Hari demi hari telah berlalu, mentari lebih sering bersinar saat kedua lelaki itu duduk di taman. Menurut Taehyung, Jeongguk sangat handal dalam melukis, dan selalu membawa pensil warna terang untuknya, serta menyuruh Jeongguk untuk menggambar di halaman kosong buku catatannya.
Dimata Taehyung, Jeongguk sangat spektakuler. Dari maniknya yang bersinar, lidah yang mencuat saat berkonsentrasi, gigi kelinci yang muncul ketika ia tersenyum di bibir pink nya. Taehyung sangat tergila-gila dengan Jeongguk yang terlihat seperti sepotong karya seni.
Tentu saja Jeongguk sangat polos untuk berususan hal semacam itu dengannya, Taehyung takut kalau-kalau karena ketidak sengajaan, ia merusak Jeongguk. Secara emosi.
Tapi ia tak tahu apa yang dipikiran Jeongguk tentangnya. Pikiran Jeongguk dipenuhi dengan imajinasinya menggenggam tangan Taehyung sementara bibir kemerahannya yang menempel dengan milik Taehyung, tangan kecokelatan yang menulusuri tubuh manisnya. Pikiran kotor itu terkadang membuat Jeongguk selalu mengutuk dirinya sendiri.
Seharusnya ia tak merasa seperti itu, sungguh, ia tak boleh. Mereka berteman, dan ia membaca banyak postingan di sosial media tentang seseorang yang menyatakan perasaannya kepada temannya, dan mereka tak pernah mengobrol lagi. Dan Jeongguk pikir, ia akan hancur jika ia tak akan bicara dengan Taehyung lagi.
Ia tak akan bisa tersenyum sebagaimana mestinya, karena ia tak memiliki alasan untuk itu. Jeritan dalam pikirannya selalu menyuruhnya untuk meraih dan menggenggam tangan Taehyung, tetapi ia tak percaya diri untuk melakukannya.
Hanya satu langkah dorongan lagi, satu alasan lagi untuk menyentuh Taehyung, ia akan melakukannya dengan sangat sedikit ragu.
"H-hyung?" Jeongguk menjilat bibirnya, memutar lolipop diantara jarinya untuk menahan tangannya menyusup ke rambut pirang Taehyung.
"Ya Jeonggukie?" Taehyung mendongak dari buku sketsanya.
"M-maukah kau..." Tarik napas yang dalam, Jeon, "Maukah k-kau m-mampir ke ru-rumahku?"
Taehyung menyeringai, mengusap rambut pirangnya kebelakang dan menutup buku sketsanya. "Tentu saja!"
Jeongguk bernapas lega, menyeringai seperti Taehyung, dan rona merah dipipi nya kembali. Ia merapihkan flower crown nya sebelum berdiri—membersihkan overall putihnya.
Taehyung mengikuti gerakannya, menyeka celana jins robek hitamnya dan membersihkan baju v-neck hijaunya. Jeongguk memperhatikan tulang selangka Taehyung yang menonjol ketika ia meletakkan backpack denim ke pundak nya.
*・゜゚・*☆ *・゜゚・*☆ *・゜゚・*
Perjalanan ke rumah Jeongguk tidak terlalu jauh atau dekat. Teduhnya pepohonan di perumahan yang sunyi ini merupakan pelarian dari teriknya matahari, rambut pirang Jeongguk memantul kapanpun ia melompat maju menghindari trotoar yang retak sambil tertawa geli. Taehyung terkekeh hanya dengan melihat Jeongguk yang bertingkah... kekanak-kanakan.
Bunga di flower crown Jeongguk berwarna pastel yang bermacam-macam, membuat sorotan di rambutnya tambah menonjol. Saat matahari menyilaukan anting emas di telinganya, dan overall yang mengapit kaki kurusnya. Taehyung merasakan dirinya jatuh cinta lebih dalam lagi.
Jeongguk sering tersenyum dan sangat bahagia ketika Taehyung disisinya, ia tak menyadari kelingkingnya bertautan dengan jemari Taehyung sampai mereka sampai di ujung jalan. Rona merah di pipinya kembali muncul, sementara Taehyung masih terkekeh.
"Jika ingin dilepaskan, tak apa. Aku juga tak keberatan" Nyatanya, Jeongguk tidak ingin melepasnya. Tidak sama sekali.
*・゜゚・*☆ *・゜゚・*☆ *・゜゚・*
hello, it's been a while :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
watercolour ✿ vkook/taekook
Fanfiction✎ kisah seorang seniman yang ingin mencari tahu tentang lelaki imut misterius dengan permen lolipop nya dan pakaian yang sedikit 'feminim'. [ INDONESIAN TRANSLATION ] original story by ; ©LOVEGUKKS translated by ; ©HEAVENLYJEON