6. Tahun Anjing Tanah

191 14 4
                                    

Hari ini adalah hari yang paling aku tunggu-tunggu. Kenapa? Karena, hari ini adalah Tahun Baru Imlek. Dan itu tandanya, banyak makanan enak, kumpul bareng saudara, dan yang terpenting adalah ANGPAO. Ya, Imlek bukan hanya sekedar hal-hal itu, tapi Imlek adalah hal yang penuh dengan makna.

Banyak hal yang harus dilakukan dan tidak sedikit pula yang tidak boleh dilakukan. Perayaan imlek dimulai dari tanggal 24 bulan 12 sampai tanggal 15 bulan 1 penanggalan Imlek. Biasanya kami memulainya dengan membersihkan altar leluhur dan dewa, lalu kami juga mulai memrapikan rumah. Dan juga, kami tidak lupa menghias rumah dengan lampion dan tulisan huruf Fu (Hokkie). Lalu kami harus melakukan pemujaan didepan altar leluhur dan juga altar dewa dewi dengan mempersembahkan buah, kue, teh, dan uang kertas. Ribet sihh, tapi ini tetap saja tradisi yang tidak boleh dilepaskan.

"Mama, Gong Xi Fa Chai. Maafin Tina ya kalo ada salah."

"Iya Tin. Rajin belajar dan kejar terus cita-cita kamu." Kata mama ku.

"Angpaonya mana, Mah?"

"Dasar nih anak. Udah makan dulu sana, nanti para tamu udah keburu datang."

"Siap mah."

Hari ini berjalan dengan sangat membahagiakan. Tapi ada satu yang membuat aku menjadi risih. Karena tak sedikit tamu yang memiliki 'peliharaan' gaib. Sontak saja rumahku menjadi ramai sekali. Bukan hanya ramai dengan manusia, tapi ramai oleh makhluk halus juga. Banyak dari mereka berwujud macan putih sampai ada yang berwujud manusia, tetapi badan mereka berbentuk ular.

Ketika mereka berkumpul, mereka saling bertegur sapa seperti orang yang sudah lama kenal. Walaupun mereka bisa aku sebut tidak menggangu, tetap saja aku risih dengan keberadaan mereka.

"Fu*k!!! Lagi imlekan gini tapi yang kayak gituan masih ada aja yaa." Seruku dikamar.

"Ih cici tina ngomongnya parah nih." Celetuk sepupuku.

"Ih nih anak ngedenger aja ya." Sahutku.

"Ih namanya juga aku punya kuping, ya pasti ngedenger lah." Jawabnya sehingga membuatku kesal.

"Eh, keluar sana! Gua mau istirahat nih." Seruku.

"Dasar pelit, kasur gede juga mau diembat sendiri aja." Katanya lagi.

"Dasar ciben!" Lanjutku dengan nada mengejek.

"Bodo ih." Sambungnya lagi.

Tanpa basa-basi, Ia langsung meninggalkan ku begitu saja. Ciben adalah singkatan dari Cina Benteng, sedankan embat bisa diartikan sebagai makan. Memang didaerah tempat tinggalku masih menjaga betul tradisi dari para leluhur kami, dan salah satunya adalah bahasa sehari-hari.

Lalu, tiba-tiba Suti datang menghampiriku, dan mengganggu sesi istirahatku.

"Hai Tina. Gong Xi Gong Xi." Kata Suti kepadaku.

"Iya, makasih ya. Maafin aku kalo aku punya banyak salah." Sambungku.

"Justru aku yang banyak salah sama kamu, aku sering banget kan ngagetin kamu, sering ninggalin kamu gitu aja." Lanjutnya.

"Lahh, kok malah jadi baper sih."

"Hahaha. Gak apa-apa lah. Eh, kamu kenapa kok mukanya kesel gitu?" Tanya Suti.

"Iya nih, masa lagi imlekan gini masih ada aja setan yang nampakin diri." Jawabku.

"Atuh mereka juga ikut rayain Tahun Baru Imlek, Tin" Jelas Suti padaku.

"Ah, masa sih??" Tanyaku.

"Iya, hantu juga ngerayain hari raya sesuai dengan adat dan agama mereka. Ya, misalkan si macan putih yang tadi kamu liat. Dia itu jelemaan dari dewa pek how ( Macan Putih ), ya pasti aja dia rayain tahun baru imlek." Jelas Suti lagi.

INDIGO || DONE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang