10. School Ghost

129 10 3
                                    

Hari ini terlihat begitu mendung Langit tertutup oleh awan, tapi tidak ada satupun air yang jatuh ketanah. Entah kenapa aku sangat benci dengan cuaca yang seperti ini. Karena pasti ada saja hantu yang datang untuk mengganggu manusia.

Hari ini adalah hari rabu, tepat dimana aku harus mengikuti pelajaran tambahan untuk persiapan ujian nasional. Kelas dimulai pukul 13.00 - 14.00. Kebetulan aku sedang tidak enak badan. Saat guru Bahasa Inggris menjelaskan tentang pelajaran aku pun hanya bisa tertidur diatas mejaku.

"If we want to... " kata guruku dalam bahasa Inggris.
"Ya ampun puyeng banget gue." gumamku.
"Napa loe?" tanya Putra.
"Ini pala gw puyeng banget. Berasa pengin cepet udahan nih kelas." jawabku dengan nada sumbang.
"Mau gue ambilin obat gak di UKS?" tanya Kely.
"Gak usahlah, males nelen obat gue." jawabku lagi.
"Biar mampus aja loe gak minum obat." ledek Betta.
"Loe mah Bet, temen lagi sakit bukannya dibantu apa. Ini mah malah dihujat. Temen macam apa itu?" sambungku dengan lemas.
"Udah deh mending pulang." Usul Septiana.
"Tanggung, dikit lagi udah selesai." kataku.
"Begitu aja loe mah, Tina. Mati sekalian lah sana." lanjut Betta menghujat aku kembali.
"Bodo amat!!!" sahutku singkat.

Beberapa saat kemudian aku mencium bau darah yang sangat menyengat, aku melihat ke sekeliling tapi tidak ada sesosok makhluk pun.

"Kalian nyium bau darah gak." tanyaku pada teman-temanku.
"Enggak tuh." jawab Vinky.
"Jahh, mulai dah horrornya dia mah." kata Deli dengan nada takut.
"Coba deh cium baik-baik." kataku kembali memastikan.
"Enggak deh, Tin." sambung Putra.
"Kayaknya lu halu deh." sahut Betta, lagi-lagi menghujat diriku.
"Serius ah, gua gak becanda." kataku.

Kemudian aku kembali menghiraukan bau amis darah itu. Aku kembali berfokus pada guruku yang sedan menjelaskan. Tapi tiba-tiba saja aku sangat ingin ketoilet. Karena aku takut untuk ke toilet sendiri, makadari itu aku mengajak Rini, teman sebangkuku.

"Rin ketoilet yuk, kebelet nih." ajaku.
"Ayo, gua temenin." kata Rini
"Tungguin sampe selesi yaa." sambungku.
"Iy bawel, udh cepet izin sana sama Mr." jawabnya.

"Mr, may I go to toilet please?" Kataku.
"Yes..., of course." jawabnya.

Akhirnya akupun pergi menuju toilet. Saat didepan toilet aku kembali mencium bau darah. Setelah aku lihat-lihat ternyata bau itu dari tumpukan meja di dekat toilet. Aku melihat tetesan-tetesan darah yang mengalir dari atas meja. Tetapi aku menghiraukannya dan melanjutkan keperluanku didalam toilet.

"Gue juga mau pipis nih, Tin. Tungguin ya." kata Rini.
"Iya. Gue gak akan ninggalin kok." kataku dengan nada sedikit bergetar.
"Lah napa loe. Kok ngegeter gitu?" tanya Rini.
"Gak papa kok." jawabku.

Setelah menyelesaikan keperluanku. Akupun keluar dari toilet. Akn tetapi bau darah tadi belum hilang, malah semakin menyengat. Aku melihat darah yang turun dari atas meja semakin banyak saya.

"Rini, mending cepetan deh. Pala gua pusing nih." kataku.
"Iya iya. Nih gua udh selesai." sahutnya.
"Sumpah lama banget sih loe." lanjutku dengan nada yang semaki  bergetar.
"Udah-udah, ayo balik kekelas. Nnti pingsan lagi." lanjut Rini.

Baru saha Rini berkata demikian. Akupun langsung jatuh terkulai ditas lantai. Aku merasakan tubuhku lemah sekali. Aku jug merasa sakit pada selulur tubuhku, seperti dipotong-potong.  Sebelum aku pingsan aku melihat banyak potongan tubub yang tercecer diatas meja.

Sontak saja semua orang mengerumuniku. Sempat aku melihat tubuhku yang terkulai lemas, berlumuran darah yang entah aku tidak ketahui datang dari mana. Aku berfikir bahwa diriku sudah mati. Kemudian aku medengar orang-orang memanggil namaku. Aku pun sempat menyahut, akan tetapi tubuh ku kembali terkulai lemas.

INDIGO || DONE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang