Delapan~

557 56 6
                                    

"Kenapa gue harus terus nunggu Fany kalo nyatanya dia emang nggak mau sama gue?" Laki-laki itu menatap lekat manik mata Yoona, gadis bersurai wavy alami itu.

"Asal lo tau, kak Tippa udah buka hati buat lo. Kenapa lo malah berpikiran untuk nyerah?"

"Gue capek, Yoong." Laki-laki itu menggenggam lembut tangan Yoona. "Gue selalu mikir, kenapa gue dibutakan sama Fany, padahal di depan gue ada cewek yang sangat peduli? Kenapa gue milih ngejar Fany kalo di depan gue ada lo yang selalu di sisi gue?"

"Seunggi, lo kobam apa gimana sih? Gue nggak ngerti," ucap Yoona. Ia sangat tidak mengerti dengan jalan pikiran seorang Lee Seunggi. Bagaimana bisa laki-laki itu tiba-tiba menyerah setelah satu tahun belakangan ini sangat gencar mendekati Tiffany.

"Tugas gue, itu mastiin lo bahagia. Dan gue pikir kebahagiaan lo ada di kak Tippa," ucap Yoona.

"Lo salah besar. Selama ini gue terluka karena terlalu berharap sama Fany. Kebahagiaan gue itu ada di lo, bukan Fany."

Yoona mengakhiri ceritanya dengan kalimat bahwa satu minggu setelah kejadian itu, dirinya resmi menyandang gelar Lee Yoona ---apaan dah, lo kata mereka nikah(?). Intinya setelah kejadian itu, Yoona dan Seunggi resmi berpacaran.

"Wah, pelakor dong lo," sahut Jessica setelah beberapa menit yang lalu hanya mangut-mangut mendengarkan cerita pendek Yoona.

"Mulut lo pedes amat sih Kak?"

"Maaf, abis makan b*ncabe level 15. Jadi pedesnya masih kebawa." Jessica memperlihatkan cengiran khasnya hingga nampak deretan gigi putihnya.

"Gue tekankan sekali lagi, Kak Tippa yang lepasin Seunggi, bukan gue yang rebut." Yoona melipat kedua tangannya di depan dada. Masih tidak terima dengan sebutan 'pelakor' yang diberikan Jessica tadi.

"Tippa tau kalo lo jadian sama Seunggi?" tanya Jessica 'sedikit' penasaran.

"Nggak. Waktu itu dia cuma nanya-nanya kenapa Seunggi nggak pernah chat dia lagi."

"Wahh, kena karma tuh bocah."

"Sampe sekarang kak Tippa nggak suka kalo gue sebut nama Seunggi. Katanya merasa dipermainkan."

"Terus, kenapa waktu itu lo sebut nama cowok kardus itu?"

"Gue keceplosan, kak Sica pinter! Kok Ital mau ya punya kakak macem lo?" Yoona ingin sekali melemparkan sebuah kursi tepat di wajah cantik Jessica.

"Masih gue liatin, belum gue sleding kepala lo," kata Jessica seraya menyandarkan punggungnya di kursi.

"Masih gue dengerin, belum gue parut mulut pedes lo," sahut Yoona tak mau kalah. Tentu, siapa yang bilang kalau Yoona mudah mengalah? Tidak ada. Sungguh.

"Masih gue senyumin, belum gue patahin lidah lo."

"Masih gue kedipin, belum gue gelindingin mata lo."

"Masih gue ang--" ucapan Jessica terhenti ketika Taeyeon menginterupsi perdebatan yang sangat tidak berfaedah antara Jessica dan Yoona.

"Gitu aja terus sampe Jessica balik ke SNSD," ucap Taeyeon masih bersabar. Sudah berkali-kali dirinya dipusingkan oleh makhluk 'pemancing emosi' macam Jessica dan Yoona.

"Kenapa gue selalu dibawa-bawa sih?" Jessica bangkit dari posisinya hendak meminta penjelasan terhadap penuturan Taeyeon tadi.

"Bukan Jessica lo. Ngaca noh di penggaris lipat gue." Tingkat kesabaran seorang Kim Taeyeon perlahan mengikis. Walaupun Jessica tau, Taeyeon tidak benar-benar marah terhadap dirinya.

Friendship [SoShi ot9]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang