua." Jawabnya.

"Iya sama-sama. Yaudah, gua mau lanjut belajar dulu." Sambung ku sambil membuka buku.

*Minggu, 25 Juni 2017*

Hari ini aku melakukan satu kebajikan atas nama Daniel. Ini aku lakukan sesuai tradisi kepercayaan Daniel. Sudah bebrapa minggu ini aku tidak melihat kemunculan Daniel. Tapi hari ini. Aku melihat Daniel dengan pakaian serba putih, dengan perhiasan indah bak dari surga. Aku terbelalak melihatnya, dan seribu satu pertanyaan mucul didalam benakku.

"Hai, apa kabar??" Sapa Daniel pada ku.

"Ini loe Daniel??" Tanya ku.

"Sekarang gua udah bahagia. Dan loe gak perlu khawatirin gua lagi." Katanya pada ku.

"Iya. Gua juga turut bahagia." Lanjutku.

"Makasih ya. Udah mau bantuin gua, walaupun loe udah beda kepercayaan sama gua." Katanya.

"Iya sama-sama"

Seketika Daniel hilang dari hadapanku. Aku sangat bahagia mendengar kabar itu. Dan aku tidak akan melupakan halini. Sebab, baru kali ini aku melihat sosok orang yang pernah ada dihidup ku. Bahkansampai dia bahagia... 

INDIGO || DONE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang