11. Terror

101 10 0
                                    

"Telor itu bukannya orang yang bikin takut, tapi gak diketahui orangnya." kata Betta.
"Teror itu mah." jawab Aku, Putra dan Kely serentak.
"Oh salah yaa." kata Betta.
"Eh guys, ngomongin terror. Beberapa hari ini gw lagi dapet teror dari makhluk gaib." sambungku.
"Gimana tuh kejadiannya?" tanya Kely.
"Jadi kalo malem itu, tiba-tiba ada barang gua yang jatoh. Atau tiba-tiba lampunya mati sendiri. Atau pintu kamar gua kebuka sendiri." jelasku.

"Ih parah sih ini mah." lanjut Putra.
"Iya, kadang juga ada sekelebat bayangan yang lewat depan pintu kamar gue." jelasku lagi.
"Trus sekarang masih?" tanya Betta.
"Gue rasa, masih deh. Tadi pagi aja ge ngerasa ada yang ngintip dari sela-sela ventilasi kamar gue." jawabku.
"Ini sih beneran telor.,.. Eh teror." kata Putra.
"Loe gak pernah doa kali kalo mau tidur." sambung Kely.
"Enak aja, gue selalu berdoa kalo mau tidur." jawabku mengelak.
"Gue rasa ada yang mau berkomunikasi sama loe. Tapi dia takut buat bicara sama loe. Coba loe tantang gitu supaya dia mau bicara sama loe." saran Septiani.
"Takut gue." lanjutku.
"Kode aja loe. Yaudah ayo gue temenin." kata Betta.
"Ihhh... Emang Betta doang yang paling pengertian, walaupun kadang lemot." lanjutku.
"Udah jangan banyak cincong, ayo kita kerumah Tina!" ajak Putra.

#############

Akhirnya aku dan teman-temanku segera berangkat menuju rumahku. Selama dijalan aku merasa seperti ada yang mengikuti kami, tetapi aku berusaha menghiraukannya.
Saat memasuki pintu gerbang rumahku, aku merasa ada seseorang yang mengintai kami dari baik semak-semak di dekat pintu gerbangku. Kembali aku menghiraukannya.

"Maa, Tina pulang." teriakku kepada Mama.
"Eh kebetulan udah pulang. Mama titip rumah ya, mau pergi belanja kepasar. Itu didalam ada cemilan, ambil saja untuk kamu dan teman-temanmu." kata Mamaku.
"Oke deh, hati-hati ya." lanjutku.
"Iya."

"Eh, guys, ayo masuk kedalam!" ajakku.
"Iya bentar, gue buka sepatu dulu." kata Betta.
"Iya, santai aja kali." sambungku.

"Kuyy udah masuk aja." kataku.
"Kuyy. Jadi mau mulai dari mana?" tanya Kely.
"Tadi sih gue ngerasa ada yang ngikutin kita dari belakang. Trus ada yang ngintai juga deket semak-semak" jelasku.
"Tadi pas kita jalan?" tanya Putra.
"Eh, kok muka loe jadi takut gitu sih put." ejek Betta karena muka Putra yang memerah.
"Gak kok, gue gak takut. Cuman gue kaget aja dengernya." jelas Putra.
"Jadi kita mau undang dia aja buat kesini!" seruku.
"Setuju, tapi loe yakin ini bakal aman?" tanya Kely.
"tenang aja, ini 100% aman." jawabku.

###########
Akhirnya aku pun mulai menangtang agar hantu yang menerrorku keluar dari persembunyiannya.

"Oke, siapapun kamu yang neror aku. Cepet tunjukin diri kamu, aku hanya ingin berbicara dengan kamu." kataku dengan nada yang menangtang.

Tak ada respon ataupun tanggapan, sampai tiba-tiba...
.
.
.
.
Brakk!!!

Pintu rumahku yang terbuka lebar tiba-tiba tertutup dan menimbulkan suara yang keras, padahal saat itu tidak ada angin sedikitpun. Aku, Kely, Betta dan Putra seketika merinding ketakutan. Kami berempat saling tatap keheranan.

Akhirnya aku mencoba untuk memberanikan diri untuk mendekati pintu yang tertutup. Dengan perasaan takut aku mulai berjalan mendekati pintu, dan setelah itu aku mengintip dari balik jendela memastikan keadaan aman.

"Aaaaaa........ " teriakku kaget dan langsung kembali menuju teman-temanku.
"Aaaaaaa......" teriak Betta, Kely dan Putra karena kaget mendengar aku teriak.
"Ada apa Tin?" tanya Kely dengan nada gemetar.
"A.. A.. Ada hantu yang ikun mengintip dari balik jendela." jawabku.
"Trus apa yang kudu kita lakukan?" tanya Betta.
"Gue harus bicara sama dia." kataku.
"Loe berani?" tanya Kely.
"Bagaimana pun, ini tetep rumah gue. Dan gue harus lebih kuat dari dia." jawabku.

##########
Akupun kembali mendekat kearah pintu. Dan kembali aku intip hantu itu dari jendela. Kudapati dia sedang berdiri membelakangi jendela, dengan kepala yang menunduk.  Seketika aku mencium bau menyengat daru arah luar pintu..

"Anjay, bau apaan nih?" tanyaku.
"Gue gak cium apa-apa." kata Putra.
"Bau setan itu kali ya." lanjutku.
"Pasti itu mah." sahut Betta.
"Coba loe tanya lagi deh, Tin." pinta Kely.

"Hey, mau apa kami disini. Cepat buka pintu ini, aku tau ini adalah kerjaan kamu." kataku.
"Aku janju tidak akan menyakiti kamu. Aku hanya ingin berkomunikasi dengan kamu." lanjutku.

Namun usahaku nihil, semua kata-kataku seperti tidak didengar oleh makhluk itu. Dan itu membuat aku kesal.
Beberapa saat kemudia aku melihat hantu itu membalikkan tubuh dan menghadap ke jendela.

"Hei, apa yang kamu inginkan?" tanyaku kepada hantu itu.

Seketika aku dapatkan pintu yang tertutup sudah terbuka. Dan langsung saja aku dan teman-temanku keluar dari rumah. Aku mendekati hantu itu dan mulai berkomunikasi dengannya.
"Kenapa kamu melakukan itu?" tanyaku.
"Melakukan apa?" tanyanya kembali.
"Melakukan terror itu kepadaku." jawabku.
"Ohh, itu hanya seru-seruan aja." katanya.
"Seru-seruan katamu, kamu telah membuat aku menderita." lanjutku.
"Ya sudah deh aku minta maaf." sambungnya.
"Siapa namamu?" tanyaku.
"Namaku Adam." jawabnya.
"Kenapa kamu selalu menerorku?" tanyaku kembali.
"Aku gak neror, aku cuma iseng aja." jawabnya.
"Tapi gak gini caranya." keluhku kepadanya.
"Iya iya maaf." katanya.
"Sekarang apa maumu?" tanyaku.
"Bisakah kita bertemen?" tanyanya kembali.
"Setelah kamu menerorku. Rasanya itu akan sedikit sulit." jelasku.
"Ayolah aku mohon." pintanya.

Akhirnya akupun merasa tidak tega melihat Adam memohon seperti itu. Dengan berat hati aku mengizinkan. Walaupun Adam telah membuat aku kesal, tapi tak seharusnya aku membenci dia.

"Baiklah kamu boleh menjadi temanku. Tapi dengan syarat, jangan pernah meneror atau mengganggu aku lagi." kataku.
"Iya, aku akan berjanji tidak akan menganggumu lagi." sambungnya.

.
##########
Akhirnya aku dan Adam berteman baik. Adam adalah salah satu teman baikku setelah Suti. Tapi mereka berdua selalu tidak bisa dipersatukan, karena setiap mereka bertemu pasti ada saja pertengkaran yang terjadi.

"Ih, Tina. Tuh si Adam jailin aku terus. Kan aku jadi cape dijailin." rengek Suti.
"Enggak kok aku hanya mengajaknya bermain, tapi dia selalu menolak." bela Adam.
"Ya ampun bisa gak sih sekali aja kalian tuh gak bertengkar." keluhku.
"Adamnya tuh Tina. Lagi kenapa kamu mau sih berteman sama nih orang. Udah gede juga jail aja kerajaan." lanjut Suti dengan kesal.

"Sudah-sudah, jangan sampai kalian berdua aku jodohkan ya." kataku.
"Ih Tina, gak mau." sambung Adam.
"Kalian sangat cocok dan lagi pula kalian masih sama-sama masih SMA, jadi sangat cocok jika kalian bersatu." kataku.
"Gak mau, aku janji deh gak akan ganggu si nenek lampir itu lagi." kata Adam.
"Huh dasar gondoruwo." sambung Suti.
"Mending kalian berbaikan deh." perintahku.

Mereka memang berbaikan, tetapi selang beberapa jam kejadian itu akan terulang lagi dan salah satu dari mereka akan mengadu kepadaku.

.
##########
Tapi bagaimanapun juga mereka adalah teman baikku. Mereka selalu akan bisa membuat aku bahagia, bahakan bisa membuat aku sedih bahkan jengkel. ~~~






🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Hi readers,
Selamat membaca part 11 ini ya.

Semoga kalian tetep suka baca karya pertama gua. Yang pasti masih banyak kekurangannya lah ya. Cerita yang ngolorngidul, sampe typo yang bertebaran.

Buat penyemangat Author, please jangan jadi silent reader.
Author akan selalu menunggu vote dan commentar kalian.

See yaa.. 😊😊

IG : chrisna1702

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

INDIGO || DONE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang