Seorang wanita paruh baya menarik napas, lalu menggelengkan kepala. "Neng Dezy, ngapain di atas sana? Ayo turun, nanti jatuh." Mbok Hani menegur Daisy yang sedang berbaring tanpa dosa sambil cari angin segar di atas pohon mangga miliknya di halaman belakang rumah. Sebelah kaki Daisy lipat ke atas lutut, sama sekali tidak takut jatuh dari ketinggian. Ada-ada saja kelakuan Daisy yang membuat orang lain sakit kepala karena terlalu mengkhawatirkan keadaannya.
"Bentar lagi, Mbok. Makan siangnya sudah siap kah?" tanyanya tanpa sedikit pun menoleh. Dia masih menatap lurus ke arah dedaunan dan langit cerah yang kelihatan dari setiap celahnya. Daisy berbaring di salah satu batang paling besar, tanpa oleng. Selain hebat bertingkah konyol, ternyata gadis itu juga hebat menjaga keseimbangan tubuh.
Lalu bagaimana dengan keseimbangan otaknya? Masih dipertanyakan oleh banyak pihak.
Mbok Hani mengangguk. "Sudah siap, Neng. Ayo turun dan makan siang sekarang." Selain Mbok Hani, tidak ada yang mengurus dan memperhatikan semua keperluan Daisy dengan baik. Sementara ibunya sudah kembali kepangkuan Yang Maha Kuasa sejak Daisy duduk di bangku sekolah menengah pertama kelas tiga.
Bagaimana dengan ayah Daisy?
Masih bernapas dengan baik bersama istri jahannam yang tidak lain dan tidak bukan adalah selingkuhan pria itu saat masih berstatus suami ibunya Daisy.
Miris? Tentu saja. Daisy adalah anak korban kerusakan rumah tangga kedua orangtua. Tetapi untunglah Daisy bukan gadis yang lemah dan gampang menangis, dia bahkan jarang sekali memperlihatkan kesedihan di depan orang lain--termasuk pada Kaily dan Angginy.
Hanya saja, Daisy sangat membenci kuburan dan suara sirine ambulans. Bahkan setelah mengantarkan sang ibu ke peristirahatan terakhir tiga tahun lalu, Daisy tak pernah lagi mengunjungi tempat itu sampai detik ini. Jika dia merindukan sosok seorang ibu yang Daisy anggap bak malaikat itu cukup membeli sebuket bunga daisy putih, kemudian meletakkan di kamar ibunya. Almarhum sangat menyukai bunga daisy, sebab itu ketika putrinya lahir di beri nama Daisy Yudhistira.
Yudhistira sendiri adalah nama keluarga besar dari sang ayah. Siapa pun yang memiliki nama itu terkenal dengan kedudukan, kehormatan, dan kejayaan. Daisy terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan, bahkan lebih dari itu.
Daisy anak sultan, begitulah kiranya teman-teman satu sekolah sering memanggilnya. Namanya juga Daisy, ketika semua orang memberikan gelar demikian, semakin menjadilah dia. Semakin berkuasa dengan segala tingkah tidak wajarnya.
Sedikit informasi, nama ayah Daisy adalah Sultan Yudhistira. Banyak duit atau tidak, tetap panggilannya anak Sultan bukan? Hal itu yang selalu membuat Daisy berbangga diri.
"Mbok Hani masuk aja duluan, sebentar lagi aku nyusul."
"Beneran ya, Neng, harus segera menyusul!" Mboh Hani menunjukkan wajah memberengut, pasalnya tidak sekali dua kali dia dikibuli oleh Daisy. Mbok Hani harus lebih berhati-hati dan tidak boleh kalah cerdas. "Kalau telat Mbok nggak mau buatin kue sesuai rencana kita tadi."
Daisy langsung membuka mata , menoleh kaget pada Mbok Hani. "Dih. Jangan gitu dong, Mbok. Bantuin aku itu wajib, sampai berhasil dapetin hati dia pokoknya, ya?" Lalu mengubah posisinya menjadi duduk dengan kaki menjuntai ke bawah, dia gerakkan kedua kakinya maju mundur.
"Makanya, ayo turun sekarang."
"Ya sudah deh. Mbok Hani awas dulu dari situ, aku mau lompat nih." Daisy sudah bersiap akan melompat, namun segera dicegah. Wanita itu meringis, takut kaki Daisy terkilir bahkan patah? Astaga, mengerikan sekali.
"Mbok ambilkan tangga saja. Diam di sana sebentar." Tanpa meminta persetujuan dari Daisy, Mbok Hani melangkah menuju gudang berniat mengambil tangga.
Dengan hitungan detik, Daisy berhasil mendarat ke bawah dengan selamat. Kakinya sudah baik-baik saja, luka yang kemarin jatuh saat mengintip Yusuf tidak bertahan lama. Luka yang paling menyakitkan telah Daisy rasakan, jadi kalau cuman terkilir, tidak ada apa-apanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Alasan Mencintai Yusuf
Romance[Ini menceritakan kisah Yusuf, anaknya Adam dan Relin dalam cerita ZafinAdam] Cerita ini berkisah tentang seorang gadis berusia 18 tahun memiliki nama lengkap Daisy Yudhistira, baru saja lulus dari bangku sekolah menengah atas. Dia yang begitu pecic...