" aku seperti tertampar oleh kehidupannya yang berbanding terbalik dengan ku"-adinda claudia mahenra-
Dinda masih memikirkan vorum tadi siang, mungkin sudah ribuan kali nama itu memutari otaknya,
Pria tersebut berhasil membuat dinda memikirkannya, dinda yang saat ini sedang berbaring di kasurnya pun berusaha menggapai iphone nya dan mengetikkan sebuah nama di sana, ia pun menekan call dan menunggu jawaban seseorang dari sebrang sana
"Hallo? Apa din?"
"Caa, lo dimana?"
"Di rumah, kenapa din?"
"Jalan yuk, bosan, lagi pengen ngobrol"
"Ahh lu din tumben tumbenan malam minggu kesepian, biasanya walaupun jomblo ga pernah se ngenes ini sampe ngajak aku jalan"
"Hiss bawelll, mau gaa? Kalo ngga sih issokeee"
"Iyaaa iyaa kemana? Cafe aja yaa, tempat biasa"
"Okee, aku prepare"
Dinda pun mematikan telfonnya dan bersiap siap, ia pun mengikat rambut panjang nya, dan membuka lemari, ia mencari jaket nya yang biasanya tergantung di sana.
Dinda pun sedikit berteriak dari tangga dan bertanya kepada seorang wanita yang sedang menonton tv
"Maaa, jaket dinda kemana semua? Dinda mau jalan sama cacaa bentar, ke cafe depan""Di cuci kayaknya din, pake dulu yang lain"
Dinda yang masi membongkar lemari nya. Masih belum menemukan jaket nya. malam malam keluar naik motor dengan kaos oblong tanpa jaket kan ga mungkin, udahlah dinda jomblo, truss kedinginan di jalan kan ga lucu.
Tapi kenapa gaada satu pun pakaian layak yang lebih tebal yang bisa dijadikan jaket atau hodie
"Gaada lagi mah""Yaudah kan ada aja jaket yang di gantung di kamar mu itu"
Dinda menatap jaket dongker yang masih bergantung dengan hanger di jendela kamar nya
"Tapi maa itu bukan punya dinda""Bukan punya mu tapi kamu pake juga hujan hujan kemaren, trus belum di balikin, udah pake aja kepepet namanya"
"Emang gaada pilihan lain, persetann, gaakan tau pun dia kalo aku make jaketnya" batin dinda sambil mengambil jaket reno dan memakainya.
Dinda pun menuruni tangga sambil menjinjing flatshoes nya
"Maa dinda berangkat ya"
"Iyaa jangan pulang malam malam yaa"
Setelah dinda pamit, ia pun menuju garasi dan menstater motor matik nya, dinda pun memakai masker dan helm. Dan mulai melajukan motornya
Angin malam dan lampu di sepanjang perjalanan menemani perjalanan dinda.
Ini adalah lampu merah kedua dinda dalam perjalanannya kali ini, ia masih menunggu lampu berganti warna. Dinda menatap ke sekeliling mencari tempat menyelip di antara mobil mobil, hingga dinda berhenti di depan garis pembatas putih.
Dinda masih menatap lampu yang berwarna merah tersebut, jemari jemarinya mengetuk ngetuk pelan rem motor nya, hingga dinda tersadar sesorang sedang mencoleknya dari samping
"Haaii sendirian yaa? Mau di anterin ga kak?" Sontak dinda menoleh ke samping, seorang pria yang sekarang sedang tersenyum kepadanya, dan seorang pria memakai helm berkaca gelap yang menggonceng pria usil tersebut dan ia terlihat lebih tenang dan cuek ketimbang temannya yang pecicilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is complicated
ChickLitIni adalah Kisah cinta adinda claudia mahenra. Sebuah perasaan yang ntah kapan datang nya, tanpa ia sadari dinda telah jatuh cinta dengan seseorang yang tak terduga. Semua nya di awali dengan perasaan kagum yang kemudian berkembang menjadi cinta. ...