Mendengar kabar dari calon mama mertua bahwa Yusuf sudah tiba di rumah sebelum maghrib tadi, dengan semangat empat lima Daisy bersiap ingin berkunjung. Dia mengenakan celana jeans dan sweater rajut cokelat susu tangan panjang. Untuk menambah kesan cantik pada dirinya, Daisy menggerai rambut panjang yang dia bentuk gelombang pada bagian ujungnya. Lalu sedikit memoles wajah agar kelihatan lebih fresh.
"Kenapa sih aku nggak lahir lebih cepat aja, biar umurku nggak terlalu jauh ketinggalan sama calon suami." Daisy bergumam, dia sudah mengetahui jika umur Yusuf berada tujuh tahun di atasnya. Kalau saja umur mereka hanya berbeda satu atau dua tahun, ada kemungkinan besar jika Yusuf akan meliriknya. Coba lihat kalau sekarang, dia masih dianggap bocah ingusan yang cuman bisa berbicara soal cinta monyet. Padahal jauh dari lubuk hati Daisy paling dalam, cintanya sangat tulus.
Sebelum berangkat, Daisy menyempatkan diri bergaya di depan cermin meja rias, lalu mengabadikan dengan kamera ponsel. "Kenapa selalu cantik cewek satu ini? Bidadari aja kalah mampus, harusnya Yusuf sujud sembah nih sama aku," katanya sambil cekikikan sendiri.
Daisy beranjak dari kamar dengan centil, melangkah menghampiri Mbok Hani yang sedang merapikan peralatan memasak di dapur.
"Masya Allah, sudah cantik dan wangi banget. Mau ke mana?"
"Biasa, Mbok, ngapel dulu ke rumah calon mertua. Gimana menurut Mbok Hani, pakaian aku malam ini udah sopan banget, 'kan?" Daisy berputar dua kali di hadapan Mbok Hani, meminta penilaian dari atas hingga ujung kaki.
Mbok Hani memberikan dua jempol dengan mata berbinar terang. "Sudah sopan, cantik banget!"
Daisy memeluk Mbok Hani. "Doain aku berhasil dapetin hati calon suami ya, Mbok, biar cita-cita nikah mudanya terwujud."
Betul sekali, sejak satu tahun belakangan Daisy selalu mengatakan jika dia ingin menikah muda saja agar memiliki keluarga bahagia seperti yang dia impikan. Keluarga yang selalu ada untuknya, melindunginya, dan menebar banyak cinta setiap hari. Daisy kesepian, dia benci itu.
Jika anak korban broken home memiliki trauma besar akan sebuah hubungan, maka hal itu tidak berlaku bagi Daisy. Dia malah ingin membangun keluarga kecilnya sendiri, membuktikan jika semua laki-laki tidak sama seperti ayahnya.
"Aamiin. Selalu Mbok doakan untuk kebaikan Neng Dezy." Mbok Hani mengusap bahu Daisy, senyum wanita itu berhasil menjadi penyemangat Daisy setiap hari. "Ngomong-ngomong, kok wangi banget? Neng mandi parfum?"
Daisy tergelak. "Bisa dibilang gitu, Mbok, biar Yusuf klepek-klepek!" Lantas menjerit salah tingkah sendiri. Padahal bisa saja Yusuf pingsan karena migran mencium wangi semerbak begini. "Aku berangkat, Mbok, nanti di jalan beli roti dan buah-buahan. 'kan?"
"Iya, jangan berkunjung dengan tangan kosong, kurang mantap kelihatannya."
Daisy mengangguk. "Siap kalau gitu, bakal diingat terus. Dadah, Mbok Hani. Tidur duluan aja, siapa tahu aku pulang larut karena mampir ke rumah Kaily dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Alasan Mencintai Yusuf
Romance[Ini menceritakan kisah Yusuf, anaknya Adam dan Relin dalam cerita ZafinAdam] Cerita ini berkisah tentang seorang gadis berusia 18 tahun memiliki nama lengkap Daisy Yudhistira, baru saja lulus dari bangku sekolah menengah atas. Dia yang begitu pecic...