Bab 9 : Jalan-jalan

6.3K 270 14
                                    


     Anggara membereskan buku-bukunya sebelum pulang. Ia merogoh laci meja dan menemukan secarik kertas.

"Oh ya, Gar! Tadi ada yang nitip surat buat lo. Udah ketemu kan?" celetuk Dwina yang akan beranjak pergi dari kelas.

"Ah, ya. Makasih udah bilang." balas Anggara pelan. Dwina hanya mengangguk dan segera berlalu. Anggara tertinggal sendirian di kelas. Lian juga sudah pulang karena mamanya menjemput.

     Dengan perlahan, Anggara membuka kertas kecil tersebut. Tulisan rapi tercetak jelas di dalamnya. Cewek bawel? batin Anggara bingung.

"Dasar kurang kerjaan!" serunya pelan setelah tahu siapa yang mengirim. Ia memasukkan kertas tersebut di saku celananya sembari bergegas keluar kelas.

     Hari ini adalah hari yang cukup panjang bagi Anggara. Ia harus berlari-lari dihadapan seluruh murid karena harus naik ke panggung. Padahal dirinya cukup anti bertatap muka dengan banyak orang.

     Ditambah lagi Lian yang mengajaknya untuk berbaur dengan para adik kelas. Mana cewek semua lagi. Risih tau nggak didempet-dempetin sama orang yang nggak kita kenal.

Anggara menghela napas ketika memikirkan apa yang telah terjadi hari ini. Setelah berjalan menyusuri koridor kelas 11, akhirnya ia tiba di tempat parkir khusus siswa. Tak butuh waktu lama, motor yang dikendarai oleh Anggara sudah melesat menuju jalan raya.


.....


"Ciee yang dapat juara dua!" goda Kak Rei mengusap kepala Anesha. Malam ini teman-teman Anesha datang untuk merayakan kemenangan mereka. Ketiganya juga berencana mengadakan pesta menginap. Kak Rei yang kala itu sudah pulang kuliah langsung cepat berbaur dengan mereka.

"Kak, apaan sih." Anesha menyenggol bahu kak Rei malu. Ia merasa kemenangannya itu bukan apa-apa. Dan sebenarnya tidak terlalu patut untuk dirayakan juga.

"Hahahah, ya udah. Kalian nikmati aja cemilannya ya. Kak Rei mau ke kamar dulu." pamit  Kak Rei beranjak dari sofa.

"Ya kak. Oh iya, nanti Anesha boleh pinjem printernya ya." kata Anesha sambil memasukkan keripik kentang ke dalam mulutnya.

"Mau buat apa?" tanya Kak Rei penasaran.

"Ada dehh..." seloroh Anesha tersenyum menyeringai.

"Ambil aja di kamar kakak nanti. Udah ya, kakak mau tidur dulu. Capek."

"Oke kakak!" jawab Anesha sedikit keras karena Kak Rei sudah menaiki tangga.

Setelah kepergian Kak Rei, Shara dan Aline ikut penasaran dengan permintaan Anesha tadi.

"Lo kenapa mau minjem printer? Perasaan nggak ada tugas sekolah deh," ujar Aline.

"Cuma iseng." jawab Anesha tersenyum riang.

"Eh, ke kamar gue yuk. Kita nonton drama korea! Let's go!" ajak Anesha sembari bangkit dan merapikan meja tamu.

"Ayoo! Gue mau nonton DOTS! Maraton!" ucap Aline bersemangat.

"Gue tidur aja dehh..." seloroh Shara yang memang tidak terlalu tertarik pada film drama.


.....


Malamnya, saat semua teman-temannya sudah tidur, Anesha masuk ke dalam kamar Kak Rei diam-diam. Dengan perlahan ia menduduki kursi belajar milik kakaknya, kemudian menyalakan komputer yang selalu terpajang di samping printer.

Anggara ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang