❀berries[end] ❀

7.7K 1K 38
                                    

Taehyung terkekeh terhadap Jeongguk yang mengenakan overall dengan kaos putih kebesaran, rambut pirangnya sangat lembut karena baru saja keramas dengan sampo floral. Jeongguk meletakkan strawberry di dalam mulutnya dan tertawa terkikik ketika Taehyung mencolek hidungnya, memberikan keranjang berries ntuk meyakinkan bahwa tidak ada lagi yang dimakan olehnya.

"Memetik berry adalah ide yang bagus, Ggukie." Puji Taehyung, memperhatikan rona merah di pipi Jeongguk, ditambah dengan cahaya matahari yang membuat kulitnya bersinar. Warna buah berry yang merah, dengan dedaunan yang hijau, memberikan pemandangan yang indah dan tenang bagi mereka berdua. Sungguh ide yang sangat bagus.

"T-Terimakasih H-hyung." Kata Jeongguk tergagap, sedikit mengayunkan keranjang berisi blueberry di tangan kirinya seraya menggenggam Taehyung di tangan kanannya.

Terik matahari menerobos gumpalan awan yang menyerupai kapas di langit biru, membuat kulit mereka yang mengkilap karena keringat. Beberapa saat yang lalu sang seniman telah melukis latar dari bayangan pohon ek raksasa, sebelum mereka pergi lagi untuk memetik berries dari semak-semak daun. Semuanya terasa sangat tenang dan aman, tidak banyak orang yang memetik hari ini karena hari kerja.

"Jeongguk, boleh aku bertanya sesuatu?" Taehyung berbicara, langkah dari sepasang sepatu Timbelands terhenti di jalanan tanah yang kering. Jeongguk menatap Taehyung dengan aneh, ingin tahu apa yang ingin ia tanyakan.

"T-tentu" Ia tergagap, sepasang manik onyx mengintip kearah doe eyes milik Jeongguk, menemukan kekhawatiran dibaliknya. Taehyung menjilat bibirnya dengan gugup, membelai tangan Jeongguk dan mengelusnya dengan ibu jari.

Ia takut, Taehyung takut akan hubungan. Hanya ada beberapa one night stands sebelumnya, sebab hubungan orangtuanya membuatnya cemas jika ia akan seperti mereka juga suatu saat nanti.  Tetapi Jeongguk membuatnya berpikir dua kali di situasi ini dan ia akhirnya tersadar; ia mengingkan lelaki imut berambut blonde yang lebih muda darinya itu untuk menjadi miliknya.

"A-aku hanya ingin tahu jika..." Menjilat lagi bibirnya, dan menggigit bibir merahnya membuat Jeongguk semakin penasaran.

"S-sekarang kau b-bicara gagap" Jeongguk terkekeh, gigi kelincinya tampak seketika sebelum ia kembali serius. "A-ada a-apa h-hyung?"

Taehyung mengatakan semuanya secara blak-blakkan. Ia tidak bisa menahannya, agar tidak ada lagi rasa pensaran dan kecemasan, serta pertanyaan yang menjulang untuknya.

"Maukah kau menjadi kekasihku?

Rona merah muncul pipi mereka, manik Jeongguk membesar karena pertanyaan barusan rasanya seperti di tabrak oleh mobil di jalan bebas hambatan. Bahkan dirinya masih shock, dan untuk sekali lagi, rona merah yang sedikit gelap menyerbu keatas pipi Taehyung yang tan.

Jeongguk tidak pernah memiliki kekasih sebelumnya, jika kau tidak menghitung ketika ia yang masih berusia delapan tahun dan hanya bertahan seminggu. Pertama, karena sexuality nya dan fakta bahwa ia seorang gay. Para remaja yang membully nya memperjelas bahwa tidak ada yang menginginkan dirinya seperti itu. Kedua, karena ia seorang transgender.

Tidak banyak orang mengerti, apalagi seperti para remaja itu, dan mereka yang lain tidak semudah itu menerimanya. Orang dewasa terkadang mengejeknya ketika berita menyebar ke lingkungan sekitar bahwa seorang gadis berubah menjadi lelaki. Ketiga, murni karena ia takut. Takut karena harus menutup mulutnya lagi hanya karena menjadi dirinya sendiri.

Tetapi taehyung berbeda. Ia jauh sangat berbeda.

Ia satu-satunya yang dapat mengubah masa depan Jeongguk, agar lebih baik; seperti hidup layak misalnya. Jeongguk pikir ia akan menghabiskan hidupnya terkurung di kamar tanpa siapapun kecuali ibunya untuk berinteraksi, hanya duduk sendiri membuat flower crowns di taman ketika ia bosan,  mengamati secara seksama notebook nya, tanpa berbicara karena ia 'buruk' dalam hal itu. Bersama Taehyung, ia dapat mengekspresikan emosinya yang selama ini terkunci dan terbuang beberapa tahun lalu. Ia dapat melukis hingga matahari terbit saat fajar. Ia dapat berbicara hingga bibirnya berwarna biru.

Taehyung membuka mulutnya untuk bicara, hanya mampu mengeluarkan sepatah kata setelah beberapa detik mengucapkan ocehan untuk bangkit dari tenggorokannya. "M-maaf ak—"

"Ya," Kata Jeongguk tiba-tiba dengan pedenya, tersenyum kepada Taehyung dengan menatap maniknya dengan seksama. "Aku mau menjadi kekasihmu"

Keranjang berries dijatuhkan ke lantai begitu saja, Taehyung meraih Jeongguk dan merengkuh pinggang lelaki itu. Tangan seputih susu melingkar di leher Taehyung yang kecokelatan, air mata kebahagiaan membasahi baju kebesaran miliknya. Kecupan lembut mendarat di leher Jeongguk, lalu mengecupnya lagi sembari tersenyum.

"Terimakasih, Jeongguk"

゚・*☆ *・゜゚・*

so,, that's it guys. cerita ini tamat.
makasih banget buat kalian yang selalu nunggu sama cerita iniiii
astagaa aku ga nyangka bakal nembus 5k reads& 1k votes!
jangan lupa baca cerita terjemahan ku yang satunya ya! masih on going juga, siapa tau kalian tertarik
terima kasih atas support nya selama ini! aku sayang kalian xoxo.

watercolour ✿ vkook/taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang