Jakarta, 2012
Naya masih ingat hari itu, beberapa bulan menjelang Ujian Akhir Nasional, Nuara tiba-tiba menghilang dari sekolah. Gadis itu menghilang bukan tanpa sebab, Ayah Nuara, Andika Rasyid yang kebetulan menjabat sebagai salah satu pejabat daerah tersandung kasus suap dan berujung dengan penjara.
Naya tahu betul meski selalu terlihat gembira, Nuara pasti tersiksa mendengar bisikan-bisikan tajam dari teman-teman sekolah sekaligus guru-guru. Sama seperti yang Naya pernah alami, hanya saja Naya sudah terlalu terbiasa, dan bisik-bisik yang ditujukan padanya bukan berbunyi "anak koruptor". Nuara selalu menghindar saat Naya berusaha mendekatinya, untuk memberitahunya bahwa semua akan baik-baik saja, bahwa Naya tidak akan berubah menilai dirinya, bahwa Naya akan selalu di sisinya.
Atas bantuan sepupunya Jinendra Surya Adliatmaja yang punya kenalan banyak (kalo kata Segara, sepupu Naya yang satu lagi, orang yang kenal Mas Nendra kira-kira populasinya udah separuh pulau Jawa) dan jago ngelobi, Nuara ada di Lombok, kampung halamannya. Jadi sekarang, Naya sedang menyelesaikan packingnya untuk menyusul Nuara dan membawanya pulang ke Jakarta. Sebesar itu arti keberadaan Nuara buat Naya.
Suara pintu kamarnya yang terbuka mengalihkan perhatian cowok itu dari Rimowa Topas Stealth hitam yang baru saja selesai dikancingkan. Seorang gadis cantik memasuki kamar Naya, menggunakan baju terusan bermotif floral dengan rambut terangkat tinggi menjadi loose-bun. Ia tampak seperti seseorang yang baru saja moloncat keluar dari majalah model bertema musim panas. Gadis itu adalah Moira Layla Adliatmaja, kakak perempuan Naya yang hanya berjarak dua tahun usianya.
Moira melemparkan pandangannya kepada Naya, lalu ke kopernya yang sudah rapi, "All set?"
"Yeah, I guess"
"Sera sudah menunggu di bawah"
"Oh, okay" Naya menggeret kopernya mendekati pintu di belakang Moira. Cowok itu keluar dari kamarnya diikuti kakaknya.
"This will be your first, travelling without me right?" Moira mengerling takjub ke adik satu-satunya itu.
"Yeah, Kak. Percaya deh, aku akan baik-baik aja kok. Jadi jangan mulai ikutin Ibu please" ujar Naya bercanda
"Iya, aku percaya kamu kok, Nay. Kamu mandiri dan dewasa sekali, beda sama Sera dan Danar" puji Moira tulus. Ia mengacak rambut Naya dengan sedikit berjinjit. "Meski sebelumnya aku sempat cemas kenapa adikku gak pernah bawa pacar pulang ke rumah seperti Sera dan Danar, tapi sekarang kamu sedang melakukan usaha terbaik kamu. Karena dia spesial, kan?"
Naya terhenyak menatap wajah kakaknya. Moira seperti bisa membaca pikirannya. Memiliki Ayah dan Ibu yang luar biasa sibuk karena franchise bisnis keluarga besarnya membuat Naya tumbuh menghabiskan lebih banyak waktu dengan kakak satu-satunya, Moira. Meski Ibu selalu memastikan kedua anaknya tidak kekurangan kasih sayang, sikap protektif Moira selalu membuat Naya berpikir bahwa kakaknya adalah ibu keduanya.
"Kalau bukan dengan dia... Aku gak bisa Kak..."
*****
"Woy Dan, tebak gue sama Naya lagi di mana???" Segara Pratama Adliatmaja atau biasa dipanggil Sera, sibuk melakukan video call dengan salah satu sepupunya yang (ngakunya) sedang sibuk menuntut ilmu di Kanada, Danar Rudolf Adliatmaja.
"Di rumah Pak RW" jawab Danar malas
"Hmm, sebenernya tebakan lo gak ada salahnya. Cuma kita gak tau nih beneran ada rumah Pak RW di sekitar sini atau enggak" Sera memutar smartphonenya hingga menangkap pemandangan Pantai Pandanan sepenuhnya.
"NO WAAAAYYY" Danar teriak keras di sambungan video callnya dengan Sera. Membuat Sera dan Naya menjadi perhatian beberapa turis asing di sana. "DUDE, YOU GUYS ARE IN LOMBOK? FOR REAL? WAH CUMI GAK NGAJAK GUE???"
"Lo bilang sekolah lo lagi banyak kesibukan" jawab Naya kalem
"I'll leave school anytime for beaches and bikini!!!" Danar berseru emosi
"Oh God...." Naya dan Sera menghela nafas bersamaan, membuat Naya sedikit bersyukur kalo sepupu yang menemani dia ke Lombok setidaknya normal dikit dibanding Danar, sebelum akhirnya Sera melengkapi kalimat tanggungnya tadi, "...SAME DUDEEE HIGH FIVE"
Naya memutar matanya kesal. "Udah kan pamer ke Danar-nya, Ser? Ayo balik ke mobil. Kita langsung cabut ke rumah dia di Senggigi"
"Rumah siapa? Wey? Guys kalian ngapain sih di Lombok? Kok gak kasih tau ke gue? Ada apaan sih? Anjir kenapa gak ada yang kasih tau gue soal apa ini? Nay? Ser? Please enlighten me dong?"
"Telat lo. Makannya tanya-tanya kabar sodara sendiri dong! Kebanyakan main sama bule sih lo! Bye!" dengan juluran lidah mengejek, Sera memutuskan sambungan video call-nya.*****
THEM:
Jinendra Surya Adliatmaja
Moira Layla Adliatmaja
Segara Pratama Adliatmaja
Danar Rudolf Adliatmaja
YOU ARE READING
ASYMPTOTE
Fanfiction[Asymptote] // dalam istilah analisis geometri, asymptote dari sebuah kurva adalah keadaan di mana kedua garis dari koordinat x dan y mendekati angka 0. Kedua garis tersebut semakin mendekat dan terus mendekat hanya saja keduanya tidak akan pernah b...