chapter 2

109 6 2
                                    

Author pov

Seorang laki laki dengan wajah kusutnya berjalan gontai menuju dapur karna merasakan haus, namun tiba tiba langkahnya mendadak berhenti dan matanya membelalak melihat seorang gadis tergeletak di lantai dengan mulut yang berbusa.

Akhirnya dia berlari kearah gadis tersebut.

"Mel, mel! Bangun mel" ucapnya sambil menepuk pipi tirus sang adik.

Pikirannya benar benar kacau hari ini, belum selesai masalahnya dengan sang adik. Tapi masalah lain juga berdatangan.

'Tidak, jangan! Melody... Kenapa kamu setega ini sama kakak?!' batinnya

Dengan terburu buru vero berjalan dengan cepat atau juga bisa disebut berlari kearah kamar mengambil dompet beserta kunci sepeda motornya. Setelah mengobrak ngabrik kamarnya akhirnya dia menemukan kunci tersebut yang terselip dan mengambil dompetnya. Vero yang kalang kabut, tidak sengaja membuat dirinya tersenggol ke pinggiran ranjang miliknya. Vero sedikit meringis karna lututnya yang lumayan sakit lalu berlari kembali.

Tapi lagi lagi, setelah vero sampai didapur. Vero ingat kalau kunci sepeda motor yang dia ambil percuma saja, karna tidak mungkin kan seseorang yang tengah pingsan dibawa dengan sepeda motor? Ya kecuali boncengan satu orang lagi yang menyangga dibelakang.

Dengan wajah sangat panik vero membopong adiknya keluar rumah menuju rumah sakit. Vero ingin sekali berteriak meminta tolong kepada tetangga, namun sepertinya itu percuma saja karna disekitar rumahnya sudah gelap semua. Takut adiknya terlalu lama menunggu.

Nafas vero tercekat memandang adik satu satunya, satu satu keluarga yang ia punya.

Setelah vero melihat mobil sport hitam tengah melaju, dengan nekat dia berlari ketengah jalan menghalau jalannya, menghiraukan nasibnya yang bisa saja tertabrak. Nafasnya memburu, dadanya bergemuruh karna berlari dan harapan satu satunya adalah mobil tersebut supaya lekas cepat sampai.

Ciiiit..

Simobil berdecit, tanpa aba aba vero melangkahkan kakinya kepada mobil tersebut lalu membuka pintunya yang tidak terkunci dan memasukkan adiknya dengan susah payah, karna memang hanya berisi dua kursi. Dan dia harus berdempetan dengan adiknya yang disandarkan kebahunya yang lebar.

Sipemilik mobil sebenarnya benar benar kesal, kepada orang yang memberhentikannya lalu tanpa menaiki mobilnya tanpa izin. Namun omelan yang berada dimulutnya ia tahan karna melihat sesosok gadis yang sedang tergolek tak berdaya didalam gendongan laki laki tersebut.

"Bisa tolong dipercepat?" ucap vero gusar melihat adiknya yg semakin pucat.

Sipemilik mobil hanya menganggukkan kepalanya, tak menyahut. Sekali kali sipemilik mobil mencuri pandang kearah sang gadis lalu mengernyit.

Setelah sampai dirumah sakit, segera vero membopong kembali adiknya dengan tergesa gesa sambil meneriaki perawat rumah sakit. Dan si laki laki pemilik mobil juga tak tinggal diam, setelah memarkirkan mobilnya dia menyusul vero.

Vero benar benar cemas. Sekarang adiknya berada di UGD, tak henti hentinya vero merapalkan do'a. Lalu mengusap kepalanya gusar.

'Oh ya tuhan! Jangan lagi! Jangan kau ambil lagi seseorang yang paling kusayangi ini tuhan' batinnya menggema

Kemudian terdengar tepukan dibahu vero. Lalu vero menatap wajah orang asing dibelakangnya tersebut mengernyit. Tapi persekian detik vero sadar bahwa orang tersebut adalah orang yang menolongnya. Tadinya vero hendak berbahasa formal namun setelah melihat wajah laki laki tersebut yang masih muda dia mengucapkan bahasa santai, yah meski vero harus mengakui laki laki tersebut terlihat muda dan dewasa secara bersamaan.

Because You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang