8. Stupid Shilla

143 13 0
                                    

Gadis blasteran Indonesia-Amerika itu hanya mematung di balkon apartemennya. Merasa lelah sendiri setelah seharian ini memaksakan bibirnya untuk terus tersenyum di hadapan mereka. Pil-pil kebenaran itu terasa dua kali lipat lebih pahit, dan ia mulai menyadari bahwa keberadaannya di sini sudah tak berarti lagi. Hanya akan menyobek kembali kulit hatinya yang baru setahun ini dilekatkan oleh nama seseorang. Ia tersenyum, betapa menyedihkan nasibnya itu. Ia hanya bisa merapal kalimat-kalimat putus asa.

Tuhan, aku cinta Ares, tak berhak kah aku memilikinya ... ?

Setelah dua hari ia mengurung diri, dan memutuskan untuk tidak menemui Antares dan kekasihnya itu, akhirnya hari ini Shilla mencoba membangun pertahanan baru di setiap organ tubuhnya. Agar matanya tak didesaki aliran duka. Agar perutnya tidak terkepaki oleh perasaan tak berharga. Agar jantungnya masih bisa berdetak. Dan agar paru-parunya masih mau mengoptimalkan udara yang masuk.
Apa sebegini berharganya sosok itu di mata Shilla? Hingga menyaksikan ia bersanding dengan wanita lain saja seperti melihat pria itu duduk di pelaminan bersama calon wanita pendamping hidup. Ah, kenyataannya memang demikian. Shilla terlalu jauh terjerumus dalam pusaran kelembutan seorang Antares. Sosok maya yang juga membungkus luka lamanya.

Gadis itu kembali memasuki kamarnya, memandang ke sekeliling. Lalu terpaku pada sebuah laptop yang tergeletak di atas ranjang putihnya. Layar itu menampilkan taskbar ungu itu lagi. Siapa yang mem-buzz akun Y!M nya kali ini?

Ares_Wyakta : BUZZ!

Aah, tentu saja dia. Siapa lagi
Batin Shilla. Setengah malas-malasan ia mengetik balasan. Entah mengapa ia sedikit tak ingin berurusan dengan pria di seberang hubungan chattingnya itu.

FoolPatrickCalled-S : Hem?

Ares_Wyakta : busy right now, eh?

FoolPatrickCalled-S : *shaking head* why?

Ares_Wyakta : I want to talk to u, seriously.

Shilla memejamkan matanya. Apa pria ini tidak tau bahwa tulisannya sekarang ini sudah tak bernyawa lagi, nyaris hambar dan tak akan menjadikannya berdesir aneh seperti dulu. Sekalipun pada kalimat terakhir tadi.

Ares_Wyakta : u there?

FoolPatrickCalled-S : yes. Lets talk, Res.

Ares_Wyakta : not here. I want to invite u to have dinner with me, now.

FoolPatrickCalled-S : where?

Ares_Wyakta : Ill pick u at seven

FoolPatrickCalled-S : with ur girl, of course.
Ares_Wyakta : no. just us

FoolPatrickCalled-S : are you cheating now? No no no.

Ares_Wyakta : no! akh, shilla Im really sorry. I know that ur smile yesterday was lie.

FoolPatrickCalled-S : even i don't know.

Ares_Wyakta : whatever, dont debate me. Wait me at seven.

Ares_Wyakta has signed out

Kedua pelupuk gadis itu terkatup lagi. Kemudian, relung memorinya memutar kisah lain. Tujuan utamanya datang ke negeri khatulistiwa ini bukan hanya untuk kopi darat dengan pria dalam chatting ini. Tapi, sekaligus membuktikan pada keluarganya bahwa ia tak perlu sebuah perjodohan. Apa kata mereka, jika gadis itu kembali ke negaranya tanpa membawa seseorang yang dijanjikannya mampu menggantikan lelaki pilihan orang tuanya itu. Namun, apa yang digariskan Tuhan agaknya memang mutlak. Dan, dari sini Shilla mulai meruntuhkan egonya. Mungkin pilihan orang tuanya memang tepat. Tradisi keluarganya yang memang selalu jodoh-menjodohkan, memang tidak bisa ditolak Shilla lagi.

I'm Sorry, S (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang