Hanya Jarak

1.7K 81 2
                                    

Saat yang tepat, aku mengungkapkannya saat hati ini terbiasa baik jauh dari raganya.
- Anna -

Hari sekolah yang menyenangkan. Walau, Jere semakin jauh denganku mungkin karena aku terlalu sibuk bersama mereka yang membuat duniaku menjadi terasa berbeda.

Pagi ini, Jere menghampiriku dibarisan meja paling depan tempat dimana aku duduk.

"An, lo udah berubah sekarang"

"Berubah gimana sih?"

"Berubah, udah gak kayak dulu"

Aku tidak dapat membalas perkataannya itu. Karena, aku tidak ingin tahu lebih lanjut apa maksudnya.

Belakangan ini aku selalu pulang telat karena, selalu mengahabiskan waktu bersama mereka Frissi, Putri, Iren, Anggi, Sara dan Hana.

Kita sering membuat rencana membuat tugas bersama tapi tak pernah berhasil pasti ujung-ujungnya kita hanya mengobrol, nonton dan main-main.

Mengenal mereka, membuat aku mengerti apa arti dari sebuah persahabatan menerima kekurangan dan saling melengkapi kekurangan itu satu sama lain.

Aku tahu pribadi dari Putri dia feminim stylenya boys samayalah kayak Sara. Dia yang paling tidak pemalu diantara kita bertujuh dan intinya dia tidak tahu simpan rahasia yang menurut kita penting dan menurut dia sepele. Dia tidak cuma ditakuti adik-adik kelas tapi, kitapun juga takut kalau dia sudah marah tidak akan ada yang bicara.

Dia salah satu orang yang membuatku merasa untuk lebih bersyukur. Putri punya sakit yang cukup parah dan selama lahir dia tidak pernah mengetahui sosok seorang ayah tapi, dia sangat enjoy menjalani kehidupannya.

"Kita ke karaoke yuk" ajak Anggi

"Iya, gue udah lama gak nyanyi nih entar bakat gue ilang lagi" balas Iren

"Suara kaleng gesrek maksud lo" balas Frissi dan semua langsung tertawa

"Suara 8oktav lo emang harusnya lo sumbangin di tempat karaoke bukan di kelas" ejek Sara.

Hal yang paling tidak kusukai dari Frissi dan Iren adalah suara mereka yang seperti toa apalagi kalau mereka tertawa semua akan melihat kearah mereka sungguh, menarik perhatian.

Di kelas XI ini, adalah masa dimana remaja mencoba-coba barang haram seperti miras dan rokok, diantara kami memang ada yang sudah biasa dengan barang-barang itu tapi syukurlah ada Frissi, yang sok kuat diantara kami yang akan memberikan nasihat-nasihatnya yang begitu panjang walaupun dia terlihat kuat dia tetap mempunyai otak jahat, soal bolos dia ahlinya.

Didalam persahabatan ini, kita saling memberikan teguran dan memberi tahu sesuatu secara blak-blakan. Jadi tidak ada simpan menyimpan, jika menyimpan pasti juga semua akan tahu.

Misalnya, Iren dia terlalu terbuka dan terlalu polos jika mengatakan hal-hal yang dewasa.

Tapi, ada juga yang masih kekanak-kanakan yaitu Sara jika ditegur malah ngambek tidak jelas lalu kembali.

Saking asiknya aku bersama mereka, aku sampai lupa perasaanku ke Jere. Aku merasa nyaman dengan teman-temanku saat ini. Mungkin, perasaanku hanyalah rasa suka sama seperti perasaanku pada Kiel yang hanya timbul sementara saja dan segera hilang.

Rasa yang Tak Seharusnya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang