Chapter 2

305 24 0
                                    

*padang gurun yang luas, pakaian kuno yang hanya badan berbalut kain putih, rambut panjang coklat ku yang terurai berhembus karna angis di padang gurun itu. Tidak panas, disini aku merasakan sejuk. Tiba - tiba muncul suara dari langit, "Ini sudah saatnya kau menjalankan takdir mu, kau lahir didunia manusia bukan untuk ikut memperkacau peradaban yang seperti tak ber Tuhan, kau punya tugas. bergegaslah" suaru itu terdengar begitu menyeramkan di telingaku, aku seketika berlutut, entah apa yang mendorong ku melakukan itu, tapi rasanya aku ingin sekali berlutut. *

lalu aku terbangun.

mimpi yang sangat buruk, itulah yang membuat aku merenung menyadari peradaban manusia seperti apa yang sekarang sedang aku jalani.

aku menghubungkan nya dengan mimpiku itu.

"tugas? dia bilang aku punya tugas? tugas macam apa yang dia maksud? jika hanya tugas fisika dengan rumus menyebalkan itu seumur umur aku tidak mau mengerjakannya" aku berbicara pada diriku sendiri, seperti mengingatkan ku akan tugas fisika yang besok harus dikumpul.

aku pun mengambil handuk, sudah cukup lamunan dan halusinasi nya pagi ini. Masih pagi saja aku sudah melamunkan hal hal yang tidak mungkin, bagaimana jika aku terus melamun mungkin aku bisa gila.

setelah mandi aku hendak turun untuk sarapan pagi. Biasanya akan ada satu tangkap roti tawar dengan selai kacang kesukaan ku jika pagi pagi begini.

akupun turun lalu melihat dugaanku benar karena sarapan ku sudah ada di meja makan.

Mama terlihat sedang menonton televisi dengan progam siaran berita yang berisi tentang kasus bunuh diri disebuah apartemen di California. Sungguh miris -batinku.

Aku memperhatikan tv sambil menyantap sarapan ku pagi ini. Setelah acara berganti aku sudah tidak berminat lagi menatap layar kaca yang sangat tipis dan mungkin tidak pantas kusebut tv. Tapi nyatanya itulah tv di 2073 ini.

Aku menawarkan mama untuk duduk disampingku, lalu ia menyetujuinya. Ia berjalan kearahku dan duduk di kursi sebelah kiri ku. Aku sudah menyelesaikan sarapan ku pagi ini. Tiba tiba mama memanggilku.

"ra"

"iya ma?"

"mama ingin memberitahu mu hal yang serius" jawabnya lagi dengan membenarkan posisi duduk nya menjadi lebih tegak dan kembali menatapku lekat.

"aku sudah tau" jawab ku asal saja seakan sudah yang paling tahu tentang tujuannya.

"maksud mu?"

"ya aku sudah tau ma, sejak 5 tahun yang lalu, dan kau baru ingin memberi tahu ku sekarang?" jawabku sudah seperti yang paling benar saja sekarang.

"maafkan mama ra, mama sangat menyayangimu, mama tidak ingin kehilangan mu, mama takut jika mama memberitahu mu dari dulu nanti kau malah pergi dari mama. sekarang mama ingin menceritakan semuanya lebih jelas" ucapnya lagi dengan nada sendu dan mata sayu yang sedang melihat ke arahku.

aku hanya menjawab "hmm" seakan tidak tertarik dengan apa yang ingin ia ceritakan.

"mama dan papa adalah sepasang suami istri yang tidak bisa mempunyai anak lagi ra. Rahim mama sudah diangkat karena penyakit mama kala itu, mama sudah sangat pasrah dengan keadaan. namun tiba tiba ada hujan yang sangat bergemuruh, saat dan tanggal nya tepat seperti sekarang namun sudah 17 tahun yang lalu. ada bola cahaya yang sangat terang melintas didepan pintu rumah ini. Mama sangat terkejut sayang, tak akan ada yang mengira itu adalah seorang bayi, betapa bahagianya mama saat itu. mendapatkan bayi perempuan yang cantik juga. namun sayangnya mama tidak bisa lebih lama dari 17 tahun untuk bersamamu. Sekarang lihat lah dunia mu Lumiera, kau sudah ditakdirkan untuk sesuatu yang lebih besar dari apa yang ada dibayanganmu---

LumièreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang