[Jungkook POV]
Kalian tau? Ini kali kelima Seulgi menyiksaku dengan ritual nggak jelas itu. Ritual itu jelas sih, hanya saja aku membencinya. Kulitku terasa terbakar. Padahal dia hanya membaca mantra yang aku sendiri nggak tau. Tapi, kata bang Namjoon cara Seulgi ini cukup berhasil. Saudaraku itu berhasil. Setelah dia menamatkan buku itu, dia memulihkan kondisinya. Dan sekarang dia mulai membuka segel di tubuhku ini.
Tato permanen di punggungku sudah memudar. Kekuatanku secara sedikit demi sedikit juga mulai keluar. Tapi baru yang kecil. Kekuatan besar akan keluar kalau tato sialan ini hilang. Benar-benar hilang.
Besok adalah tepat ulang tahun Yeri. Besok kami akan pergi ke lembah yang aku sendiri nggak tau lembah apa itu. Dan untuk apa. Tapi, kata Papa Seokjin, kita harus mencari area yang luas untuk jaga-jaga, karena kita tidak tau seberapa besar kekuatan Yeri.
Apa kalian bertanya-tanya, apa aku menyesal ditakdirkan bersama Yeri? Jawabannya tidak. Dari dulu aku selalu mempercayai ramalan itu. Aku meyakini bahwa memang suatu saat nanti aku akan menjalani takdirku sesuai ramalan itu. Dan begitu aku tau, gadis mungil itu adalah bagian dari takdir ku yang telah digariskan, aku semakin bersemangat.
Bagaimana perasaanku? Sejak Seulgi mengatakan fakta tentang Yeri, aku tertarik dan begitu ingin dekat dengannya. Tapi saat aku tau, ternyata gadis itu menyukai Taehyung yang sebenarnya adalah kakaknya sendiri, aku kecewa. Nggak tau kenapa. Ada yang sakit di dada ini. Berlebihan memang. Apa aku cemburu? Mungkin. Tapi mau bagaimana lagi, gadis itu hanya menganggapku sebagai partner dalam pertempuran nanti. Dia masih tetap menyukai Taehyung. Hingga sekarang.
“Kak Jungkook, ayo ketaman belakang. Aku bosan daritadi hanya duduk-duduk disini,” orang yang aku pikirkan muncul dihadapanku. Dia mengajakku ke taman belakang kastil ini. Pasti ujung-ujungnya menceritakan Taehyung. Bosan aku, bosannn!!!!
“Kak? Mau enggak?,” tanya gadis itu sekali lagi. Aku hanya mengangguk, nggak ada semangat sama sekali. mengikuti langkahnya yang bersemangat menuju taman belakang.
[YERI POV]
“Kak, dari tadi ngalamun aja? Mikirin apa sih?,” tanyaku pada lelaki didepanku ini. Aku sudah tau. Dia tak suka aku ajak jalan karena dia tak ingin aku menceritakan tentang kak Taehyung. Aku tau semua yang dia pikirkan.
“Mikir besok bakal ada kejadian apa.”
Oke Kim Yerim, itu jawaban terketus yang pernah kau dapatkan dari si gigi kelinci ini. Menyebalkan.“Kenapa dia diam aja? Nggak ngomong lagi? Biasanya cerewet. Kenapa nggak cerita tentang kakak tersayang sekaligus tercintanya itu?”
Suara itu terdengar di pikiranku. Aku sengaja mendengarnya. Maafkan aku, kak. Aku mencuri dengar. Hehe
Benar kan… Dia tak suka aku membahas kak Taehyung. Apa kalian tau, aku sebenarnya hanya membuat dia cemburu. Lebih tepatnya, aku penasaran dengan ketulusannya. Apa karena kewajibannya sesaat atau memang tulus dari hati. Aku hanya sengaja membahas tentang Kak Taehyung. Padahal, aku sudah move on.
Move on? Secepat itu? Tentu saja. Perasaan ku ke kak Taehyung belum terlalu jauh. Untungnya kenyataan ini muncul sebelum aku jatuh terlalu dalam dengan perasaan ini. Beruntung sekali. Jadi aku bisa dengan mudah move on. Tapi aku bukan orang munafik. Setiap melihat kakakku itu, aku menyesal. Kenapa harus aku adiknya? Kenapa bukan orang lain? Dia tampan dan begitu perhatian. Siapa yang tak mau jadi pendampingnya?
Lalu, bagaimana nasib kak Jungkook? Sejujurnya aku ragu jika takdir yang dimaksudkan juga berkaitan dengan pasangan. Alias pendamping hidup. Aku berpikir jika takdir yang ada di gariskan ramalan itu hanya sebatas pendamping untuk peperangan ini. Bukan sebagai pasangan. Tapi, jika memang takdir itu juga mengatur jodoh, siapa yang akan menolak jika berjodoh dengan kak Jungkook? Lepas dari kak Taehyung, mendapatkan kak Jungkook. Bukankah aku sedang mendapatkan jackpot? Hahahaha… Apapun itu, aku akan memastikan perasaan kak Jungkook sungguh-sungguh. Bukan karena kewajibannya sebagaimana yang diramalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAIRI √
FanfictionApa kau percaya makhluk immortal itu ada? Apa kau percaya bahwa makhluk yang hidup beratus-ratus tahun itu nyata? Apakah kau percaya mereka yang punya ilmu sihir, kekuatan super, hidup berkoloni itu benar-benar hidup? Kau harus percaya. Karena kami...