12-Tim medis⚡️

63 1 0
                                    

Hari ini cukup terik, matahari sudah berada di pertengahan langit.

pertandingan futsal kali ini dinda dan dea bertugas menjadi tim medis.

Dinda dan dea masih berisap siap di uks, mereka sudah memakai seragam medis berwarna merah dengan lambang pmi yang menghiasi seragam tersebut.

Dinda melipat kain mitela yang menumpuk di depannya, sesekali ia melirik dea yang masih menyusun obat obat p3k ke dalam kotak.

"Din nanti jangan lupa ingatin aku bawa salep, soalnya kotak nya udah penuh"

"Iyaaaa"

"Wahhh lagi pada siap siapp yaaa?" Ucap bang andreas yang ternyata sudah berdiri di depan pintu uks dan memperhatikan dinda dan dea merapikan kotak p3k

Dea yang terkejut dengan kehadiran bang andreas langsung terpaku.

"Ehh i..iyaaa bang" ucap dea terbata bata, dea  salah tingkah dengan kehadiran mantannya yang tak terduga duga.

Dinda pun tersenyum kepada bang andreas, ia berusaha menahan tawanya melihat sepasang kekasih yang pernah bersama tersebut begitu canggung saat ini.

Dinda berusaha memecahkan suasana agar tidak terjadi ke kakuan di antara dea dan bang andreas yang masih sama sama bingung harus mengatakan apa.

Mungkin bagi bang andreas menyapa dea di saat seperti ini bukan hal yang tepat, bahkan ia sendiri tidak tau harus melakukan apa setelah menyapa dea dan dinda yang sedang berada di uks.

Ia bahkan tidak tau harus berkata apalagi setelah basa basi singkat tersebut. Ga mungkin dia hanya sekedar menyapa seperti itu tanpa berucap kembali sepatah kata pun, karna lebih baik tadi dia ga nyapa dari pada cuma jawab "oh" atau "hmm".

Dea pun masih menunggu sepatah kata yang keluar dari mulut bang andreas. Dea berharap bang andreas masih memberikan topik pembicaraan kepadanya bahkan setidaknya merespon ucapan dea. Tapi sepertinya hal itu tidak mungkin, karna bang andreas masih tetap berdiri di depan pintu uks dan tak bersuara.

"Kok kelas 3 udah pulang? Gak pemantapan bang?"

Akhirnya keheningan diantara mereka bertiga terpecahkan karna dinda yang mulai bersuara.

"Ohh udah din, kami cabut males belajar sama pak umam"

"Oalaahhh" jawab dinda sambil tertawa sekilas

"Ada berapa pertandingan hari ini?"

"Ada 4 bang, kelasnya reno juga main hari ini" ucap dea tanpa memperhatikan kepada siapa ia berbiacara

"Ohhh goodluck yaa buat kalian, semoga pemainnya aman gaada yang cidera"

"Iyaaa makasih bang"

Bang andreas pun berlalu meninggalkan dinda dan dea yang masih berada di uks.

                       ****
Dinda dan dea sudah duduk di pinggir lapangan di meja medis yang sudah di sediakan oleh osis.

Mereka masih menunggu pertandingan di mulai.

Dinda menatap ke sekeliling lapangan melihat sekumpulan anak laki laki berbaju futsal yang sedang melakukan pemanasan di pinggir lapangan.

Love is complicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang