Spesial Halloween
●●●
31 oktober
Hari ini ada festival untuk merayakan Halloween di tengah kota.
Aku berdiam di depan kaca sambil menatap pantulan diriku di sana. Aku berperan sebagai Red riding hood. Apapun yang terjadi, kurasa aku pantas mendapatkan gelar kostum terbaik. Aku berbeda dari gadis bertudung merah lainnya.
Sembari menyapukan riasan tipis, aku mengetikkan sesuatu di ponselku.
Tunggu sebentar, bukankah aku harus mengenalkan diriku terlebih dahulu? Aku Jacquel. Gadis berusia 13 tahun yang gemar bermain video games dan mencintai pizza. Aku memiliki seseorang yang kusuka, dia Jack. Dia tidak akan pergi ke festival itu denganku, dia sibuk katanya, sayang sekali.
4:06
Aku masih punya 2 jam sebelum festival dimulai. Aku sudah menyiapkan sesuatu untuk ditampilkan, sekarang aku membutuhkan serigalaku.
*****
Aku kini berdiri di depan rumah minimalis berwarna merah dongker, dengan taman kecil yang telah dihias sedemikian rupa untuk merayakan Halloween. Aroma kue merambat masuk ke hidungku begitu aku tiba tepat di depan pintu coklat ini.
Aku menekan bel, beberapa detik kemudian pintu terbuka dan muncullah wajah seorang wanita berumur 30-an tahun dengan senyum ramahnya begitu melihatku.
"Selamat sore Tante, aku mencari Kevin. Dia di kamarnya bukan?" Tanyaku.
"Oh ya, masuk saja ke kamarnya, Jacquel. Sampaikan padanya untuk mengunci pintu ketika akan keluar denganmu nanti pukul 6. Aku dan ayahnya akan pergi makan malam di luar."
Aku menganggukkan kepalaku dan bergegas menuju lantai dua, ke kamar Kevin.
"Hei Kev," sapaku.
"Oh hey, Jacquel. Red riding hood, huh?" Katanya sambil mematikan komputer miliknya, "Jadi aku harus memakai kostum apa?"
"Serigala, pakai saja punya kakakmu tahun lalu, kita akan melakukan pertunjukkan nanti, aku sudah daftar, dan aku tidak menerima penolakan, Kev."
Kemudian aku menepuk bahunya dan segera pamit, aku harus bersiap-siap, aku akan membuat properti khusus untuk acara nanti.
*****
Pertunjukkan milik orang lain membosankan, terlalu klasik. Aku sampai mengantuk menontonnya. Di sampingku, Kevin menonton setiap pertunjukkan dengan serius, namun sesekali melirik ke arahku. Ya, aku tahu dia menyukaiku, tapi aku tidak. Sudah ada Jack, ingat?
Giliran kami tiba.
Tidak perlu gladi, kita sama-sama tahu bahwa cerita ini klasik, bahkan sudah hafal di luar kepala.
Saatnya aku melakukan aksiku. Aku, sang gadis bertudung merah, memasuki rumah sang nenek. Kevin berbaring di tengah panggung beralaskan kain putih dan bantal serta kain berwarna coklat sebagai selimut, menyamar menjadi nenek padahal dirinya adalah serigala.
Aku menyeringai, kemudian mengeluarkan belati dari balik gaunku, "Kau pikir bisa membodohi siapa, wahai serigala yang manis?"
Mata Kevin melebar, "Jacquel, ini tidak seperti yang biasanya," katanya sambil berbisik.
Aku tak peduli, dengan senyuman manis, aku segera maju dan menduduki perutnya, kemudian menusukkan belatiku ke dadanya. Mulutnya mengeluarkan darah, matanya melotot. Tangannya yang semula memegang tanganku kini melemah. Semua orang di bawah panggung bertepuk tangan, sementara Kevin di bawahku, berakting dengan baik.
Aku bangkit dan berdiri, tersenyum kepada penonton dan membungkuk. Kemudian aku menatap Kevin tergeletak di sana. Aku menarik tangannya turun dari panggung dan meninggalkannya di belakang panggung. Kemudian aku pergi dari sana.
***
Aku kecewa karena tidak mendapat predikat kostum terbaik tahun ini. Aku akan kembali tahun depan dengan gaya yang berbeda.
"Pertunjukkanmu menarik, Jacquel." Aku menoleh ke belakang di mana asal suara itu berada.
"Jack! Kau menikmatinya? Aku mencarimu ke mana-mana," kataku.
"Tentu saja, nah sekarang bersihkan dirimu. Kita harus pindah kota lagi sekarang," katanya sambil menggandeng tanganku. Aku menceritakan tentang halloween kali ini dengan mata berbinar dan Jack mendengarkanku sambil tersenyum sesekali.
"Aku mencintaimu, kakak."
•••
Happy Friday the 13th.
part 13 of 13.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence
HorrorApa yang membuatmu ketakutan? Kegelapan? Keheningan? Atau, Mereka? ••• Kumpulan cerita cerita pendek original buatan author.