Kita pernah terpisah tapi selalu ada perjumpaan baru.
Kita pernah berpisah tapi selalu menemukan jalan untuk kembali.
Terus berulang-ulang.
Sampai akhirnya ada saat di mana kita sadar, ada jalinan yang begitu kuat hingga sulit dirusak.
.
.
.
Maret tanggal 27 adalah awal yang membuka jalan untuk sebuah cerita panjang yang tidak ditemukan dalam sebuah cerita negeri dongeng. Hari cerah itu hanya hari lain bagi seorang Uchiha yang mencoba memiliki sendiri apa yang ia inginkan, permen loli.
Usia Sasuke hampir enam tahun. Seringkali dia memperkenalkan dirinya pada orang lain dan dengan bangga bilang, "Aku enam tahun." Sasuke tidak ingin terus-menerus dianggap sebagai anak kecil di keluarganya. Dia ingin menjadi seorang Uchiha sepenuhnya, seperti Itachi yang dia kenal selalu datar dan tenang.
Tapi Sasuke tetaplah Sasuke, dan karena dia bukan Itachi, maka kisah ini ada.
Maret tanggal 27 adalah hari yang jauh berbeda dari hari-hari sebelumnya bagi Hinata yang kini seorang kakak. Hari ketika angin sejuk melambaikan helaian rambut pendeknya adalah hari istimewa saat ia dan kakak sepupunya berkunjung ke rumah sakit untuk menemui anggota baru Hyuuga yang masih begitu mungil.
Sebelum tujuan utama, Hinata berniat membelikan permen loli sebagai hadiah selamat datang untuk adik perempuannya. Dalam pikiran anak seusianya, permen loli adalah benda berharga yang berkilauan dan manis. Karena itu, saat Neji memikirkan karangan bunga mawar, Hinata tahu adik kecilnya akan lebih menghargai permen besar berwarna cerah.
Hari itu adalah kali pertama bagi Hyuuga ber-yukata dan Uchiha yang bangga akan nama besar keluarganya, membuat lukisan sendiri dalam kisah hidup mereka.
Jika anak-anak suka warna krayon cerah, keduanya terperangkap dalam warna-warna gelap yang monokrom.
Keberuntungan memihak pada Sasuke kala itu. Dengan perasaan puas, dia duduk di ruang kerja manajer toko dan menikmati manis permen loli. Gadis mungil ber-yukata harus rela memilih gumdrops dan beberapa jenis cokelat. Hinata yang tenang, menyimpan niat kuat untuk membelikan permen loli untuk adiknya lain kali.
Sasuke yang cepat merasa bosan, segera keluar dari ruangan sempit yang mencampur aroma kertas, tinta, dan pengharum ruangan murahan yang membuat perutnya mual. Uchiha kecil itu keluar dan menikmati udara bersih musim semi di Tokyo.
Di luar, Hinata menghampiri Neji yang menantinya. Gadis kecil itu membawa paket berisi beraneka macam permen. Keceriaan Hinata terlihat jelas saat ia menunjukkan paket mungil berhias pita dan tiga buah balon cantik. Mereka berdua kemudian bergandengan tangan menuju mobil yang akan mengantar dua Hyuuga kecil ke rumah sakit.
Udara sejuk musim semi yang cerah di bulan Maret, mempertemukan dua Hyuuga dan seorang Uchiha. Dari tempatnya berdiri, Sasuke memperhatikan bagaimana sang anak laki-laki menuntun anak perempuan yang tidak melepas senyum di wajahnya, menyusuri sisi jalan. Sasuke berdiri dan berusaha mengerti apa yang membentuk kebersamaan mereka, dia dan kakaknya tidak pernah punya waktu untuk sekadar keluar dan membeli sesuatu bersama.
Entah datang dari mana, satu perasaan yang mengatakan bahwa dua anak yang tidak dikenalnya akan membawa perubahan dalam hidupnya, terus mengisi kepala Sasuke. Tiba-tiba Sasuke berlari mendekati gadis mungil itu. Pintu mobil yang terbuka membiarkan Hinata masuk lebih dulu.
"Tunggu!" teriakan Sasuke menghentikan Neji yang hampir melangkah masuk ke dalam mobil. Kakak sepupu Hinata menanti hingga Sasuke mencapai tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Song
FanfictionDari waktu yang terus bergerak maju, terkadang kita tak sadar bahwa dunia berputar dengan alasan, seperti juga keberadan aku, kau, dan dia. Sasuke-Hinata-Itachi