Jeongguk hampir terjatuh dalam pelukan Taehyung karena isakannya yang menjadi-jadi dan suhu yang tambah menurun. Musim semi yang dingin, sangat berbeda dengan hari cerah yang telah berlalu, jadi mereka berdua belum terbiasa dengan cuaca es seperti ini.
"Kau menggigil" Kata Taehyung merasakan Jeongguk yang mulai lelah di pelukannya.
Jeongguk hanya bergumam tak jelas, terlalu lelah untuk mengangkat kepalanya. Kejadian dramatis di hari itu membuatnya kehilangan energi, terlebih setelah menangis seperti itu.
Taehyung menghela napas, bertanya-tanya apa yang harus ia lakukan. Dia bisa saja membawa Jeongguk ke apartemennya, tapi bagaimana jika ia mempunyai tempat lain untuk dituju? Bagaimana jika Jeongguk tidak nyaman dengan itu?
"Jeongguk" Lelaki itu hanya mendengung menjawabnya, "Kau mau ke apartemenku?" Taehyung dapat merasakan bulu mata Jeongguk mengenai lehernya, membuatnya bernapas dalam seperti ketika napas Jeongguk menerpa kulit cokelatnya.
"M-Mama..." Ia berniat melanjutkan kalimatnya, tapi ia menguap, mengusap kedua mata lelahnya dengan imut setelahnya; Taehyung harus mengontrol dirinya saat itu.
"Kau bisa menelponnya di ponselku jika kau mau" Tawar Taehyung. Kemudian dibalas anggukan oleh Jeongguk, mengeratkan pelukannya di leher Taehyung dan menenggelamkan wajahnya di ceruk lehernya.
Pertanda bahwa Jeongguk tidak ingin jalan, Taehyung berdiri dari bangku halte, mengeratkan pelukannya pada Jeongguk agar tetap hangat dan tidak jatuh.
・*☆ *・゜゚・*☆ *・゜゚・*
Pintu merah apartemen Taehyung terbuka, aroma strawberi menyeruak ke hidung Jeongguk dan kehangatan menyelimutinya seperti tubuh Taehyung. Kata Taehyung, apartemennya berantakan, tetapi menurut Jeongguk sama sekali tidak buruk, tampak sederhana dan hangat.
Taehyung mendudukkan Jeongguk di sofa. Jeongguk menyukai aroma meja kopi yang terletak satu set dengan vas bunga yang terdapat bunga tulip warna pink pucat dan baby's breath di dalamnya. Buku-buku seni yang mengisi rak, buku sketsa yang berserakan sepanjang meja yang terletak di sebelah sofa, serta kuas cat yang bertebaran di sekelilingnya. Sangat sederhana dan apik di waktu yang bersamaan.
"Hoodie mu basah, dilepas saja" Ujar Taehyung halus, Jeongguk mengikuti perkataannya, namun berhubung dia sangat lelah, ia sedikit kesulitan melepaskan hoodie yang menempel di kulit susunya. Taehyung membantunya, warna merah muda di pipinya mulai muncul.
Pemandangan itu membuat nafas Taehyung memburu; yang tadi itu sangat memikat. Wanita tidak membuatnya terpesona, tak sedikitpun. Ia pernah melukis beberapa wanita saat tersipu sebelumnya, tapi tak ada yang menandingi rona merah di pipi Jeongguk.
Seraya Taehyung meletakkan hoodie di pemanas, Jeongguk merasa sedikit jijik ketika celana jins basahnya mengenai kulitnya yang merinding. Tak ada yang lebih buruk dari jins yang basah. Namun ia memutuskan untuk diam; ia tidak ingin terlihat seperti balita yang manja.
"Sebentar." Taehyung menatap wajah Jeongguk. Ia jauh dari kata bodoh, sangat menyadari apa yang salah dari Jeongguk ketika tangannya terus menyentuh celana jins nya. Ia keluar dari kamarnya dengan sepasang celana olahraga dan sweatshirt.
Ditatapnya pakaian yang diberikan Taehyung, pipinya tambah merona ketika menyadari pakaian itu untuknya. Senyum Taehyung menular seperti biasanya.
"Pakai ini dulu sementara. Aku tahu ini akan kebesaran untukmu, tapi lebih baik kebesaran daripada basah dan kotor" Taehyung mengangkat bahunya.
*・゜゚・*☆ *・゜゚・*☆ *・゜゚・*
:) jangan lupa vote bts di mwave ya kawan :)
KAMU SEDANG MEMBACA
watercolour ✿ vkook/taekook
Fanfiction✎ kisah seorang seniman yang ingin mencari tahu tentang lelaki imut misterius dengan permen lolipop nya dan pakaian yang sedikit 'feminim'. [ INDONESIAN TRANSLATION ] original story by ; ©LOVEGUKKS translated by ; ©HEAVENLYJEON