1- Bertemu ⚡️

89 3 0
                                    

Author pov

Senin 17 juli
Hari pertama dinda sekolah setelah libur kenaikan kelas dinda yang berangkat terlalu pagi membuat ia malas bergerak menuju kelas hingga membuat nya bertengger di parkiran sekolah

"Mbaak masih pagi udah ngelamun ajaa, apa kabar?" Ucap caca yang ternyata sudah dari tadi memperhatikan dinda
Dinda tersentak dari lamunan nya ketika cacaa mencolek lengan nya. Caca adalah teman terdekat dinda, walaupun sebenarnya ia memiliki 11 teman dekat tapi cuma dengan caca dia terbuka

"Ehhh caa apa kabar? Kayaknyaa lo gendutan dehh seriuss sumpahh"
Ucap dinda sambil menaikan alis dan tersenyum tipis

"Iyayaa? Mama ku juga bilang gituu tapi ku rasa memang bener soalnyaa aku kuat banget nyemil, yaa gimanaa lah liburan gaaada yang ngajak jalan, anak rumahan lah aku sebulanan ini"

"Hiss dasar jombloo sihhh" ucap dinda dengan wajah nya yang datar

"Lahh ga nyadar yaa mbak" sahut caca

"Ssssttt" dinda tersentak kaget mendengar ucapan sahabatnyaa itu yang memang begitu faktanya

"Whahahaa kapok makanyaa jangan ngatain orang sembarangan lupa kan dirinya sendiri gimana"

"Iyaaa iyaa bawel ampun dehh" dinda pun menggaruk bagian belakang kepala nya yang bahkan tidak terasa gatal karna mendengar pernyataan sahabatnyaa

Dan mata dinda pun berpaling menatap seseorang yang melewatinya tepat nya seorang pria dengan tinggi semampai rambut klimis dan bentuk alis yang tidak normal menurut nya, sekitar 30 detik dinda menatap pria itu berjalan hingga pria tersebut tidak terlihat lagi

"Lo sakit apa din? Masih pagi udah celingak celinguk ga karuan, kenapa dengan cowo itu? naksir? Pandangan pertama? Dari tadi aku ngomong di cuekin ehhh ternyata lagi fokus ke yang lain" caca menatap sahabatnya heran

"Ehh nggak ituu anak baru ya? Baru liat, tapi kayak kenal apa mungkin dia tetangga ku atau anak temen ayah ku yaa"

Pernyataan dinda sukses membuat caca melongo

"Astagfirullah dindaaaaaa dia kan calon ketua pmr mu di tahun ini, lo setahunan pmr ini ngapain aja? Jadi lampu bohlam yang menerangi ruangan? Atau butiran debu yang tak teranggap? Namanyaa reno dia sekelas sama mantan ku aldi"

Caca yang tak menduga dengan kepikunan sahabatnya tersebut hanya bisa menggeleng geleng kan kepalanya

"Haahh sumpah lo? Yaampun kok ga pernah liat tapi kayak kenal, lagian kan aku ikut pmr ngambil ilmu nya, mana tau aku kalo ada dia di pmr, lagian aku udah vakum 2 bulanan ini mungkin bentar lagi
mau keluar"

"Halaahh alesan gunanya berorganisasi itu ga cuma nyari ilmu tapi untuk nambah teman juga, saling mengenal satu sama lain, camkan ituu dinn hahahaa
Duhhh udah yuk masuk ke kelas"

***

"Kringggg"
Bel istirahat pun berbunyi dengan indah adinda dan keseblasan teman nya duduk di meja literasi di depan kelas nya yang pada sibuk membahas sesuatu yang sama sekali tidak adinda mengerti

"Selamat pagi reno sayanggg"

Teriakan amel membuat adinda tersentak dan tanpa sengaja dia menjatuhkan es jeruk yang dari tadi di pengangnya. Yaaa amel memanglah tipe wanita yang suka isengin cowo, amel memang terkenal genit dengan beberapa cowo dengan tujuan untuk candaan nya

"din kenapa sih? Cogan aku lewat kok ko yang salting"

Mata dinda terbelalak mendengar ucapan amel

"Dihh yaampun mel, salting? Untuk apalah kenal aja tidak"

dinda pun mengambil gelas plastik yang tadi terjatuh dan berjalan menjauhi teman teman nya ia berjalan mendekati tempat sampah dan berniat membuang gelas yang sedang ia pegang,

di saat ia berjalan menuju tempat sampah yang terletak di koridor kelas di saat yang bersamaan pula pria itu lewat dan mata mereka bertemu,

dinda spontan mengkerutkan dahi nya mencoba mengingat sesuatu dengan keadaan reno yang akan melintas di depan nya.

ketika reno melintas tepat di depan nya dengan keadaan mereka yang masih saling menatap, reno pun menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum tipis, dengan respon reno yang begitu cukup membuat dinda shock.

Dinda pun langsung membalikkan badannya dan berjalan mendekati teman temanya, dan ia sudah di posisi semula duduk tepat di depan caca

"Really?" Ucap caca yang sepertinya menyaksikan secara langsung kejadian itu
Dinda yang tidak mengerti tentang situasi yang sedang ia alami pun menaikkan kedua bahu nya

"Oiyaa dinn lo masih pmr ga sih? Udah 2 bulan ga pernah ikut kegiatan" tanya rika sambil menunjuk nunjuk wajah dinda dengan ujung sedotannya

"Hmm gatau lah ka, segan udah lama ga datang kayaknya aku mau keluar aja deh"

Dinda mengikuti ekstrakulikuler palang merah remaja, namun sejak 2 bulan yang lalu ia udah lama tak terlihat, dikarnakan ia tidak mengikuti event yang di adain sekolah jadi dia takut temen temen pmr nya dan senior nya menjadi rasis

***

Sesampainya di rumah dinda membating badan nya ke kasur sambil menatap langit langit kamar nya dia masih memikirkan kejadian tadi.

"Mirip dengan siapa yaaa? Duhhhh" batin dinda sambil memijit mijit keningnya

"Dinda makan duluu" panggilan mama membuat lamunan dinda buyar yang dari tadi sedang mengingat sesuatu yang berhubungan dengan reno

Dinda pun duduk di meja makan dan mulai menyantap makanannya, mama yang sedang membaca buku resep pun memulai pembicaraan

"ehh din masih pmr ga?"

"Ngga kayaknya ma udah males ga pernah datang" jawab dinda yang masih mengunyah makanan nya

"ooh kalo gitu masuk rohis aja din, biar bareng rangga, rangga masuk rohis loh"

mendengar pernyataan mama membuat adin tersedak makananya dan ia cepat cepat meraih gelas yang ada di depannya.

Rangga adalah anak tante mira, tante mira adalah sahabat mama nya adinda, yaa bisa di bilang mereka soulmate yang tak terpisahkan,

dan rangga sendiri adalah siswa baru di sma 5 pindahan dari singapura, bahkan di hari pertama rangga di sma aja adinda yang menjadi tourgate nya muter muter nganterin ke kurikulum, komite, dan ke kelas nya.

ga kebayang kalo adinda satu ekskul sama rangga repot nya gimana.

Rangga memang tampan bahkan dia hampir mendekati perfect, kulit nya yang mulus dan cerah bersinar mengalahkan wanita, badannya ideal, masuk ke dalam tipe semua wanita. Tapi berhubung dia anak dari tante mira gaa pernah terlintas sedikit pun bagi adinda untuk tertarik dengan rangga

Dinda memutar otak mencari alasan sebaik mungkin untuk menolak tawaran mamanya,

"Ehhh ngga lah ma, pmr mau ada event besar, sertifikat nya lumayan dinda balik pmr ajalah, lagian ga enak udah kenal sama pembina nya gimana ntar kalo ngajar dinda kelas 3"

"Haisshhh labil banget belum 5 menit udah berubah pikiran ajaaa" mendengar perkataan mama nya dinda cuma bisa nyengir

****
Dinda pun melangkahkan kakinya menuju sekolah, ia masih memikirkan permintaan ibunya yang memintanya
Untuk satu ekskul dengan rangga

"Gaa inii ga mungkin ga akan mau aku masuk rohis cuma karna rangga" batin dinda

Dinda berpikir keras untuk mencari solusi terbaik untuk dirinya sendiri. Kemudian ia melihat amel berjalan dengan rika, dinda berlari menyusul mereka bedua dan menyamakan langkah untuk berjalan beriringan

"Ehhh dinda"

Dinda pun tersenyum menanggapi saapan amel, ia harus berpikir jutaan kali untuk mengeluarkan pertanyaan yang memutari kepalanya

"Hmmm, mel kalo aku masuk pmr lagi masih bisa?" Tentu saja pertanyaan dinda membuat amel melongo karna kemarin dinda sendiri bilang akan keluar dan sekarang dia baru saja mengatakan ingin masuk kembali

"Haaa? Mimpi apa ko tiba tiba mau
masuk pmr lagi?"

Dinda pu tersenyum dan megedikkan bahu nya, ia sendiri bingung atas apa yang ia lakukan, walaupun sebenarnya menurutnya masuk pmr lagi solusi terbaik

Love is complicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang