XXIII

2.1K 266 147
                                    

>>>Last Chapter<<<
>>>2500w<<<






“Jadi itu perbuatanmu…,” kata Jennie.

Yeri tersenyum sinis. Dia menggerakkan tangannya sehingga pohon-pohon mendekatinya dan rantingnya terulur membentuk sebuah tangga. Dengan santainya, Yeri berjalan sembari mengenggam tangan Jungkook menuruni tangga dari pohon itu. Setiap ranting yang telah mereka lewati, pohon itu kembali tegak seperti sediakala.

“Tentu saja. Kau membuat keributan disini,” kata Yeri.

Seluruh makhluk disana kaget mendengar suara Yeri. Terlebih Demon, Vampire, Werewolf  dan Elf yang memang baru mendengarnya.

“Apa kau merasa sudah hebat, Anak kecil?”

“Lalu, apa kamu berpikir jika kamulah yang paling kuat, Ratu Vampire?,” Yeri membalas perkataan Jennie.

Jungkook maupun Yeri sudah berada diantara mereka. Diantara mayat-mayat yang tergeletak karena perang. Berdiri dengan senyum sinis namun tatapan matanya sendu. Yeri menoleh kearah mayat dari sang Bunda. Perubahan pada dirinya menjadikannya sosok yang tegar dan tak mudah menangis. Dia mengarahkan tangannya kearah tubuh kaku itu. Sulur keluar dari tanah melilit dan mengangkat tubuh kaku Yoona dengan perut yang sudah koyak itu. Yeri hanya mengangkatnya agar tubuh bundanya tak terinjak oleh orang-orang yang sedang berperang.

“Apa kau memamerkan kekuatanmu?”

“Aku memanfaatkan kekuatanku.”

“Jungkook…,” gumam seorang wanita. Dia menatap Jungkook dengan tatapan penuh kasih.

“Maaf, saya tidak mengenali anda.”

Lima kata yang menohok hati Taehee. Bagaimana mungkin anaknya berkata demikian?

“Mama saya bukanlah seorang penghianat. Mama saya sudah mati bersama dengan kematian penyihir Kang.”

Tak dirasakannya, air mata Taehee mengalir. Dia sakit hati dengan pernyataan Jungkook. Anak yang ingin dia lindungi tak mau mengakuinya.

“Apa yang kamu katakan Jeon Jungkook?!,” kata Taehee.

“Hentikan drama memuakkanmu ini, Kim Tae Hee,” kata Yeri.

“Apa kamu bilang?! Sangat tidak sopan memanggil orang tua seperti itu!”

“Dan sangat tidak dibenarkan menjadi penghianat demi membela kaum licik,” kata Yeri dengan tenang. “Bahkan membunuh sesama penyihir. Itu sangat tidak dibenarkan, Nyonya…”

“Hentikan omong kosongmu, Taehee!,” bentak penyihir Kim.

Taehee memandang sekitar dengan amarah. Dia menggerakkan tongkatnya hingga muncul setitik cahaya yang berkumpul diujung tongkat kecilnya. Cahaya yang kecil semakin besar dan membesar. Setelah cahaya itu cukup besar, dia mengibaskan tongkatnya hingga muncul ledakan yang cukup besar di area perang.

JEDAARRRR!!!!

Bunyi ledakan memekakkan telinga. Pasukan-pasukan kecil terpental. Bahkan para pemimpin terpental. Irene juga terpental, badan kecilnya menghantam tanah begitu keras. Hanya satu, tidak tapi tiga orang yang tetap berdiri tanpa goyah. Dialah Kim Yerim, Jeon Jungkook dan Jennie Kim.

“Lanjutkan, Taehee,” perintah Jennie.

Taehee mengumpulkan lagi sihirnya. Dia mengarahkan sihir itu kearah Yeri. Sihir yang begitu besar.  Sihir yang mampu membunuh seseorang dalam sekali kibasan tongkatnya. Namun sihir itu berakhir sia-sia.

VAIRI √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang