Wajah Sandra memerah begitu ia tahu alasan Alvaro, kenapa bisa jalan bersama Veli. Ia malu karena sudah berburuk sangka. Tapi ia juga masih merasa kesal, kesalnya gak seberapa sih, tapi malunya....
Alvaro masih terus menggoda Sandra habis-habisan, "Udah deh ngaku, cemburu ye kan?"
Sandra memalingkan wajahnya, kemudian mendengkus. "Mana ada," kilahnya.
Alvaro kembali tergelak, mana ada maling ngaku. Sudah jelas terlihat bahwa Sandra sedang cemburu. Alvaro menggelengkan kepalanya. "Wanita dan sejuta kegengsiannya," desahnya dengan nada mengejek.
"Man...." ucapan Sandra terpotong, begitu ibunya memanggil mereka berdua untuk sarapan. Secepat kilat, Sandra berlari menuju ruang makan membuat Alvarol lagi-lagi terbahak.
---
"Gak ngambek kan sekarang?" goda Alvaro membuat Sandra memalingkan mukanya. "Ya udah, kuy! Katanya mau jalan."
Sandra masih terdiam di tempat. Boro-boro mau keluar rumah, mandi aja belum. Hari ini hari minggu, dan mandi pagi di hari libur itu rasanya....
"Ayolah," bujuk Varo seraya menampilkan senyum manisnya.
"Belom mandi," ucap Sandra dengan ketus.
"Ya mandi dulu dong, masa mau dimandiin," balas Varo yang kemudian mendapat cubitan di lengannya oleh Sandra.
"Awhh, jangan KDRT dong say."
"Anjir, serasa ngobrol sama Mbak-Mbak olshop tau gak sih."
"Lah, ngapa emang?" tanya Varo sambil mengerutkan keningnya, tak mengerti dengan perkataan gadis di sampingnya.
"Itu kata lo Bang-ke."
Alvaro berdecak. "Mulutmu asem sekali Nak, padahal masih pagi."
"Kan udah gue bilang, kalau gue manis-manisin elo ... ntar lo diabe...."
"Cieeeee, gak mau gue sakit ya?" Alvaro memotong ucapan Sandra, kemudian mengedip-ngedipkan kedua matanya.
"Tau ah," ucap Sandra kemudian beranjak dari duduknya meninggalkan Alvaro
yang masih saja tertawa terbahak-bahak.---
Setelah membujuk rayu Sandra yang sedang ngambek, kini mereka berdua tengah berada di restoran cepat saji setelah sebelumnya menonton film.
"Habis ini mau ke mana lagi?" tanya Alvaro memecah keheningan. Sandra kalau ngambek nyusahin, dia gak bakalan ngeluarin sepatah kata pun jika tidak ditanya.
Alvaro mendesah kesal. "Yang...."
Sandra mendengkus membuat Alvaro tersenyum geli. "Akhirnya dapet respon juga Ya Allah."
"Jangan ngawur!"
"Dih, ngawur di mananya? Di hatimu?"
"Makan! Gak boleh banyak bicara, mati karena keselek baru tau rasa lo."
Alvaro meringis, jika tadi dia bilang Sandra kalau lagi ngambek nyusahin, maka sekarang ... kalo Sandra ngambek itu nyakitin. Gak lagi gambek aja kata-katanya
nyakitin, apalagi kalau ngambek?Mereka berdua pun diam, kembali melanjutkan makannya.
"Varo!" seru seseorang membuat keduanya mengalihkan perhatiannya pada seorang wanita yang memakai kaos pink dengan rambut digerai.
Sandra mencebikan bibirnya begitu tahu siapa yang memanggil Alvaro.
"Hai Vel," sapa Varo.
Wanita yang disapa Vel itu pun tersenyum. "Lagi apa?"
"Gak lihat apa ini lagi makan? butakah?" celoteh Sandra dalam hati.
"Makan. Lo makan juga?"
Velicia mengangguk. "Iya, lagi nyari tempat. Penuh...."
"Ya udah, gabung aja sini. Boleh kan Yang?" ucap Varo seraya menatap Sandra yang kini melotot karena Varo dengan seenaknya memanggil ’Yang’ di hadapan orang lain.
"Eh, pacar Varo?" tanya Veli tersenyum sambil menatap Sandra yang masih acuh. "Kenalin, gue Veli," ucapnya seraya mengulurkan tangannya yang jelas diabaikan oleh Sandra.
"Sandra. Maaf, tangannya kotor."
Veli tersenyum maklum. "Eh iya, boleh gabung? Gak ganggu kan?"
Sandra mengangguk. "Silahkan."
Setelah mendapat izin dari Sandra, Veli pun mendudukan bokongnya tepat di samping Alvaro. Sandra mendengkus, padahal kursi di sampingnya masih kosong."Abis dari mana Vel?"
"Oh ini, aku dari toko buku. Nyari bahan buat tugas kampus."
Sandra mendecih. "Aku?"
Padahal tadi saat mengenalkan dirinya pada Sandra manggilnya dengan kata ’gue’.Alvaro mengangguk-anggukan kepalanya. "Kuliah banyak tugas ya?"
"Banyak banget. Kadang rasanya pengen berhenti aja, gak kuat," keluh Veli.
"Ya, resiko dong," celetuk Sandra.
Veli tersenyum miring. "Memang."
"Ah iya, kalian abis dari mana?" tanya Veli kemudian sambil menatap Varo.
"Kita abis dari mana tadi, Yang?" Varo yang merasa aura Sandra buruk pun melemparkan pertanyaan pada wanita yang duduk di depannya.
Sandra mengangkat bahunya acuh, tanpa ingin repot menjawab pertanyaan Alvaro.
"Eh, aku ganggu kalian ya?" Veli berucap pelan kala merasakan situasi di antaranya terasa canggung.
"Gak kok Vel, santai aja. Kita juga udah mau pulang kok."
---
"Bete terus deh, kenapa?" tanya Alvaro begitu melihat Sandra yang cemberut. Kini mereka sedang berjalan ke arah parkiran.
Sandra menggelengkan kepalanya. "Gak papa."
"Cewek kalo bilang gak papa itu pasti ada apa-apanya. Ya kan?"
Sandra mendengkus. "Kecuali gue. Gue mah orangnya jujur. Ditanya kenapa, kalo jawabnya gak papa berarti beneran gak papa. Jangan samakan aku dengan yang lain ya Mas?"
"Mas? Duh, serasa dunia milik berdua," desah Varo sambil cengengesan.
"Lah, malah baper."
"Mas-mas cling, ratu bling-bling."
"Anjir, apaan sih lo Bang. Korban iklan banget."
Alvaro tergelak. "Yang ngiklan kan mantan pacar gue."
"Mana ada, jelas-jelas mantan pacar lo tuh yang tadi numpang duduk."
"Ciee, cemburu."
"Mana ada, orang cantikan gue."
"Ya deh, cantikan kamu ke mana-mana kok say."
Sandra mendengkus jijik, sedangkan Alvaro kembali tertawa terbahak-bahak. Entahlah, menggoda sandra mungkin sudah menjadi hobbynya sekarang.
---
28 April 2018
Ekapertiwi❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL
RomanceCOMPLETE🔥 [Bag.1-27] Berawal dari siswi pindahan yang bernama Sandra yang membuat seorang Alvaro, salah satu kakak kelas di sekolahnya itu tertarik padanya. Namun hal lain justru terjadi, karena Sandra jatuh cinta pada seorang pria yang bernama Ren...