Radit sibuk mempersiapkan makan malamnya dengan Laura. Segalanya sudah direncanakannya. Bahkan Aira sudah keluar sejak sore, entah kemana.
Bel rumahnya berbunyi, dan Radit segera membuka pintunya. Senyumnya lalu mengembang saat Laura sudah berdiri dengan cantiknya.
"Masuk Ra" Radit menghela Laura dengan lembut.
"Istri kamu mana?" Tanya Laura.
"Oh dia ada urusan ngedadak tadi. Dia juga minta kamu supaya santai aja. Anggap aja rumah sendiri" jawab Radit berbohong.
Laura tersenyum. Ini yang diinginkannya. Berdua dengan Radit. Seperti dulu, saat sebelum Laura lebih memilih Davin.
Radit menarik kursi untuk Laura. Sikap Radit pada Laura sangat lembut dibandingkan sikapnya pada Aira. Yah jelas akan berbeda. Perasaan Radit saat ini hanya untuk Laura.
Mereka menikmati makan malam romantis yang sudah di siapkan Radit.
"Kamu yang nyiapin ini Dit?" Tanya Laura.
Radit mengusap tengkuknya yang tidak gatal.
"Nggak semuanya sih. Aira yang udah nyiapin ini semua" jawab Radit.
Laura sedikit kecewa mendengarnya. Memang benar, Aira yang lebih banyak mempersiapkan makan malam romantis Radit dan Laura. Semua itu bukan karena sukarela, tapi Radit yang sudah memerintahkannya.
"Enak nggak?" Tanya Radit.
"Enak banget" jawab Laura tersenyum manis.
"Itu Aira yang masak. Aku juga harus mengakui kalau dia memang jago masak"
Laura sedikit jengah karena Radit selalu membahas Aira. Obrolan mereka selalu seputar Aira.
"Oiya, aku punya kejutan buat kamu" ucap Laura.
"Apa?" Tanya Radit semangat.
Laura tersenyum menggeleng.
"Besok kamu akan tahu" jawab Laura mengerlingkan matanya.
***
Di mana Aira? Di sini. Di taman komplek yang remang-remang dan sepi. Kemana lagi Aira harus pergi? Ke rumah ayahnya? Sudah pasti Ayahnya akan menanyakan Radit.
Menghabiskan waktu dengan Dirga? Ya ampun keadaan mereka sekarang sudah sangat berbeda. Walaupun pernikahannya dengan Radit itu 'tidak normal', tapi Aira masih menghargai nilai-nilai pernikahan.
Terlebih, Aira seorang guru. Apa yang nanti orang katakan saat melihat Aira yang sudah menikah, menghabiskan waktu dengan laki-laki yang bukan suaminya ?
"Udah beres belum yah?" Tanta Aira pada dirinya sendiri.
Aira melirik arlojinya. Sudah jam 22.00, tapi Radit belum juga memberi kabar. Sebelum Aira pergi, Radit berjanji akan memberi kabar, saat makan malamnya selesai. Tapi ini sudah larut malam dan baterai ponsel Aira hampir habis.
"Udah beres kali. Bodo amat ah"
Aira memutuskan untuk pulang. Radit mungkin saja lupa memberinya kabar saking bahagianya.
Sudah malam dan keadaan komplek sudah sepi. Saat sudah dekat dengan lingkungan rumahnya, Aira melihat mobil putih yang terparkir di depan rumahnya. Tidak lama, Radit dan Laura keluar.
Radit mengantar Laura sampai ke mobilnya. Bahkan membukakan pintu mobil untuk Laura. Aira yang melihat di kejauhan melihat pemandangan itu dan mendesis, seolah mengejek Radit.
KAMU SEDANG MEMBACA
AiRadit (SUDAH TERBIT)
Ficción GeneralKeduanya menikah karena uang. Yang satu menikah untuk membayar hutang keluarganya, dan yang satu untuk mempertahankan warisannya.