Lima~

583 60 8
                                    

"Eh, bantuin gue dong," kata seorang gadis tanned sambil berkeliling mengitari ruang kelasnya. Kelas yang tampak seperti kapal pecah atau bahkan bisa disebut pasar, karena guru mata pelajaran Bahasa Inggris itu berhalangan untuk hadir. Maklum saja, guru Bahasa Inggris yang memiliki tubuh tegap bernama Pak Novel itu merupakan guru tersibuk kesekian di sekolahnya. Selain bertugas sebagai guru Bahasa Inggris, Pak Novel juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah. Oke, kembali pada gadis tanned bernama Kwon Yuri.

"Guys, gue lagi bantuin temen gue. Bantuin gue, ya," ucap gadis itu sambil menampakkan cengiran khasnya.

Bisa dibilang bahwa Yuri adalah gadis yang memiliki rasa setia kawan tinggi. Ia rela melakukan apa saja untuk sahabatnya, ia siap membantu sahabatnya kapan saja dan di mana saja.

Menurutnya, ketika ia melakukan kebaikan dan peduli kepada orang lain terlebih sahabatnya sendiri, kelak orang lain juga akan peduli terhadap dirinya. Ia juga tahu bahwa semua hal baik yang ia tanamkan pada dirinya, juga akan berbuah baik pada dirinya sendiri.

"Ribet amat sih hidup lo," cibir salah satu temannya sinis pada Yuri. Gadis berkulit tan itu hanya berdecak sebal.

"Santai dong. Kalo nggak mau bantu juga nggak masalah." Gadis tanned itu memilih untuk pergi meninggalkan sekelompok gadis songong itu dan melanjutkan aksi meminta bantuan pada teman satu kelasnya itu.

Yuri belum menyerah untuk membujuk teman-temannya. Kini, ia beralih pada barisan bangku paling kiri kelasnya.

Terdapat setidaknya empat orang gadis duduk saling berhadapan dan tampak sedang membicarakan hal serius. Serta dua gadis lain sedang duduk bersebelahan dengan masing-masing dari mereka tengah terfokus pada sebuah buku tebal di hadapan mereka. Satu hal yang Yuri pikirkan, bahwa dua gadis tersebut adalah gadis rajin.

"Mbak-mbak, bantuin gue dong. Daripada kalian cuma ghibahin orang gini, nggak berfaedah sama sekali." Kini Yuri tersenyum manis pada empat gadis yang sedang berdiskusi tentang lebih oke mana antara Mas-mas tukang cilok atau Om-om tukang siomay yang setiap hari mangkal di depan gerbang samping sekolahnya.

"Berisik lo!" Gadis bermata foxy itu membelalakkan matanya ketika menatap gadis tanned yang sangat ia kenal, bahkan ketika selama dua minggu setelah MOPD ini ia tak pernah melihatnya.

"Yuri?" tanya gadis bermata foxy itu, memastikan bahwa ingatannya itu tidak salah.

"Sica? Kok lo di sini? Kelas lo di mana?" tanya Yuri, gadis itu menampilkan tampang bingung ketika dilihatnya seorang Jessica, gadis yang beberapa waktu lalu menjadi teman sekelompok saat MOPD.

"Kobam ya?" tanya Taeyeon.

"Tae? Lo di sini juga?" tanya Yuri linglung. Ia tampak semakin bingung, entah apa yang ada di pikirannya sekarang, ia tidak mengetahui sama sekali bahwa dirinya satu kelas bersama Jessica dan Taeyeon.

"Yul, lo tau nggak si? Gue selalu denger guru nyebut nama lo waktu absensi. Dan gue selalu nyariin lo pas istirahat. Tapi lo nggak keliatan, sumpah deh," jelas Jessica panjang lebar.

"Rasis banget si lo! Gue tau, gue itu gelap. Tapi jangan hina gue gini dong," ucap Yuri sembari melipat kedua tangannya di depan dada. "Btw, gue nggak pernah denger nama kalian dipanggil."

"Lo nggak denger nama mereka dipanggil karena lo tidur, kak." Yoona, gadis yang sedari tadi tengah berkutat dengan buku tebal itu membalikkan tubuhnya menghadap pada gadis tersebut.

"Lo yang duduk di bangku kedua dari belakang kan? Gue liat, lo sering tidur di kelas," ucap Yoona.

"Woy, jangan keras-keras dong ngomongnya." Yuri menempelkan jari telunjuknya pada bibir merahnya, tak menyangka bahwa aksi menutup mata yang membawanya ke dunia mimpi itu terpantau jelas oleh mata rusa gadis bernama Im Yoona itu.

Friendship [SoShi ot9]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang