13. Gejolak!

143 7 0
                                    

Seorang gadis berdiri mematung ditempa angin malam dari sebuah balkon. Sebelah tangannya menggenggam erat railing balkon yang terbuat dari besi berukir itu, dan yang sebelahnya menggenggam secangkir minuman. Semacam bir ringan, atau mungkin wine asli USA yang entah bagaimana bisa lolos masuk ke Indonesia tanpa halangan bea cukai. Gadis itu tengah berharap tak akan ada bagian darinya yang terlepas lagi, sebelum ia benar-benar memilikinya. Berkali-kali ia mencoba menampik perasaan itu. Perasaan "ingin memiliki" yang ia coba gantikan dengan "kerelaan". Ah, mengapa ia harus berurusan dengan (lagi-lagi) hati.

Gadis itu memasuki pintu kamarnya yang terhubung dengan balkon. Tangan kecilnya menjangkau remot televisi. Dia tidak ingin sendirian dan larut dalam emosinya, bisa-bisa ia melangkah meluncur dari balkon. Televisi plasma yang terhubung dengan channel MTV di kamar gadis itu kini menampilkan sebuah movie video dari sebuah lagu. Kemudian bibir gadis itu tersenyum sebelah. Lagu bodoh untuk orang bodoh. Pikirnya merutuki nasib. Mengapa harus lagu ini. Brengsek.

Boy, you're so hard to believe

Just a friend, That's all I've ever been to you

Oh just a girl who wants to be the center of your world

But ain't got much to over but my heart and soul

And I guess that's not enough for you to notice me

I'm just a girl, and I guess that's all ever been to you...

To you...

Kini, lengkap sudah penderitaan itu. Bahwa selama ini memang benar adanya. Segala hal yang ia inginkan tak pernah ia dapatkan. Segala hal yang lebih berharga dari materi. Sesuatu hal yang diimpi-impikan semua orang. Kalau boleh ia menukarnya. Ia bersedia menukar segala materi yang dimilikinya dengan sebuah 'kebahagiaan'

Dan kenapa, sekarang cinta harus ikut mengaduk kesengsaraannya. Menambah kepedihan baru di sana. Membiarkan air mata tersimpan tak terkuak walaupun hati dan otak sudah memintanya terdesak keluar. Lalu menimbunnya dengan sebuah senyuman palsu. Sangat palsu untuk dikatakan sebuah kerelaan. Lalu semuanya beralih menjadi rahasia kepedihan hatinya.

I try to smile when I see other girls with you

Acting like everything is okay but, ooh...

You don't know how it feels to be so in love

With someone who doesn't even know

My secret love...

Ini memang tidak adil. Air mata itu terhambur keluar dari habitatnya. Angin malam tak berhasil mengeringkan sisanya di pipi. Gadis itu terlihat sangat rapuh sekarang ini. Tak ada lagi harapan. Ia hanya ingin dicinta. Bukan hanya sebagai sahabat, teman ataupun segala sinonim-sinonimnya.

In my dream I see us both together constantly

Why can't you see this love that's for you inside of me, ooh...

What do you have to do for you to notice this

You look at her with love, with me it's just friendship

I'm just your girl , and I guess that's all ever been to you...

To you...

Gadis bermata biru itu mengusap pipinya yang banjir oleh air mata. Lalu meneguk wine-nya lagi. Menguatkan isi hatinya sendiri untuk sekali lagi merelakan. Entah ke berapa kali ia melakukan ini semua. Kenapa rela terasa lebih berat untuk dilakukan sekarang? Mana kekuatannya untuk tetap tersenyum dulu? Saat segala ketidak adilan menyergapnya dalam rumah mewah bergelimpangan emas itu? Mana....?

I'm Sorry, S (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang