Wonwoo merentangkan kedua tangannya diatas bukit.
Dari sini, dia bisa melihat pemukiman penduduk dan pohon-pohon hijau dibawah sana. Udaranya sejuk, pas untuk menenangkan Wonwoo.
"Teriak aja kalau mau teriak."
Wonwoo menggeleng.
Sehun membawanya ke puncak hari ini. Sebelumnya mereka mampir kerumah Chanyeol untuk meminjam mobil.
Awalnya Wonwoo bersikeras mau naik motor saja. Tapi Sehun cukup mengenal Wonwoo yang tidak bisa bertahan di udara dingin terlalu lama.
"Nanti gue dikirain orang gila."
Sehun ketawa. Dia menatap Wonwoo yang makin kesini makin enak diliat.
"Cerita sama gue. Gue siap dengerin. Siapa tau gue juga bisa bantu."
Wonwoo senyum. Dia menepuk-nepuk punggung Sehun. "Lo baik banget ya? Sayang, gak bisa dimilikin lagi."
"Huh?"
Wonwoo menggeleng. "Mingyu tawuran."
Wonwoo menghela nafas. "Dia tawuran dan keadaannya kemarin sempet kritis. Lo tau kalo gue benci hal-hal kaya gitu."
"Gak ada kesempatan?"
Wonwoo menggedikkan bahu. "Gak tau. Gue sayang dia kak. Gue sedih liat dia yang kaya sekarang. Pengen bantuin dia."
Sehun tersenyum. "Ikutin deh kata hati lo. Hati lo gak mungkin salah, Won.."
Wonwoo senyum. "Makasih yaa.."
"Iya. Jangan pernah sungkan sama gue."
♨♨♨♨
Pagi pertama tanpa pesan masuk dari Mingyu.
Pagi pertama tanpa suara mama yang bilang "Wonwoo~ itu aa nungguin."
Pagi pertama tanpa suara Mingyu yang bilang "Bangun sayang~ ayo sekolah biar bisa didik anak kita nanti."
Pokoknya pagi pertama tanpa hal yang bersangkutan dengan Mingyu.
Wonwoo melangkah malas menuju meja makan.
Ada adiknya dan juga sesepunya yang kebetulan nginep disana, Jeon Jungkook.
"Lo nginep emang udah libur apa kuk?"
"Belom. Gue kena skors."
"Hah? Kok bisa?"
"Itu si Kuki, ketauan nonton film porno dikelas. Biar tau rasa dia!" Omel mama Wonwoo
"Ah bibi mah nyebelin!"
Wonwoo ketawa. Aneh - aneh aja gitu.
Ya tapi mending nonton film blue sih daripada praktek langsung. Kuki masih dibawah umur.
"Samlekom~"
Semua yang ada diruang tamu itu melihat ke arah suara.
Sehun !!!
Cowok itu senyum dan menghampiri meja. Mencium tangan mama Wonwoo.
"Pagi, mah."
"Yatuhaaan~ ini tuh Sehun? Ganteng ih sekarang."
"Dulu jelek ya?"
"Engga jelek. Cuma mirip kokoh - kokoh di toko emas pasar."
"Ih mamah!!" Pekik Sehun sebal.
Wonwoo senyum dan ngasih isyarat Sehun buat duduk disampingnya.
Seneng deh ya mamanya masih baik sama Sehun.
Dulu Sehun emang sering main kerumah. Entah bawa martabak atau bawa makanan kesukaan orang tua Wonwoo.
"Sehun mau anterin Wonwoo tah?"
Sehun ngangguk.
"Yaudah kak makan dulu."
♨♨♨
Motor Sehun berhenti didepan gerbang sekolah Wonwoo. Tepat saat itu motor Mingyu juga ingin memasuki gerbang.
Wonwoo turun darisana.
"Terima kasih. Hati-hati ya."
"Iya. Jemput gak?"
"Gak usah deh. Mau main dulu soalnya."
Sehun ngangguk. Dia mengacak puncak kepala Wonwoo.
TIN !!!
Sehun terkekeh dan pergi darisana.
Dia tau maksud Mingyu membunyikan klakson karena pria itu cemburu.
Wonwoo sendiri langsung balik badan dan masuk ke sekolah.
Bingung sih mau ngapain dateng pagi banget begini.
Kalau beberapa hari yang lalu, sebelum putus sama Mingyu , mereka pasti langsung mojok dikelas.
Entah Mingyu yang manja-manja . Atau Wonwoo yang manja-manja.
Jijik kalau kata Jihoon mah.
Wonwoo membuka fitur pesannya. Ada satu pesan dari Sehun disana.
'Belajar yang bener! Jangan ngeliatin Mingyunya terus!!'
"Eh anjir. Ckckckck." Wonwoo terkekeh.
"Jadi alasan kamu minta putus itu bukan karena apa yang terjadi sama aku doang kan?"
Wonwoo menoleh.
"Mingyu?"
"Karena Sehun balik lagi kan? Jahat kamu!"
"Lah~ sotau !!" Ketus Wonwoo dan meninggalkan Mingyu dikelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warung Bu Een [[Meanie]]
Fantasy"Kamu mah Mingyu bukan Dilan!" "Ya emang aku Mingyu. Ngapain jadi Dilan kalo jadi Mingyu aja banyak yang mauin." "Najis !"