8. Salad

39 4 0
                                    

"Len, tolong kasih ini ke rumah tante Mira ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Len, tolong kasih ini ke rumah tante Mira ya..." kata bunda sambil nyodorin kotak salad yang baru kami buat.

"Gian aja dong bun, aku lagi males keluar..."

"Gian bantuin ayah bersihin taman. Udah deh, keluar sebentar juga! Entar kalo pulang, kamu boleh makan cokelat di kulkas." Bujuk bunda sambil tetap menydorkan kotak saladnya semakin mendekat.

Akhirnya gue mengambil saladnya meskipun agak males karena gue tahu bakal ketemu Dimas setelah hampir seminggu gue berusaha buat gak ketemu dia. Sia-sia deh.

Gak lama cuman beberapa langkah doang, gue udah nyampe di depan rumah Dimas. Gue langsung ngeluyur masuk rumah Dimas karena dulu sebelum badai bernama Arista menerjang, rumah ini udah kayak rumah kedua gue.

"Tante Mira... Tan..." kata gue agak sedikit teriak karena gak menemukan keberadaan Tante Mira yang senantiasa menonton keluarga artis kesayangannya di tv.

"Eh Len? Lo ngapain?" tanya Dimas yang dateng gak di jemput, pulang gak dianter. Eh, jelangkung dong!

"Tante Mira ada gak?" ucap gue sambil berusaha gak natap wajah manis Dimas yang bikin gagal move on.

"Mama lagi pergi kondangan sama papa. Mau ngapain?"

Gue sodorin kotak salad berukuran sedang ke arahnya yang pastinya sambil masih berusaha gak ngelihat wajahnya. "Dari bunda."

Setelah memastikan kotak titipan dari bunda berada di tangan yang tepat. Gue buru-buru mengambil gerakan langkah cepat maju jalan, sebelum Dimas sadar. "Oke, gue balik... Bye... Sampein salam gue ya buat tante Mira..."

Tapi baru juga dua langkah menyingkir dari tempat penyiksaan, tiba-tiba leher gue dipiting dong dengan satu tangan. Gak erat sih, tapi bikin deg-degan.

"Ngapain dah lo! Lepasin dah!" teriak gue setelah sadar bahwa gue lemah banget buat bgelawan sejuta pesona milik Dimas.

"Gak semudah itu Fergusso."

"Lepasin! Gue teriak nih!"

"Lo daritadi udah teriak Len..."

"Gue belom ngeluarin jurus toa gue!"

"Oke, gue lepasin asal lo gak boleh kemana-mana dulu."

"Iya, apapun untuk kakanda..." ucap gue sambil ketawa, palsu.

Dimas menggandeng tangan gue ke arah dapurnya lalu meletakkan kotak salad ke dalam kulkas. Setelah itu dia bawa gue ke kamarnya yang ada di lantai dua, yang di dominasi warna abu-abu dengan aksesoris khas cowok yamg gue hapal banget.

"Eh gak baik berduaan di kamar... Mending kita balik ke dapan lagi. Atau kita nonton film aja yok!" Ajak gue dengan semangat empat lima.

"Apaan sih, biasanya juga lo masuk ke kamar gue." Kata Dimas yang santai banget kayak di pantai yang sayangnya bertolak belakang sama gue yang udah keringat dingin. Takut gue, ya Tuhan...

"Gak ah, ayo ke bawah aja... Gue pengin nonton film Doraemon." Oh ya, Dimas ini pecinta Doraemon. Dari komik, action figur, sampe film Doraemon lengkap ada di rumahnya.

"Lihat di kamar gue bisa."

"Lo mau ngapain sih? Kalo gak jelas, gue pulang nih..."

"Katanya lo mau nonton Doraemon?" tanyanya sambil nyalain tv plasma yang ada di kamarnya.

"Gak jadi, gue nonton di rumah aja!"

Tiba-tiba dia meluk gue! Yes, meluk gue! Tahan jantung, plis tahan... "Lepasin Dim..."

"Gak, mau...," Dimas diem, gue pun ikut diem berusaha menstabilkan detak jantung gue yang udah kelewat gak normal.

"Len, lo berusaha ngehindar dari gue ya?"

"Enggak, kege'eran banget anda!"

Dimas malah makin meluk gue erat. Ya Tuhan moga gak ada setan lewat yang bikin gue khilaf. "Oya? Tapi kenapa gue ngerasa lo ngehindarin gue ya Len..."

"Ya gak tahu lah, mungkin efek kita jarang ketemu. Lo kan sibuk banget sama pertandingan basket. " Gue berusaha berbohong tanpa ketahuan ala gue.

"Iya juga yah... Tapi Len, lo jangan pernah ngehindarin gue yah. Apapun yang terjadi, jangan pernah ngehindarin gue ya Len... Karena lo, sahabat gue yang paling gue sayang. Gue gak bisa kehilangan lo."

Sahabat ya? Hm, cuman sahabat tersayang. Cuman sahabat tersayang Len, gak lebih. "Ih napa lo jadi mellow gini deh?!"

"Dasar gak so sweet, jelas aja jomblo." katanya sambil melepaskan pelukannya. Syukur deh gue bisa bernapas lega...

"Bodo, amat!"

"Gue punya film baru nih. The mummy, katanya lo mau nonton. Gue bosen lihat film Doraemon terus."

"Lah, tumben amat."

"Hem, pengen mencari hal baru." katanya sambil melempar sekantong kripik kentang kesukaannya ke arah gue, yang untungnya berhasil gue tangkap.

"Sini duduk, lo jangan bengong aja. Kayak gak pernah menjajah kamar gue aja..."

"Mwnjwjawh daru muana?!"

Dimas menepuk-nepuk kepala gue. "Udah-udah makan aja, gak usah ngomong."

Fix, gue gagal move on. Lagi!

Surabaya, 21 Juni 2020

Surabaya, 21 Juni 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang