ANGEL - 4 ✔

6.6K 409 58
                                    

Alvaro yang baru sampai di tempat duduknya pun mendapat teguran dari kedua temannya karena telah mengambil nampan bakso milik Sandra. "Lo apa-apaan sih Var? Kasian tahu," ucap Zio.

Dera menggelengkan kepalanya. “Childish banget sumpah lo Var.”

"Tadi Sandra kan?" tanyanya kemudian yang diangguki Zio.

"Biar tau rasa tuh cewek," ujar Varo menggebu. Ia masih kesal karena insiden beberapa hari
lalu. Pasalnya, ia terlambat datang latihan karena terpaksa harus menolong perempuan itu terlebih dahulu.

Zio malah terbahak di tempatnya. "Sebel banget kayaknya yang bentar lagi jatuh cinta."

Dera mengangguk. "Benci jadi cinta ... beda tipislah."

Alvaro hanya mendengkus mendengar perkataan kedua temannya, kemudian kembali melahap bakso manisnya. Ya, Alvaro lebih suka memakan bakso dengan lebih banyak kecap dari pada sambal. Kalau ditanya kenapa, pasti jawabnya gini ‘Karena yang pahit itu hidup’. Untuk seseorang yang pernah merasa kehilangan memang wajar.

"Hai Baby Var," sapa seorang wanita menghampiri mereka bertiga. Wanita yang errr ...
Dera dan Zio bilang si ratu ular!

Zio terlebih dahulu menyahut di antara ketiganya. "Baby-baby, emang Varo anak elo."

"Apaan sih ih Yo, ngiri banget deh." Kemudian, wanita yang bernama Velicia itu
mendudukan bokongnya di samping Alvaro, bergelayut manja di tangannya. Sudah tak
asing bagi keduanya untuk melihat pemandangan seperti ini.

"Baby Var, nanti anterin aku pulang yah."

"Oh nggak bisa," cegah Dera. Sungguh, ia sangat tidak suka dengan wanita di hadapannya. Dan entah kenapa, Alvaro masih betah menyimpan perasaannya untuk wanita ini.

"Ih kalian itu kenapa sih?" Veli mulai kesal dengan kelakuan Dera dan Zio yang memang selalu seperti ini, menjauhkan dirinya dari Alvaro.

Alvaro yang sedari tadi diam pun, akhirnya menyahut. "Iya gue anterin." Dan tiga kata itu
sukses membuat kedua temannya membelalak.

Zio yang langsung mengeluarkan beberapa sumpah serapahnya dan Dera yang hanya bisa geleng kepala. Mereka berdua selalu benci dengan situasi ini, di mana Alvaro yang bersikap seperti orang yang kehilangan akalnya.

"Kalian liat sendiri 'kan? Varo itu masih cinta sama gue," ucap Veli setelah Alvaro meninggalkan ketiganya sambil tersenyum licik.

"Gue nggak habis pikir sama si Varo."

"Sama, gue juga. Entah pelet apa yang digunakan si etan," timpal Zio.

---

Lyly : Bang lat gak?

Varo : Iya

Lyly : Pulang dulu gak?

Varo : Sm Veli.

Lyly berdecak sebal, apa maksud pesan kakaknya yang mengatakan kalau dia akan pulang bersama wanita bernama Veli itu? Sepertinya ia harus membawa Kakaknya ke psikiater.

ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang