Entah ini hanya perasaanku atau juga perasaanmu. Aku menyayangimu lebih dari segala hal di muka bumi ini, bahkan lebih lebih dari diriku sendiri. Mau tidak mau aku harus tetap terlihat normal.
Memendam mungkin aku juaranya. Memendam rasa cemburu walaupun raga terbakar apinya. Memendam rasa yang pernah ada walaupun itu sangat menyakitkan.
Aku tak pernah berpikir untuk melupakanmu. Tak pernah terlintas sama sekali. Bahkan untuk mengurangi rasa cinta yang pernah dibuat bersamapun aku tak mampu. Lantas, bagaimana aku melupakanmu?
Sudah cukup! Aku tak mau berdrama lagi. Tak bisa aku terlihat baik-baik saja. Tak bisa aku terus memendam rasa yang semakin hari semakin membara. Pikiranku selalu dipenuhi oleh namamu, otakku tidak henti berputar mencetak namamu dalam bait-bait puisi.
Sudah, aku tak mau (lagi) berpura-pura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampah Nostalgia
RandomRindu.... Sebenarnya apa arti rindu sesungguhnya? Setiap waktu aku selalu mengucap kata itu, tapi aku tak pernah mengerti arti rindu ini sesungguhnya. Rindu apa? Kepada siapa? Entahlah, rindu seakan akan menjelma menjadi belati bagiku. Sakit rasanya...