Hari ulang tahun SMA Bakti Nusa pun tiba, suasana semarak menyebar di setiap kelas dan ruang aula. Anggota OSIS berlalu lalang mempersiapkan jalannya berbagai event yang akan hadir menambah ramainya suasana. Akan ada bazar, pameran fotografi, beserta lomba band dan solo vokal. Antusiasme para murid yang tinggi membuat guru-guru dan kepala sekolah bersemangat untuk ikut berpartisipasi langsung dalam jalannya event-event tersebut.
Contohnya seperti guru IPS dan Bahasa Indonesia yang ikut membantu murid-murid berjualan makanan, atau Pak Feri, guru olahraga kelas 10 yang turut andil dalam pembangunan panggung.
Di sisi lain, Bu Indah, guru seni budaya kelas 11 tengah sibuk mengatur dan membantu peserta lomba berlatih,
"Ayo, suaranya lebih tinggi lagi," ujarnya ketika menasehati peserta nomor 5. Sedangkan Anesha, Aline, dan Shara tampak duduk di pojok bangku kelas X-3 yang kala itu dipakai untuk ruang tunggu peserta lomba band dan solo vokal.
"Nesh, gue deg-degan nih..." bisik Aline. Anesha hanya meliriknya sebentar, karena dirinya sendiri juga nervous.
"Sama Line, gue juga takut salah."
"Guys, tenang dong. Kita kan udah latihan seminggu. Masa kalian nggak yakin sih?" sahut Shara berniat memberi semangat. Anesha dan Aline menatap Shara bebarengan. Melihat sahabatnnya yang satu itu sangat bersemangat, mau tak mau mereka juga ikut bersemangat.
"Oke. Gue latihan sekali lagi, kalian perhatiin ya, semisal ada nada yang salah cepet diingetin." kata Anesha yang berperan sebagai vokalis utama sekaligus gitaris.
"Iya, siap!" Anesha mulai bernyanyi, Bu Indah yang tiba-tiba datang ikut menilai penampilan Anesha.
"Anesha, suara kamu udah pas. Tapi gimana kalau kamu kasih impovisasi sedikit-sedikit, ibu yakin pasti jadi lebih bagus."
"Oh, begitu ya. Baik bu. Akan saya coba." balas Anesha menganggukkan kepalanya.
"Oke, kalian siap-siap ya. Habis ini nomor 7, lalu setelahnya kalian. Stand by di belakang panggung. Siap?" tanya bu Indah, Anesha, Aline, dan Shara mengacungkan jempolnya.
"Baiklaah... peserta nomor tujuh sudah menampilkan penampilan terbaik mereka. Peserta selanjutnya, dari kelas XI-IPA 3 ada Anesha, Aline, dan Sharaa....silakan menikmati." Kak Bimo, salah satu pengurus osis yang menjadi MC sudah memanggil Anesha dan teman-temannya untuk naik ke atas panggung.
"Bismillah, usaha sebaik-baiknya." kata Aline menggenggam tangan Anesha dan Shara. Ketiganya berdoa sebelum akhirnya menaiki panggung.
Suara intro musik terdengar dari keyboard milik Aline. Disusul suara nyanyian Anesha dan melodi drum dari Shara. Musik terdengar bersahutan namun seirama. Suara sorakan senang dari penonton membuat semangat ketiga sahabat itu bertambah.
Anesha tersenyum sekilas saat bernyanyi. Ia memandang lautan manusia di depannya dengan bahagia. Hatinya berbunga melihat banyak orang menyukai penampilannya. Sesosok orang tiba-tiba mengunci sorot matanya. Orang tersebut menatap dingin wajah Anesha. Seketika ekspresi Anesha berubah, ia gugup melihat Anggara mengamatinya dari bawah panggung.
Tiba saatnya menyanyikan bait terakhir lagu tersebut. Anggara masih melihat Anesha. Menatapnya lekat-lekat. Lalu Anesha melihat senyuman tipis di bibir cowok es di depannya itu. Beserta sebuah kalimat, yang Anesha yakin mengatakan 'suara lo bagus'. Tanpa sadar Anesha tersenyum sendiri.
"Dari mata, kau buat ku jatuh...jatuh ke hati...oh..ho...hoo,"
Jreengg....Anesha mengakhiri perform-nya. Suara tepuk tangan ikut bergemuruh. Senyuman manis tertera di wajah ketiga sahabat tersebut. Tak lama kemudian mereka pun turun dari panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anggara ✔
Teen Fiction( DITERBITKAN ) Tidak semua perasaan cinta itu salah bagi setiap orang. Terkadang ada beberapa manusia yang menganggap rasa itu suatu keajaiban. Cinta bukan hanya saling peduli, tetapi juga menghargai dan menyayangi. ~ Anesha Bulan membutuhkan bint...