Sepuluh~

477 60 9
                                    

Aku nggak tega gantungin ff ini :" huaaaaa.. So, aku memutuskan untuk tetap lanjutin ff ini sampai tamat.. Walaupun nanti aku akan jarang update, tapi tenang aja, pasti dilanjut kok.. So, Happy Reading!!!

***

"Kak Tippa, mau sampe kapan lo ngambek sama gue?" tanya Yoona dengan nada memelas yang ia tujukan pada Tiffany. Tidak menanggapi, gadis bermata sabit itu justru sibuk membuat video boomerang untuk ia unggah di akun Instagram-nya.

"Jahat banget sih kak," dengus Yoona. "Kak Hyoyeon kan udah pernah bilang, kalo kita nggak boleh marahan lebih dari 3 hari."

"Yoong, berisik tau nggak!" Yoona justru tersenyum lebar karena omelan Tiffany. Bukan tanpa sebab. Yoona tersenyum karena Tiffany masih mau memanggil Yoona dengan sebutan 'Yoong'

"Kak, gue minta maaf." Tiffany menoleh sekilas. Jujur, dia juga merasa sangat tersiksa jika harus berlama-lama marah pada Yoona. Lagipula, Tiffany juga sadar kalau ini semua adalah salah dirinya. Bukan Yoona yang merebut Lee Seunggi, tapi Tiffany sendiri lah yang yang menyia-nyiakan cowok itu.

"Lo kenapa sih, Yoong?!" Mata sabit milik Tiffany Menatap Yoona lekat. Bukan karena marah, tetapi karena rasa bersalah. Tiffany menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya. "Kenapa lo nggak bilang sama gue, kalo selama ini lo sakit karena gue?!"

Nanar, Yoona membalas tatapan itu. Ia tidak mengerti, kenapa tiba-tiba Tiffany berbicara seperti itu. Kenapa sorot mata Tiffany seolah mengatakan bahwa Yoona yang selama ini tersakiti, padahal Yoona sendiri tahu, kalau dirinya-lah yang menghianati Tiffany.

"Kenapa lo nggak bilang kalau selama ini lo galau gara-gara cowok sialan itu?!" Tiffany memalingkan wajahnya dari Yoona, tidak mau menunjukkan sisi terlemahnya pada gadis itu. Padahal tanpa Tiffany sadari, Yoona tahu, kalau hanya dengan sekali kedip saja, air mata Tiffany akan langsung meluncur deras.

"Kak, lo nangis?" Yoona meraih bahu Tiffany yang sedikit bergetar. Yoona merasa bersalah. Bagaimana bisa ia menyebut dirinya adalah sahabat Tiffany kalau saat ini air mata Tiffany jatuh karena dirinya. Apa masih pantas bagi Yoona untuk menamai dirinya sebagai sahabat seorang Tiffany Hwang?

"Maafin gue." Lirih, dua kata sakral itu berhasil keluar dari bibir Tiffany. "Karena gue adalah alasan utama lo sedih selama ini. Lo galau karena Seunggi yang tiba-tiba ninggalin lo gara-gara cewek lain kan? Cewek itu gue Yoong. Gue!"

Pertahanan Yoona kini ikut meluruh. Sakit sekali mendengar pernyataan Tiffany tadi. Kenapa dari ratusan juta cewek yang hidup di dunia ini, kenapa harus Tiffany? Sahabat Yoona sendiri? Dan mengapa juga Yoona merasa seperti ia sedang dipermainkan karma? Atau justru dia sedang dipermainkan oleh Lee Seunggi? Cowok yang membuat semua ini semakin kacau.

***

"Yoona sama Fany di mana?" tanya Taeyeon ketika dirinya baru saja kembali dari kantin bersama Hyoyeon. Kelima sahabatnya itu kompak duduk berjejer di bangku depan kelas. Hanya Yoona dan Tiffany saja yang tidak ada di antara mereka.

"Tadi Tippa lagi sibuk bikin snapgram," kata Sooyoung menjelaskan. "Kalo Yoona, dia lagi ngapain, Dek?" Sooyoung menyenggol lengan Seohyun yang sedang ketawa ketiwi tidak jelas bersama Jessica.

"Tadi lagi baca novel."

"Gils, dapat novel dari mana tuh bocah?" tanya Jessica kelewat antusias. Dia memang hobi sekali membaca novel, terlebih yang banyak mengandung unsur cinta-cinta. Padahal dirinya belum pernah merajut cinta. Kalau kata Jessica, membaca novel itu buat pemanasan, biar nggak kaget saat ngerasain cinta benaran.

Friendship [SoShi ot9]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang