Chapter 1

10K 375 19
                                    

IM YOONA POV

Hidup bergelimang harta selama ini tidak menjadi jaminan buatku untuk memperoleh hidup lebih baik untuk selamanya. Aku dilahirkan dari hasil perselingkuhan appaku dengan sekretarisnya. aku lahir tanpa diketahui appa, dan kemudian saat berusia 5 tahun, mama mengantarkanku ke rumah yang cukup besar yang akhirnya aku ketahui itu adalah rumah appaku. Aku tidak tau mengapa eomma meninggalkan aku disana, hidup dengan mereka yang bahkan tidak aku kenal. Aku memang memiliki apapun yang aku inginkan, tapi aku tidak memiliki eomma, apa gunanya semua ini. aku ingat dengan jelas bagaimana reaksi istri appa, dia sangat membenciku dan karena kesalahan appa, appa juga tidak berani menunjukan perasaannya padaku. Hanya Seulong oppa, dia yang baik padaku. Walaupun aku tidak lahir dari ibu yang sama dengannya, tapi ia memperlakukan aku dengan baik. Sebulan setelah aku tinggal disana, aku mendengar percakapan appa dan istrinya yang saat itu aku panggil dengan sebutan nyonya. Papa memberitahukan padanya untuk lebih baik padaku dan perlakukan aku seperti ia memperlakukan seulong oppa. Alasannya adalah wanita yang merusak rumah tangga mereka telah meninggal dan itu adalah eommaku. Aku menderita sakit selama seminggu lamanya karena mendengar hal itu. Dan ntah mengapa sejak itu juga nyonya itu memintaku memanggilnya eomma, mungkin karena musuhnya telah tiada.

Aku mulai mengikhlaskan kepergian eomma dan menerimanya sebagai pengganti eommaku. Setidaknya ia memang menyayangiku setelah itu. 15 tahun aku mendapat kasih sayang yang begitu sempurna dari appa, eomma dan seulong oppa. Sebelum akhirnya mereka tiba2 menghilang karena perusahaan mengalami failed. Mereka pergi tanpa memberitahuku, aku kembali berpikir mungkin selamanya aku bukan bagian dari mereka.

Aku tinggal dengan Oh Jinhye – kakak iparku – seulong oppa bukan saja meninggalkanku, tapi juga istrinya. Dan penderitaanku dimulai sejak hidup berdua dengannya. Suatu pagi, aku dikejutkan dengan kepulangannya dalam keadaan mabuk dan dikawal oleh 2 orang body guard. Ternyata ia terlibat hutang yang sangat banyak karena kegilaannya berbelanja dan minum. Aku tidak bisa menyalahkannya karena ia mengalami depresi sejak kepergian seulong oppa.

" Kami harus membawamu nona" ujar salah satu body guard itu

" wae?"

" wanita ini telah menjualmu ke bos kita"

" Apa2an ini" aku menangis dan dia yang masih mabuk tersenyum padaku " Kenapa eonni begitu tega padaku?"

" Jika kamu bekerja disana, kamu tidak akan susah seperti ini"

" eonni" aku menangis

" mianhae" ujarnya, dia wanita yang baik, setidaknya ia pernah baik padaku. Dia menjadi seperti ini semua karena oppa, oppaku pergi meninggalkanku dan juga istrinya.

Disinilah aku pada akhirnya, memakai pakaian ketat yang sungguh tidak nyaman. Apalagi aku harus ditatap oleh pria hidung belang kaya raya yang menghabiskan malam di club ini. bosnya – Lee Donghae – memberikanku waktu seminggu untuk mengenal dunia ini sebelum ia menjadikan aku wanita malam. Sungguh tragis nasibku. Apalagi malam ini ia mengatakan padaku kalau waktuku telah habis dan ia telah menjualkanku pada seorang pria kaya. Aku harus mencari cara untuk kabur sebelum aku harus melayani pria hidung belang itu.

***

CHOI SIWON POV

Kepalaku mendadak pusing setelah berada di tempat ini. aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali aku kesini. Itu sudah terlalu lama, sejak pernikahanku aku jarang menginjakkan kaki ke tempat ini lagi dan sejak aku memiliki Choi Jinri, aku benar-benar meninggalkan kebiasaan berkunjung kesini. Sudah 5 tahun berarti. Club ini salah satu club terbesar di Seoul dan pemiliknya adalah sahabatku Lee Donghae. Aku memesan minum pada bartender disana. Aku ingat pertengkaranku tadi pagi dengan Tifanny, ini pertama kali kita bertengkar setelah 6 tahun pernikahan. Ia menghabiskan ratusan juta dalam waktu sehari hanya untuk mengikuti mode. Aku tidak ingat jika dia adalah wanita yang peduli dengan mode, dulu aku jatuh cinta padanya karena ia adalah wanita yang sederhana. Aku marah padanya bukan karena ia menghabiskan uangku dalam jumlah besar, aku bahkan bisa memberikan lebih banyak lagi untuk ia habiskan. Aku marah karena kesibukannya dalam mengikuti mode dan bergaul dengan istri CEO yang gaul itu, ia mengabaikan putri kami dan juga ia tidak bersedia melahirkan anak untukku lagi. Walaupun aku sudah memiliki seorang putri, tapi aku menginginkan lebih banyak anak, setidaknya berikan aku satu lagi agar jika saat aku pensiun nanti, ada yang menggantikanku. Aku tidak ingin putriku terbebani sendiri, setidaknya jika ia memiliki saudara maka ia akan memiliki tempat berbagi, sama seperti aku dan noonaku.

" Bos Choi" sapa Donghae sambil menepuk pundakku. Aku melihat ia membawa seorang gadis di sampingnya "Tumben kesini, bukankah kamu sudah bertobat?" godanya

" Berikan aku minuman terbaiki bos Lee" ujarku dan ia meminta bartendernya mengeluarkan sebotol minuman yang merupakan alkohol terbaik dari Italia, minuman favoriteku sebelum aku menjadi seorang daddy.

" Kebetulan kamu sudah lama tidak kesini, hari ini ada yang special" ia menunjukan gadis itu " Tertarik?" wanita di sampingnya tampak tidak nyaman dengan pakaiannya, tapi siapa peduli, bahkan ia bekerja di tempat seperti ini. Ia bukan gadis baik-baik.

" Aku tidak ingin" ujarku, bagaimanapun aku adalah pria setia. Aku sudah memiliki keluarga, aku tidak ingin bermain-main lagi. Walaupun dulu aku seorang player, tapi sekarang aku memiliki tanggung jawab.

" Are you sure? She is special for today" bisiknya dan aku melihat wanita itu kembali menarik2 gaunnya yang menurutku terlalu ketat dan pendek. Jika ia tidak memakai begini, ia akan tampak terhormat tapi karena pakaiannya ini ia jadi tampak murahan.

" Yes, i'm sure" ujarku, wanita itu memang cantik. Tapi aku tidak ingin mempertaruhkan keluargaku hanya untuk satu malam. Bagaimana pun hubunganku dengan istriku saat ini, aku tidak tertarik untuk menghancurkan pernikahan ini.

" Baiklah jika kamu tidak mau. Aku akan memberikannya pada pria itu" ujarnya dan ia menarik gadis itu ke arah seorang pria setengah baya, Lee Donghae sungguh tidak berperasaan.

Wanita itu menatapku dan aku merasakan getaran di dadaku. Aku berusaha mengabaikannya dengan terus meminum alkohol yang berada di depanku dan gadis lain menghampiriku. Bagiku mereka semua itu sama saja 'Murahan'. Aku berjalan menjauh tanpa berminat sama sekali pada mereka. Dan aku melihat gadis yang tadi ditawarkan Donghae padaku sedang duduk di pangkuan pria tua itu dengan keadaan pasrah. Sekilas aku melihat air matanya. Aku merasa kasihan padanya. Tapi buat apa, dia bisa berada disini karena kemauannya. Apa salahnya dia melayani pria tua itu, bukankah itu memang pekerjaannya. Pekerjaan mereka hanya melayani siapa yang membayar tanpa peduli seberapa buruk pun pembelinya.

Aku mengabaikannya dan berjalan untuk meninggal club itu, sudah lama tidak masuk ke tempat seperti ini membuat kepalaku pusing.

TBC

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang