Empat Belas~

379 41 13
                                    

"Lo aja."

"Nggak, lo lebih cocok."

"Kok gue?! Ogah!"

"Ya sama!"

"Jessica aja, Jessica."

"What?!"

"Gue pilih Yoona!"

"Sorry, gue sibuk."

"Dih!"

"Ya udah, lo aja."

"Gue nggak mau!"

Ya, seperti itulah suasana di kelas X IPA 2. Sebenarnya, mereka diperintahkan oleh wali kelas untuk memilih satu siswi yang akan diikutsertakan dalam pemilihan Puteri Muslimah pada classmeeting minggu depan.

Ujian Tengah Semester memang sudah selesai beberapa saat lalu mengingat hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan UTS. Seperti biasa, sekolah mereka mengadakan classmeeting selama empat hari untuk me-refresh pikiran setelah sembilan hari berkutat dengan soal-soal ujian yang membuat stress.

Setelah lebih dari tiga puluh menit penuh dengan perdebatan, akhirnya disepakati bahwa yang akan mewakili kelas X IPA 2 dalam pemilihan Puteri Muslimah adalah Tiffany. Menurut teman-teman sekelasnya, sifat Tiffany yang ceria dan easy going sangat cocok untuk Puteri Muslimah tahun ini.

Tiffany pasti bisa melakukannya dengan baik.

***

"Ini classmeeting macam apa sih? Masa nggak ada lomba bakiak?! Gue kan pengen ikut," omel Yoona sambil membolak-balik lembaran hvs yang berisi macam-macam lomba lengkap dengan daftar nama pesertanya.

Jessica memutar bola matanya jengah, "Sekarang mah udah jamannya high heels kali, dasar jadul."

"Lagian, kalo lo ikut lomba bakiak juga belum tentu menang," sahut Sooyoung dengan seenak udelnya, membuat Yoona geram. Hingga tak terasa, ia meremas setengah badan kertas yang dipegangnya itu tanpa merasa bersalah.

"Udahlah, ngomong sama kalian emang nggak ada faedahnya," ucap Yoona sambil beranjak dari kursinya. Tak lupa, ia menghempas kertas yang semula berada di tangannya itu secara acuh.

"Dih, baperan." Yuri mendengus kesal. Suara Yoona yang cempreng itu sudah mengganggu acara tidur siang nyamannya di kelas. Dia tidak tahu saja, kalau semalam Yuri habis begadang demi memahami rumus-rumus fisika yang nyatanya lebih susah di cerna daripada mie instan. Oke, itu perbandingan yang sangat tidak masuk akal, tapi biarkan saja, Yuri sedang tidak ingin menerima kritik hari ini.

***

Tiffany menghela napas panjang kala ponselnya tergeletak tak bernyawa di atas meja, tepat di samping sebuah novel yang Yoona pinjam di perpustakaan.

Biasanya saat jam istirahat seperti ini dia akan mengirim pesan, sekedar mengingatkan agar tidak lupa jajan atau yang lebih konyolnya lagi, dia sering mengingatkan Tiffany agar tidak lupa napas.

Garing memang, tapi Tiffany suka. Entah terlalu cepat atau tidak, kalau Tiffany menyukai dia. Tapi sepertinya, memang begitu perasaan Tiffany terhadapnya.

Melihat layar ponselnya menyala, Tiffany buru-buru meraihnya, lantas membuka sebuah pesan yang memang sudah ditunggunya sejak bel istirahat baru saja berbunyi.

Tiffany tersenyum.

Kentang goreng: Mau main tebak-tebakan?

Tiffany: Boleh :v

Friendship [SoShi ot9]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang